webnovel

Flower 10

"Hmmm.... kau memiliki selera yang unik." ujarnya pada gadis pertama. Sang nyonya rumah tidak hanya akan memberikan pujian sederhana pada rangkaian yang menurutnya tidak menarik. Walaupun tutur kata yang ia lontarkan sangat sopan dan lembut, mereka bisa tahu jika wanita paruh baya itu tidak menyukai hasil karya mereka.

Pada saat giliran Youna, nyonya Konx bertanya, "komposisi yang kau berikan cukup bagus. Kenapa kau hanya menggunakan mawar merah pada rangkaianmu?" walaupun Youna adalah anggota militer dalam legion terkenal seperti Eagle Sky, namun keanggunan pada dirinya juga tidak kalah dengan semua wanita bangsawan yang mengikuti pemilihan.

"Aku memilih mawar merah karena mawar adalah bunga yang sangat indah. Selain memiliki aroma yang memabukkan, menurutku mawar juga sangat menarik." nyonya Knox terlihat tertarik untuk mendengarkan penjelasan Youna.

"Keindahan bunga mawar bisa menarik siapa saja untuk memetiknya. Kelopak bunga mawar begitu rapuh saat disentuh, namun di balik kelopak yang rapuh itu, bunga mawar juga memiliki duri yang dapat melukai mereka yang sembarangan saat mengambilnya. Jadi menurutku, walaupun lemah, bunga mawar memiliki cara lain untuk melindungi dirinya. Ini mengingatkanku pada diriku sendiri, mungkin aku adalah orang yang lemah, namun aku akan melakukan apapun untuk menutupi kelemahan yang aku miliki itu."

"Dia pandai bicara." bisik Irish pada Quinn yang tetap tenang memperhatikan Youna Scarlett.

"Pemikiran yang bagus. Aku juga cukup menyukai rangkaian yang kau buat." dari sekian gadis yang telah dilihat oleh nonya Knox, Youna adalah gadis pertama yang mendapatkan respon pertama dari sang nyonya rumah. Dari mata orang luar, sang nyonya rumah sudah memiliki ketertarikan kepada Youna sejak awal.

Para gadis sudah mulai berbicara mengenai pemilihan ini hanyalah sebuah formalitas berlaka. Nyatanya mereka percaya jika Youna Scarlett sudah dipastikan menjadi orang yang akan terpilih sebagai istri sang jenderal. Wanita itu adalah anggota pasukan elit, keluarga Knox adalah keluarga militer, mereka akan menyukai menantu yang juga seorang prajurit. Selain itu Youna juga digosipkan sebagai kekasih sang jenderal itu sendiri. Mereka yang menyukai gosip tidak akan ketinggalan dengan berita ini. Bagaimanapun keluarga Knox pasti akan menghargai pendapat sang anak.

Bukan hanya cantik, Youna juga gadis yang kuat dan pintar, dia juga memiliki latar belakang keluarga yang tidak kalah berpengaruh di seluruh planet.

Ketika sampai di meja Irish, kerutan pada kening nyonya Knox bertambah, ia nampak seperti ingin mengatakan sesuatu, namun yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Nona Gold juga memiliki selera yang sangat unik."

"Terima kasih." ujar Irish yang sudah tahu dengan hasil karyanya, hanya saja ia juga tidak terlalu ambil pusing dengan respon yang diberikan oleh sang nyonya rumah.

Setelah Irish, selanjutnya adalah meja milik Quinn. Sejak lama, Quinn terbiasa untuk tidak menunjukan emosinya, bahkan ketika sang nyonya rumah mendekat, wanita berambut gelap itu hanya mengangguk singkat, membiarkan wanita paruh baya itu melihat rangkaian bunga yang telah ia bentuk.

Ada hal yang berbeda dengan raut wajah nyonya Knox saat melihat rangkaian bunga milik Quinn, "Ikebana?" tanya wanita itu, mengalihkan matanya dari rangkaian bunga di depannya untuk melihat gadis muda yang berdiri dengan aura yang sangat dingin.

"Ya. Anda tidak mengatakan secara spesifik rangkaian seperti apa yang harus aku buat. Aku pikir karena sejarah keluarga yang anda miliki, ikebana adalah rangkaian yang sesuai dengan kelaurga Knox." jawab Quinn tenang.

"Tetapi tidak banyak orang yang tahu tentang ini sekarang." balas sang nyonya rumah.

"Hmm, aku suka membaca beberapa hal yang berhubungan dengan tanaman."

Ketika mata Quinn bertemu dengan pandangan milik sang nyonya rumah, ia segera mengalihkan pandangannya.

"Kalau begitu apa kau bisa mengatakan kepadaku kenapa kau menggunakan bunga krisan dan lotus pada rangkaian yang kau buat ini?" sang nyonya rumah mengangkat tangannya untuk menyentuh kelopak bunga krisan putih yang sedang mekar, hanya saja ia urungkan kembali.

"Awalnya aku ingin menggunakan bunga matahari karena bunga matahari melambangkan keabadian. Namun karena kerluarga Knox menggunakan bunga krisan merah sebagai simbol, aku memutuskan untuk menggunakan Krisan putih sebagai simbol kesucian, kepolosan dan keabadian. Sedangkan bunga lotus, aku memilihnya karena memiliki warna yang cantik namun juga tidak menutupi warna netral pada krisan putih. Selain itu lotus juga memiliki arti kedamaian." ujar Quinn dalam satu tarikan nafas seraya memandang lama pada lotus yang terapung di atas air.

"Sebagai salah satu 'seed' pada pemilihan keluarga Knox, aku berharap kedamaian, kejayaan, serta kemakmuran keluarga Knox akan terus abadi. Begitu juga dengan semua anggota keluarga yang ada." entah apa yang Quinn pikirkan, sedikit senyuman tulus tercipta di sudut bibirnya. Harapan ini juga ia buat untuk dirinya sendiri. Karena selama bertahun-tahun, hidupnya dihantui oleh rasa takut, ia ingin kehidupan yang damai dan tenang.

"Anda memiliki banyak bunga yang sangat cantik. Belum lagi semua bunga yang ada di sini adalah bunga langka. Aku dengar sangat sulit untuk menumbuhkan bunga-bunga yang berasal dari bumi di sini." Quinn mengakhiri penjelasannya dengan sebuah pujian yang langsung dari hati. Hanya karena ia menjadikan pemilihan ini sebagai pelarian dari Jacob, bukan berarti ia akan melakukan semua hal dengan setengah hati. Ia tidak ingin mempermalukan paman dan bibinya. Baginya, hanya mereka yang kini tersisa.

Di sisi nyonya knox sendiri, sang nyonya menghabiskan waktu beberapa saat sebelum berkata kembali, "bukankah kau punya ketertarikan pada tanaman? Aku bisa membawamu melihat taman kami jika kau bersedia."

Ragu dengan pendengarannya sendiri, Quinn menoleh untuk mendapati jika raut wajah sang nyonya rumah terlihat sangat puas. "Terima kasih. Aku akan senang untuk berkunjung." balas Quinn dan nyonya Knox berlalu darinya.