webnovel

Love Me Once More

Ketika Kimberly memutuskan menghentikan pernikahan yang membelenggunya, dengan cinta yang tak terbalas selama tiga tahun lamanya bersama Luis. Taipan kaya yang dingin dan tidak berperasaan. Tiba-tiba saja semuanya berubah menjadi hal yang tidak akan pernah Kimberly bayangkan apalagi menduganya. Cinta itu akhirnya terbalas namun saat ia sudah akan menyerah. Dan ketika situasi mulai membaik, Tuhan sekali lagi menguji mereka. Bisakah mereka tetap mempertahankan apa yang seharusnya mereka lakukan sejak lama atau membiarkan hal tersebut lepas begitu saja.

Mataharisenjaa_ · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
7 Chs

Pulang

"Aku yang memulainya maka aku yang harus mengakhirinya." Kimberly Adriana Smith.

"Baiklah sekarang sudah saatnya Peri cantik ini pergi, aku kan merindukan kalian semua."

Saat ini, Kim sedang berpamitan pada para staf rumah sakit. Meskipun hatinya merasa tidak rela untuk pergi, tapi tetap saja ia harus pergi. Masih ada beberapa tugas yang harus ia kerjakan seperti berpisah dari suaminya dan memberikan hukuman pada bibinya.

"Hati-hati dijalan, ingat untuk sering berkunjung karna kami akan merindukan mu," ucap salah satu perwakilan dari pihak Rumah Sakit.

"Tentu, walau dengan berat hati aku harus pergi." Tidak terasa air matanya menetes saat akan masuk ke dalam taksi yang sudah di pesan oleh Raihan.

"Ingat untuk menjaga kesehatan mu. Jangan sampai kau masuk rumah sakit lagi." Walau hatinya sedih karna harus berpisah dari gadis itu. Tapi Raihan tidak ingin bertindak egois dengan menahannya. Bagaimana pun mungkin saja Kim memiliki keluarga yang sedang mencarinya, meskipun tidak melihat ada kerabat yang mencarinya.

"Siap Dok, aku akan menjaga kesehatan ku dan akan merindukan wajah tampan Dokter." Kim masih saja menyempatkan diri merayu Raihan.

"Hais, kau masih saja begitu." Raihan mengacak-acak rambut gadis itu, hatinya sangat senang saat mendengar kalimat terakhirnya.

"Baiklah aku pergi, aku mencintai kalian semua," ucap Kim.

Setelah itu ia masuk kedalam taksi dan meminta supir untuk pergi ke rumah suaminya yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya. Ia tidak akan menjadi Kim yang bodoh karena cinta. Sudah cukup dua tahun yang sia-sia.

"Aku pasti akan menyelesaikan semua ini." Janjinya dalam hati.

Setelah satu jam berkendara, akhirnya ia sampai dan turun dari taksi, tidak lupa dengan wajah anehnya yang sudah ia polesi dengan make up yang tebal.

Ia tidak ingin pria itu melihat wajah aslinya, karena tujuannya adalah perceraian. Dia juga sudah menggunakan wajah jelek itu selama pernikahannya dan suaminya sangat membenci serta jijik dengan penampilannya. Jadi tidak ada salahnya tetap menggunakan meskipun akan segera bercerai.

Itu semua berkat hasutan dari wanita yang ia kira adalah sahabatnya, ia mengikuti semua ide yang diberikan oleh wanita itu dan baru sadar jika dia di jebak sebelum kecelakaan itu terjadi. Bahkan sekarang mulai curiga bahwa kecelakaan itu adalah perbuatanya karna wanita itu juga mencintai suaminya.

Jika ditanya kapan awalnya ia mengenal wanita tersebut. Mungkin setelah ia menikah dengan sang suami. Karena sejak awal memang suaminya tidak perduli dengan wajah aslinya karena bagaimana pun pernikahan ini akibat keegoisannya, maka selama mereka menikah suaminya tidak perduli tentang perubahan sehingga wanita yang sekarang ia tahu adalah calon istri dari pria yang masih sah menjadi suaminya bisa dengan bebas menaruh racun.

"Nona Kim, akhirnya anda kembali." Tiba-tiba saja Kim dikejutkan dengan suara seorang wanita paruh baya. Dan betapa bahagianya ia saat melihat sosok yang sangat menyayanginya selama ia tinggal di rumah mewah itu.

"Halo bibi An, senang bisa melihat mu lagi," ucap Kim lalu memeluk pembantu itu. Dia adalah kepala pembantu di rumah mewah itu, Kim menghormatinya karena wanita paruh baya tersebut selalu sopan dan sayang padanya.

"Anda dari mana saja Nona? Kami sudah mencari mu selama lima bulan ini."

"Maafkan aku bibi An," ucap Kim tanpa menjelaskan alasan dibalik kehilangannya. Mereka berjalan masuk kedalam rumah dan terus berbicara, Kim tidak banyak membawa barang. Ia tidak ingin memberi tahu kejadian yang sudah ia alami kepada bibi An.