webnovel

Istriku Online

Yuedi membayar ke kasir, sementara yang lain menunggu di depan pintu. Mereka sedang berdiskusi mau pergi kemana lagi. Mika ingin berbelanja ke Pasar Malioboro, yang lain setuju. Anak - anak cowok pun menemani mereka belanja.

Inggit : Kamu nggak ikut Hen?

Heni : Aku balik duluan aja.

Roni : Aku antar Hen.

Heni : Aku naik angkot saja Ron. Makasih.

Roni : Naik angkot lama, ayo kuantar.

Heni : Lain kali aja Ron. Mobilmu juga kan dipakai untuk mengantar mereka belanja.

Roni : Aku antar sampai kamu dapat angkot ya.

Heni : Baiklah

Yuedi : Aku juga pulang duluan, ada janji. Bye semua.

Heni dan Roni berjalan menuju tempat mangkal angkot. Sementara Yuedi berjalan sebaliknya, sedangkan yang lain berjalan ke tempat parkir mobil.

Sepuluh menit kemudian, angkot yang Heni tunggu pun tiba. Dia duduk di pojok belakang menghadap jendela. Dia melihat Roni tersenyum sambil melambaikan tangannya. Heni membalasnya, dan berpaling melihat pemandangan di sekitarnya.

Heni teringat perkataan Yuedi waktu mereka ngobrol di pinggir pantai. Heni membayangkan dirinya kembali ke kampung halaman setelah menamatkan pendidikannya. Jadi, sekarang ini dia masih memiliki hidup bebas satu setengah tahun lagi. Apa yang akan dia lakukan jika dia bisa mengulang kembali hidupnya?

Heni memikirkan, kehidupan apa yang dia inginkan. Heni tidak menginginkan nilai yang bagus, dia tak peduli dengan gelar yang diraihnya. Dia ingin merasakan bernyanyi di karaoke, bermain game sepuasnya, ingin jalan - jalan, dan ingin merasakan yang namanya cinta ....

Namun, semua itu dipandang buruk oleh ibunya. Kenapa orang lain bisa, sedangkan dia tidak. Dia harus selalu menjadi anak yang taat dan patuh pada ibunya, seperti boneka. Heni sudah muak memendam perasaan itu semua selama ini.

Selesai makan malam, Heni duduk menatap komputernya melihat shortcut ikon Perfect World. Heni berpikir lama, hingga akhirnya dia memutuskan untuk membuka youtube, dan mencari siaran langsung Tears. Heni mulai mengikutinya.

Heni memakai headphonenya, dan dia mendengar suara Tears, menunjukkan bahwa dia tidak salah masuk channel. Bagaimanapun juga, dia hanha mendengarkan Tears mengucapkan beberapa kata, yang kemudian diikuti suara orang lain yang tak dikenal.

Heni melihat karakter Tears sedang melakukan battle 1v1 dengan pemain lain. Heni hanya melihat kedua pemain saling menyerang dan mengeluarkan skill, namun Heni tak tau nama - nama skill itu, dia hanya melihat jumlah darah Tears tidak kurang sama sekali.

Heni melihat siaran itu hanya beberapa menit, kemudian dia menutupnya dan membuka Perfect World. Heni berpikir bahwa Tears sedang siaran langsung, jadi Tears tidak akan memperhatikan dirinya.

***

Pertarungan yang sengit masih berlanjut, dan Yuedi juga diam. Semua sibuk dengan analisisnya masing - masing. Apakah Tears akan menang lagi? Dengan satu hit lagi, musuh akan kalah, dan disaat bersamaan, muncul sistem di atas kepala Tears -

[ Sistem ] : Kekasihmu Love telah online.

Seketika itu juga, suasananya menjadi sunyi. Karakter Tears berhenti bergerak, para penonton merasa terkejut. Lawan Tears kali ini adalah pemain nomor satu di server lain, Campina. Ketika dia melihat Tears berdiri tak bergerak selama sepuluh detik, dia juga merasa ada yang tak beres, dan dia pun terdiam juga.

Campina : hei, ada masalah?

Tears : aku menyerah.

Campina : ....

Tears : istriku online, jadi kali ini kau kubiarkan menang.

Campina : ... Wtf!

[ Sistem ] : Pemain Tears meninggalkan Arena.

***

Memasuki game, Heni melihat karakternya masih berdiri di tengah taman yang lapang. Heni melihat sekitarnya, kemudian dia menemukan lokasi misinya. Heni pun mengarahkan karakternya menuju ke lokasi tersebut, dan mulai membunuh momon.

Ketika Heni sedang asyik membunuh momon, tiba - tiba muncul Tears di depannya.

Tears : kamu disini.

Love : .... Kenapa kamu disini? Bukannya kamu sedang siaran?

Tears : Kamu tahu? Kamu mengikuti siaranku?

Love : ....

Tears : Aku melihatmu online, jadi aku langsung teleport ke sini untuk bertemu denganmu.

Love : Bagaimana dengan siaranmu?

Tears : Itu gampang, aku bisa melakukannya kapan saja, tetapi kamu, kamu jarang online. Susah bermain bersamamu.

Love : .....

Heni ingin mengatakan sesuatu, namun berhenti karena tiba - tiba banyak pemain yang datang ke arah mereka. Dan mereka mengeluarkan skill ke arah Love, secara otomatis Tears langsung menolong Love. Tears mengajak Love untuk berada dalam satu tim, supaya dia dengan mudah memantau jumlah darah di karakter Love.

Love : Kenapa tiba - tiba banyak pemain yang menyerangku?

Tears : Entahlah, mungkin mereka tadi melihat siaranku, dan mengetahui kalau kamu online. Jadi, mereka mengikutiku.

Love : Memangnya aku ini World Boss. Semua gara - gara kamu!

Tears : ....

Love : Penggemarmu tak suka padaku, jadi mereka menyerangku.

Tears : Tapi aku menyukaimu, aku tak peduli pada mereka.

Love : ....

Tears : Ayo, kita pergi dari sini.

Tears mengajak Love untuk menunggangi kuda bersama, meninggalkan para pemain yang masih sibuk mengejarnya. Heni melihat pemandangan di sekitarnya berubah seketika, dia melihat air terjun yang besar. Mereka berdiri diatas jembatan, yang bergantung dekat dengan air terjun. Tiba - tiba muncul penampakan seorang cowok memakai baju ungu. Heni melihat nama karakternya, ternyata dia adalah Borabora. Heni berdiri di belakang Tears.

Borabora : Tears, kenapa kau tak pernah membalas pesanku!!

Tears : kenapa?

Borabora : mana istrimu?

Tears : ada perlu apa dengan istriku?

Borabora : Biarkan aku melihatnya!! Aku datang ke sini hanya untuk bertemu dengannya!!

Tears : Dia istriku, bukan istrimu. Walaupun kau melihatnya, dia tak akan jadi milikmu. Jadi, apa gunanya kau melihatnya?

Borabora : Aku hanya penasaran!! Dia membuatmu meninggalkan siaran langsung, membuat penggemarmu heboh menjadi gila, aku hanya ingin tahu cewek seperti apa yang bisa mendapatkan perhatianmu.

Love : ....

Borabora : Oh, jadi ini. Kukira kamu hanya pemain yang sedang lewat, soalnya aku tak tahu kalau kamu masih level 30.

Love : ....

Tears : Kau sudah melihatnya, sekarang pergi sana.

Borabora : Aku juga ingin bermain dengannya.

Sepertinya Tears sudah tak mampu lagi membendung amarahnya, dan secepat mungkin menyerang Borabora. Tak lama kemudian, Borabora terbang meninggalkan mereka. Tears masih ingin menyerangnya, namun Borabora sudah berada di luar jangkauan skill.