*******************************
Ariana, yang sama sekali tidak mengharapkan hal seperti ini terjadi, juga mundur dan memandang dada berotot pria itu saat ia berbalik menghadapinya.
Memang tidak perlu.
Karena tidak mungkin dia salah mengenali orang lain, walaupun dia sampai menjadi buta sekalipun.
Terutama saat aroma mewah namun memikat berupa bergamot, musk, dan amber memenuhi hidungnya begitu pria itu mendekat.
"Selamat pagi, Pallas. Senang sekali melihatmu di pagi yang begitu awal," ujar Nicolai sebagai seolah tidak melihat pria yang berdiri di belakangnya.
"Saya tidak bisa mengatakan hal yang sama,"
'Apa yang kamu lakukan di sini?'
Merasa ada yang tidak beres, Ariana mengerutkan keningnya dan ingin membetulkan dirinya, tetapi Nicolai sudah mengerti kesalahannya. Dia tertawa pelan dan berkomentar, "Apakah kehadiranku membuatmu gelisah, Pallas?"
"Saya membuat kesalahan yang konyol."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com