webnovel

Flower 06

Pemilihan keluarga Knox menjadi berita terhangat tahun ini. Hal ini menjadi berita besar dan dibicarakan di mana-mana. Bagaimana tidak, ini adalah pemilihan untuk sang jenderal Planet Soul. Jenderal mereka yang merupakan pria terkuat seantero planet, yang memilki 'Flower' langka yang hanya muncul sekali dalam beberapa tahun. Seseorang yang bahkan raja sendiri tidak akan berani mengusiknya.

Sejak awal sudah banyak gadis-gadis yang berniat untuk melamar menjadi calon istri sang jenderal. Mereka sudah lebih dulu ingin menjadi 'seed' dalam pemilihan keluarga Knox ini, sayangnya pemilihan ini lebih ketat dari pemilihan istri pangeran mahkota, dari ratusan keluarga yang mencalonkan putri mereka, hanya 20 orang gadis yang benar-benar dapat menjadi 'seed' di keluarga sang jenderal.

Salah satunya adalah Quinn Flos, dia bukan gadis terkenal, walaupun keluarga Flos dulunya adalah keluarga bangsawan yang berada, sekarang kelurga Flos hanya tinggal dirinya sendiri. Pamannya Harries Dariel adalah adik tiri ibunya dari ayah yang berbeda. Hubungan keluarga yang sangat rumit, namun siapa sangka kini sang paman menjadi satu-satunya orang yang bisa ia panggil keluarga.

Quinn berdiri di depan kediaman keluarga Knox yang sangat megah. Rumah itu memiliki sentuhan tradisional yang sangat kental. Sejarahnya, nyonya Knox adalah keturunan asia timur ketika manusia masih tinggal di bumi, sedangkan kepala keluarga Knox memiliki darah bangsa eropa sebelum seluruh manusia meninggalkan bumi lebih seribu tahun yang lalu. Quinn tidak pernah melihat bagaimana planet bumi sekarang, namun ia mengenal dan mempelajarinya saat sekolah. Tidak heran jika rumah kediaman Knox sangat berbeda dengan rumah pada umumnya.

Di hari pertama, para gadis yang mengikuti pemilihan harus menggunakan pakaian tradisional asia timur untuk menghormati nyonya Knox. Quinn yang dibalut dengan pakaian biru muda yang bergoyang diterpa angin seperti pahatan sempurna. Kulitnya yang pucat dan wajahnya yang tenang, dengan hidung tinggi yang terlihat pas dengan wajahnya serta dihiasi dengan bibir merah alami. Dalam sekejap saja, Quinn sudah menjadi perhatian media masa yang sudah bersiap sejak pagi di depan pagar rumah keluarga Knox.

Quinn yang merasa tidak nyaman dengan kamera dan keramaian itu menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya. "Hei, kalian semua, bukankah kehadiran kalian di sini sangat mengganggu? Setahuku keluarga Knox sangat menjaga privasi pemilihan ini. Kalian malah membuat keributan di sini." ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari mobil luar angkasanya. Menggunakan pakaian berwarna merah lembut, wanita tinggi itu menggerakan tangannya seperti mengusir para wartawan yang berkerumunan.

"Kecuali kalian sudah memiliki ijin dari keluarga Knox, kalian boleh berada di sini." setiap ucapan yang ia keluarkan seperti memiliki arti lain, ditambah dengan nada suaranya yang rendah dan dingin, siapapun bisa merasakan jika wanita ini bukan orang sembarangan.

Wanita itu kemudian melihat ke arah Quinn, matanya sangat tajam dan Quinn juga menatapnya dengan dingin, "kau juga ikut pemilihan ini? Ayo ke dalam, para wartawan ini akan bertingkah seperti vampir dan menghisap seluruh informasi darimu." Quinn mengikuti gadis berbaju Jingga yang berjalan dengan santai ke arah gerbang dan menyerahkan undangannya kepada pelayan yang sudah berdiri di sana.

Quinn melihat undangan di tangannya, setelah ia masuk, maka ia harus mengikuti pemilihan ini. Hal yang jujur saja sudah sangat bosan untuk ia lakukan. Ini adalah kesempatan terakhirnya untuk mundur, setelah ia menyerahkan undangan ini maka ia akan terikat dengan kelaurga Knox hingga pemilihan selesai.

Walaupun ia sudah tidak ingin lagi mengikuti pemilihan dan sudah dipastikan tidak akan terpilih, ini lebih baik daripada menjadi istri kesekian Jacob.

Quinn menyerahkan undangan itu kepada pelayan yang berada di gerbang untuk menyambut tamu undangan. Pelayan itu menerimanya dengan sopan. Gerbang di depannya terbuka dan dalam sekejap saja ia sudah memasuki kediaman keluarga Knox.

Sebuah kolam besar adalah hal pertama yang menyambutnya ketika masuk. Sebuah jembatan berwarna merah dan emas membentang indah di atasnya. Sudah banyak gadis yang juga berada di sana.

"Aku Irish Gold. Salam kenal." Irish— gadis yang sebelumnya memarahi wartawan di gerbang menyapanya. Wanita itu tersenyum sekarang, kini, ia tidak lagi terlihat mengintimidasi. "Quinn Flos." jawab Quinn. Merekapun bersalaman. Alis Irish terangkat. Jarang sekali seseorang mengenalinya. Quinn selalu berusaha tidak menarik perhatian serta tidak ingin menarik perhatian, akan tetapi dari tatapannya, Irish seolah mengenalnya.

"Apa kau mengenalku?" tanya Quinn seacara langsung.

"Aku mendengar satu dua hal tentangmu." mata gadis itu mengarah ke pelipis Quinn yang di tutupi rambut.

"Jadi kau mengenalku." terang Quinn. Setiap orang yang mengetahui tentang bunga abu-abu di pelipisnya akan memberikan respon yang berbeda-beda. Ia pun ingin tahu apa yang akan gadis ini katakan padanya.

Irish membuang muka, "bukan hanya dirimu, aku juga tahu semua peserta di pemilihan ini. Ayo berteman, akan membosankan jika semua orang bersaing tanpa bisa mendapatkan seorang teman di tempat ini." irish Gold— adalah nama yang tidak asing lagi di seluruh kerajaan. Dia merupakan anak perdana menteri Gold yang memiliki pengaruh yang sangat besar di Crescere yang juga merupakan tangan kanan raja.

Sudah dipastikan jika pemilihan keluarga Knox tidak akan bisa di masuki oleh orang sembarangan. Hanya mereka yang memiliki latar belakang berpengaruh yang dapat mengikuti pemilihan ini.

"Kau lihat wanita yang di sana?" Irish menunjuk ke tengah jembatan." dia adalah putri bangsawan Wolmes. Dan yang di sana adalah putri bangsawan Shoure." Irish menunjuk satu-persatu setiap orang yang ia lihat. "Kau pasti tahu jika pemilihan ini tidak dimasuki oleh sembarnagan orang, bukan?" gadis itu tertawa, "dan lagi, keluarga Knox sudah menyeleksi setiap nama yang mengikuti pemilihan ini, selain latar belakang, mereka juga menyeleksi berdasarkan 'Flower' setiap gadis." lanjutnya, menatap Quinn dengan serius kali ini.