webnovel

Flower 08

Hari-hari pertama di rumah kediaman keluarga Knox terasa seperti pemilihan yang sudah-sudah bagi Quinn. Dua puluh orang putri keluarga bangsawan maupun orang-orang terpandang lainnya berusaha keras menjaga sikap mereka.

Mengikuti permilihan sama artinya untuk tinggal dan beradaptasi dalam keluarga yang baru. Mereka akan tidur serta tinggal di tempat yang telah disediakan oleh keluarga yang mengadakan pemilihan. Beberapa keluarga memperlakukan seed yang datang seperti seorang ratu, sedangkan keluarga lainnya lebih suka melihat sejauh mana mereka bisa beradaptasi.

Seperti dipemilihan keluarga Knox, mereka memberikan tempat yang nyaman untuk tidur dan makanan yang lezat setiap harinya, hanya saja hampir sebagian besar kegiatan sehari-hari akan dilakukan oleh masing-masing individu.

Beberapa wanita yang sejak kecil tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah sederhana akan panik dan putus asa. Dalam waktu kurang dari seminggu tidak sedikit dari mereka yang mengeluh.

Seperti sekarang, mereka harus bangun pagi-pagi untuk mencuci pakaian mereka sendiri, setelah itu mereka harus memasak makanan secara berkelompok, lalu setelah semua kegiatan harian selesai, barulah nyonya rumah Knox datang untuk memberikan pengetahuan keluarga mereka.

"Apa kau yakin jika ini hanyalah rumah kediaman keluarga Knox? Mereka punya seluruh gunung sendiri." keluh Irish. Pagi-pagi sebelum matahari terbit mereka sudah mencuci pakaian di sungai kecil di tengah pegunungan yang masih dalam wilayah kediaman keluarga Knox.

Keluarga Knox bukanlah keluarga biasa. Tempat mereka sekarang bukanlah kediaman utama yang berada di tengah kota. Ini seperti rumah singgah keluarga Knox yang ada cukup jauh dari pusat kerajaan Crescere. Seperti yang Irish bilang, keluarga Knox bahkan miliki seluruh gunung untuk mereka sendiri.

"Aku tidak akan terkejut jika mereka menyuruh kita mendaki bukit untuk berburu. Ini pemilihan atau seleksi menjadi pelayan? Sekarang sudah sangat maju, kenapa kembali ke jaman primitif seperti ini? Bahkan di sekolah tidak lebih merepotkan dari ini." irsih adalah wanita yang jauh lebih kuat dari semua gadis yang ada di sana, walau mulutnya selalu mengeluarkan keluhan tiada henti, ia selalu mengerjaan tugasnya secara tepat waktu.

"Kakak, aku pikir tanganku membeku." Seeli— gadis yang sudah beberapa hari ini selalu bersama mereka mengeluh. Dia adalah anggota termuda yang mengikuti pemilihan ini, karena sudah lama mengenal Irish, mereka menjadi sering bersama-sama.

Air di pegunungan di pagi hari masih sangat dingin. Benar saja, rasanya bukan hanya tangan Seeli yang membeku, namun dirinya juga.

"Kenapa kau tidak keluar saja jika setiap hari yang bisa kau lakukan hanya mengeluh?" Shoure melemparkan keranjang bawaannya ke dalam genangan air yang mengenai Irish dan Quinn.

"Bisakah kau lebih hati-hati?" ujar Quinn tenang, walaupun begitu dia tidak menyembunyikan rasa kesalnya.

"Oh, aku tidak melihatmu di sini." ujarnya acuh tak acuh.

"Hei, aku tahu keluargamu diisi oleh brengsek semua, tetapi bisa kah kau tidak menunjukkannya terang-terangan begini?"

"Apa kau perlu membawa keluargaku? Sekarang hanya ada kau dan aku di sini." Shoure menantang Irish yang juga sudah bersiap-siap. Sejak hari pertama mereka berdua selalu bertengkar, tidak sekali ataupun dua kali, hampir setiap kali bertemu mereka akan bertengkar, bahkan di depan nyonya Knox sekalipun.

"Ayo kita selesaikan masalah kita sekarang juga. Sudah lama aku ingin mencakar wajah busukmu itu." pertengkaran Irish dan Shoure kali ini lebih instens dari yang sudah-sudah. Quinn berusaha melerai, sayangnya kedua wanita itu tidak menggubrisnya, malah pada akhirnya Quinn harus terjatuh ke dalam sungai dan membuat seluruh pakaiannya basah.

"Hei, hei, hei. Apa yang kalian lakukan?" sebelumnya tidak ada yang berani melerai pertengkaran Irish dan Shoure, mereka hanya melihat dari kejauhan apalagi setelah melihat Quinn jatuh ke dalam sungai. Namun sekarang seseorang datang, dengan cepat ia menarik tangan Irish dan Shoure secara bersamaan, memisahkan mereka berdua dengan sangat mudah.

Youna Scarlet, wanita yang sudah menarik perhatian semua orang di hari pertama memberi pandangan tajam kepara Irish dan Shoure yang masih mencoba untuk menyerang satu sama yang lain.

"Bisakah kalian berdua berhenti? Aku tidak segan-segan melaporkan kalian berdua kepada kepala pelayan." semua gerakan mereka diawasi oleh kepala pelayan, Quinn bahkan sempat berpikir jika keluarga Knox sudah mengawasi seiap gerakan mereka sejak pertama kali memasuki tempat ini.

Sebagai seorang anggota militer Nasional yang tergabung dalam pasukan elit kerajaan, hal seperti ini adalah hal sepele bagi Youna. Diantara seluruh gadis, Youna adalah satu-satunya wanita yang berada di kelas S, siapapun tidak kan bisa mengalihkan mata dari bunga merah maroonnya yang terekspos jelas di pelipis wanita itu. Siapapun akan sangat bangga dengan warna bunga seperti yang dimiliki oleh Youna.

"Hei, ini bukan urusanmu, bisakah kau tidak mengganggu?" ujar Irish, temperamennya sudah buruk sejak awal, dia juga tidak pernah menunjukkan rasa hormat kepada siapapun dan dia juga tidak pernah merasa Youna adalah pemimpin di sini.

Kening Youna bertaut, ia lalu menoleh kepada bunga yang ada di pelipis Irish, "jika kau tidak ingin berada di sini, seharusnya kau segera pergi dari sini dari pada membuat masalah."

"Youna, Youna. Kau lihat wanita gila ini? Dia menyerangku begitu saja!" tambah Shoure yang sudah terlihat berantakan.

Quinn yang sudah basah dan kedinginan mendekati Irish, "jangan pedulikan dia, ayo pergi dari sini." Irish yang merasa bersalah melihat Quinn basah kuyup menjadi tidak tega. "Maafkan aku oke. Aku tidak sengaja." Quinn mengangguk. Tubuhnya sudah dingin, ia juga tidak punya energi untuk marah.

Dengan dibantu oleh Seeli yang diikuti oleh Irish, Quinn pergi dari sana. Di perjalanan Seeli berkata, "kakak, aku tidak tahu kenapa Youna masih memperhatikan kita."

Irish menoleh kebelakang "sepertinya dia terkejut karenamu, Quinn."

"Hmm? Ada apa denganku?" tanya Quinn singkat.

"Itu, mungkin karena bunga abu-abu di pelipismu? Youna itu banyak sedikit agak rasis. Kau tahu apa yang dia lakukan pertama kali saat bertemu seseorang? Yaitu dia akan melihat warna 'flower' orang tersebut sebelum melihat wajah atau sifatnya. Dari sana ia akan memutuskan bagaimana ia bersikap kepada orang tersebut. Seperti tadi, saat melihat 'flower' ku, dia langsung memilih untuk tidak berdebat denganku."

Bunga abu-abu di pelipis Quinn yang selama ini tertutupi oleh rambutnya, sekarang terpampang sangat jelas setelah ia terjatuh ke dalam sungai. Jika sebelumnya tidak ada yang sadar akan hal itu, kini semua orang tahu jika the flower di kening Quinn Flos berwarna abu-abu.