webnovel

Love Of The Water Dragon

Kerajaan Nocturnus memiliki 2 putri cantik, Alecta adalah yg paling difavoritkan rakyat, dan Glacia adiknya sama sekali tak diperhatikan banyak orang karna tak memilki kemampuan yg menonjol. Hal inilah yg menimbulkan rasa iri dengki pada sang adik. Pada suau hari, Alecta tak sengaja bertemu dgn seorang naga laut saat ia baru saja berlabuh. Naga tersebut berubah menjadi seorang pria tampan dengan penampilan yg unik. Pria dari bangsa naga air itu bernama Nadish. Hari demi hari mereka menghabiskan banyak waktu bersama secara diam-diam dan menjadi sepasang kekasih. Sayangnya, hal ini dimanfaatkan oleh Glacia untuk menjatuhkan kakaknya karna bangsa naga laut memiliki hubungan yg kurang bagus dengan manusia. Sehingga saat Alecta mengajak kekasihnya ke istana, pria itu difitnah tak henti-hentinya hingga mereka berdua berujung pada kematian. Alecta bersumpah akan bangkit lagi ke dunia untuk membalaskan dendamnya. Namun ternyata, roh Nadish kembali hadir untuk memperingati Alecta yg berhasil beringkarnasi, meminta Alecta memutus rantai kebencian dan membuang rasa dendamnya, serta memaafkan adiknya. Akankah Alecta mau mendengarkan pesan dari roh kekasihnya atau terus melanjutkan rencananya utk balas dendam?

Bella_Frasty · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
26 Chs

Chapter 8: Dunia Naga Laut I

Maui dan Nicholas membawa Alecta ke pasar bawah laut. Dikedua sisi jalan kiri dan kanan ada banyak orang yg menjual berbagai macam kebutuhan seperti pakaian, perhiasan, obat-obaran, perabotan dan lain-lain. Barang-barangnya terlihat aneh dan tidak pernah dilihat oleh Alecta. Semua orang tawar menawar dan banyak pedagang yg berteriak untuk diskon jualanannya.

"Nicholas, apa kabar?!" Seru salah satu pedagang.

"Aku baik. Terima kasih." Jawab anak itu.

"Nicholas! Pahlawan kita, kali ini mau beli apa ke pasar?" Tegur pedagang lainnya. Begitu seterusnya.

Semua orang disini mengenal Nicholas karna berhasil menemukan tubuh pangeran Nadish yg hilang. Semenjak kerajaan naga laut menyebarkan berita ini, Nicholas menjadi buah bibir dimana-mana. Ia dikenal sebagai pemberani dan pahlawan cilik, bahkan raja mereka berjanji akan memberikan posisi terhormat dikerajaan saat ia menginjak 18 tahun.

"Kau sangat terkenal yah..." Ucap Alecta dgn nada mengejek. Ia masih berusaha berenang dan melindungi ekornya, takut ia tak sengaja menyenggol seseorang atau menjatuhkan barang dagangan orang.

Nicholas berbalik dan terkekeh. "Alecta, aku tau.. yg layak mendapatkan semua ini adalah kau. Maui juga tau itu."

"Benar, Nicholas menceritakan banyak hal tentangmu. Tapi kami tidak punya pilihan lain selain mengikuti alur." Angguk Maui.

"Semua orang disini sangat sensitif dgn orang kerajaan, kau jg bukan naga laut jadi apa boleh buat." Ucap Nicholas.

Alecta mendengus dgn tangan yg disilangkan. Membuat Nicholas dan Maui tersentak.

"Eh? Apa kau marah padaku, Alecta? Aku minta maaf..." Ucap Nicholas dgn tangan memohon.

Alecta tak mengubrisnya. Nicholas menghela nafas dan melirik Maui, anak itu hanya menaikkan bahunya tanda bahwa dia tidak tau.

"Baiklah, mumpung kau adalah naga laut, aku akan katakan pada Raja bahwa kaulah pahlawan yg sebenarnya, jangan khawatir... Aku akan bilang bahwa kau temanku dan bukanlah manusia dari kerajaan." Ucap Nicholas.

Alecta terbelalak dan menepis tangan Nicholas yg hendak mengajaknya ke istana. "Kau mau berbohong lagi?" Ucap gadis itu.

"Berbohong demi kebaikan. Jika aku katakan semua kebenarannya... Ugh.. aku bahkan tdk mau membayangkannya..." Geleng Nicholas.

"Hm.. I-iya, Nicholas benar. Biarkan kami mengatakan 50 persen kebenaran dan 50 persen kebohongan. Dgn begitu kau aman." Sambung Maui.

Alecta menggelengkan kepalanya. "Sudahlah, tidak perlu. Aku yg memaksa Nicholas utk langsung mengembalikkan tubuh pangeran kalian. Lagipula tanpa dia, aku mungkin tidak akan pernah bisa memberikannya ke raja kalian. Nicholas jg punya peran penting, aku tidak keberatan kok. Maaf jika aku sempat selalu egois..." Ucapnya menunduk.

"Ahh Alecta imut sekali... ti-aduhh..." Ringis Maui saat Nicholas disampingnya mencubit lengannya.

"Tidak perlu minta maaf, aku mengerti Alecta." Ucap Nicholas tersenyum simpul.

Alecta hanya menggaruk tengkuknya yg tdk gatal. Suasana diantara mereka jadi agak canggung, Maui yg peka dgn kondisi mereka langsung membuka percakapan.

"Alecta tdk punya banyak waktu, ayo kita lanjut melihat-lihatnya." Ucap Maui dgn tepukan kecil.

Mereka lanjut berenang dan melihat-lihat beberapa barang unik. Namun diujung akhir pasar, parsel kerang yg diberikan ibunya Nicholas tadi tak sengaja jatuh dari tangan Alecta. Saat gadis kecil itu hendak menunduk utk mengambilnya, seseorang tak sengaja menabraknya.

"Hey nak, jangan berhenti di tengah jalan."

Alecta yg tak biasa melihat wujud naga laut penuh tersebut berteriak karna kaget. Semua orang jadi menghentikkan kegiatan mereka dan menoleh ke sumber suara, sedangkan Alecta yg ketakutan langsung bersembunyi dibelakang Nicholas.

"Apa? Apa ada yg aneh ditubuhku?" Naga laut berukuran besar tersebut mengecek ekornya dan seluruh tubuhnya. "Apa kau melihat kail pancing atau jaring ikan manusia di tubuhku?" Ucap naga bicara tsb sembari masih mengecek bagian belakang tubuhnya.

"Menyeramkan." Bisik Alecta.

Nicholas tersenyum rengkuh ke arah naga laut tersebut. "Ti-tidak ada apapun kok pak, maafkan temanku... dia hanya terkejut." Ucapnya.

Naga laut tersebut berubah menjadi setengah manusia seperti Nicholas dan yg lainnya dan menatap sinis. "Kau pikir aku lelucon nak? Nicholas, temanmu ini bkn kaget, tapi dia ketakutan, seolah tidak pernah melihat wujud naga laut utuh. Atau jangan-jangan..." Orang itu menyipitkan matanya dan memandangi Alecta.

"Pak, dia teman baru kami yg baru pindah ke pantai atas. Dia dilahirkan di daratan dan orangtuanya jarang memperlihatkan wujud mereka." Sela Maui.

"Naga laut yg tinggal di daratan? Aneh sekali..."

Saat naga laut berkumis itu hendak mengatakan sesuatu lagi, seorang pengantar surat menegur orang ini. "Lapor pak kasim, perjamuan kerajaan akan dimulai sebentar lagi."

Naga laut yg keliatannya orang penting tersebut mendengus ke arah Alecta dan yg lainnya, ia masih menatap curiga dan berubah menjadi wujud naga laut utuh, lalu pergi dgn kata yg tertunda dibibirnya.

"Oh, hallo Nicholas. Kenapa tidak mampir ke istana? Raja pasti senang menyambutmu." Sapa ramah naga laut pengantar pesan tersebut.

Nicholas tersenyum simpul. "Selamat siang pak pos, sepertinya tidak. Aku harus mengajak teman baruku jalan-jalan dulu."

"Ooh, dia?" Tunjuknya pada Alecta. Pak pos itu terkekeh. "Dia anak yg cantik, tapi kalian belum cukup umur utk berpacaran. Tunggu sampai kalian sdh dewasa, oke?" Beliau menepuk lembut kepala Nicholas.

"A-apa? Kami tidak-"

"Kalo begitu sampai nanti, jgn lupakan kelas pelatihanmu yah." Lambai pak pengantar pesan itu dan berenang menjauh.

"Apa maksudnya? Aku tidak berpacaran dgnmu!" Ucap Alecta sinis.

Nicholas baru sadar bahwa semua orang melihat mereka sambil terkekeh dan berbisik-bisik.

"Eeh... anu.. Nicholas..." Maui menunjuk ekor mereka berdua dgn pipi yg memerah.

Seketika mata Nicholas terbelalak. "Alecta, apa yg kau lakukan?! Cepat lepaskan aku.." Ucapnya panik sembari ragu-ragu menyentuh ekor gadis itu yg melilit di ekornya.

"Kenapa? Jika aku melilitkan ekorku padamu, aku tidak akan tertabrak dan tersesat. Aku lelah trus melindungi ekor panjang ini agar tidak menyentuh orang lain. Yg tadi itu sudah cukup mengerikan bagiku." Jelas gadis polos itu.

Pipi Nicholas terasa panas dan memerah. "Kumohon... rasanya geli. Lepaskan aku." Ucap Nicholas sembari melirik kanan-kiri.

"Alecta.. i-itu.. hal seperti ini tidak boleh dilakukan bagi naga laut, karna kau perempuan.. kami bahkan tidak bisa menyentuh ekormu, jadi tolong lepaskan dulu yah... kau tidak lihat seberapa keras Nicholas menahannya." Ucap Maui tersenyum rengkuh.

Alecta menatap Nicholas dgn tatapan heran dan melepaskan ekornya seolah melepaskan tali raksasa. Hal ini tentu saja mengundang tawa orang-orang disekitarnya.

"Kalian ini ada-ada saja..." Tegur salah satu orang yg lalu lalang.

Nicholas mengusap kasar wajahnya dan menarik tangan Alecta dan Maui menjauh dari kerumunan pasar. Nicholas membawa mereka ke taman bawah laut, dimana ada beberapa anak seumuran mereka yg mengobrol dan bermain.

Alecta berdecih dan melepaskan tangan Nicholas. "Apa salahku? Kenapa kalian terlihat panik?" Ucap Alecta kesal.

"Saling melilit ekor adalah hal yg dilakukan pasangan, itu saja mereka harus melakukannya ditempat sepi, bukan umum seperti tadi." Jelas Maui.

"Ck. Apanya yg aneh dgn melilit seperti ini?" Ucap Alecta sembari melingkarkan ekornya diekor Nicholas.

"Aah cukup, tolong lepaskan..." Tangan pria kecil itu gemetar.

Alecta melepaskan ekornya dari dia. "Aku tidak mengerti dgn aturan aneh kalian." Dengus Alecta. "Apalagi si pak galak tadi, kenapa juga dia harus berenang dalam wujud naga jelek itu. Kenapa yg lainnya tidak berubah seperti itu?"

"Berubah wujud naga laut utuh bisa meningkatkan kekuatan dan kecepatan berenang, sepertinya bapak tadi sedang buru-buru. Istana lumayan jauh dari sini... kalau tidak diperlukan, maka kami akan tetap dalam wujud setengah naga." Jelas Maui.

Alecta ber-o-ria. "Coba berubah ke bentuk nagamu, aku ingin lihat seperti apa..." Ucap Alecta sumringah.

Maui dan Nicholas tersenyum rengkuh. "Sebelum menginjak 18 tahun, kami tidak bisa berubah menjadi naga utuh ataupun manusia utuh."Jawab Nicholas.

"Ooh begitu. Semoga bentuk naga kalian nanti tidak jelek seperti tadi." Ledek Alecta.

"Eeh, Alecta kok ngomongnya gitu?" Ucap Maui tersenyum masam.

"Hahaha... bercanda. Kalian berdua sudah terlihat tampan, tak peduli bagaimana wujud kalian aku tetap suka." Ucapnya terkekeh.

"Apa yg kau bicarakan? Astaga.." Geleng Nicholas.

"Ya sudah. Aku sangat lapar, kita sudah melewatkan jam makan siang. Bagaimana kalo kita ajak Alecta mencoba makanan naga laut?" Ujar Maui.

Nicholas mengangguk. "Iya, ayo kita makan ditempat langganan..." Kekehnya.

"Aku harap makanan kalian wajar dan enak." Ketus Alecta meragu.

"Jangan khawatir, makanan disini enak dan normal kok. Ayo..." Tarik Nicholas.

Mereka bertiga langsung menuju ke tempat makan yg dibicarakan.