webnovel

Liburan Terselubung

Awalnya Sasya hanya ingin menghabiskan Liburannya dengan teman-teman nya. Namun setelah sampai di Vila milik sahabatnya. Sasya melihat orang yang dicintainya tengah melakukan hubungan intim dengan sahabatnya sendiri. Kecewa dengan apa yang dilihatnya, Sasya memutuskan untuk melampiasakannya pada Bagaskara. Kakak kandung dari sang sahabat, Nara.

Kazuma_Hans3139 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
10 Chs

Malam Tak Terduga

Part 1

Genre : Romance, Drama, Hurt.

Rated : T-M

Story bye : Kazumahans

Cast :

Sasya Arletta

Eryudha Bagaskara

Dimas Prayoga

Eryudha Nara Dilah

.

.

.

Happy reading guys..

.

.

Liburan semester telah tiba, namun aku masih bingung. Aku belum punya tujuan akan kemana nanti.

Dering hp mengagetkanku, tanpa babibu aku mengambil dan melihatnya.

Satu pesan masuk dari  temanku. Dia mengajak aku pergi ke vila.

Tanpa pikir panjang aku segera membalasnya dan berkata 'iya'

Setelah membalas pesan itu aku masuk ke kamar untuk menyiapkan apa saja yang dibutuhkan selama aku berada disana.

...

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya mereka datang. Namun aku bingung, kenapa mereka mengajak anak laki-laki juga? Aku pikir ini hanya liburan khusus anak perempuan.

Salah satu temanku datang menghampiriku yang masih terpaku di depan pintu.

"Kenapa lo bengong Sya? Ayuk kita berangkat. Bentar lagi gelap lho." Ujar temanku, namanya Nara. Dia teman sebangku, SD,SMP bahkan sampai sekarang SMA.

"Iya gue cuma kaget, kenapa lo bawa anak cowok juga." Balasku lirih. Takut terdengar oleh mereka.

"Ya.. yaudah ga apa apa si, kan biar rame juga. Lagian kalo ada cowok. Mereka bisa bantuin kita kalo lagi susah." Kali ini aku agak curiga melihat reaksi Nara. Tapi aku cepat-cepat membuang pikiran jelek itu.

Ucapan Nara ada benarnya juga, anggap aja mereka bodyguard kami. Hehe.

"Baiklah."

Kami pun mulai berangkat menuju vila milik Nara.

Didalam mobil.

Aku dengan tenang memainkan ponselku, karena jenuh. Terkadang aku juga melihat pemandangan di sekitar, jujur aku merasa damai karena dikelilingi pohon pohon di sepanjang jalan.

Tepukan di bahu membuatku terkejut. Akupun menoleh kearah sampingku.

"Eeh?" Aku sedikit terkejut, karena sedari tadi yang duduk disampingku ternyata kak Bagas, kakaknya Nara.

"Tidur aja Sya, masih lama kok sampainya." Ujar kak Bagas.

Aku hanya mengangguk dan kulihat semuanya telah tidur. Kecuali kak Bagas, aku dan Kak Dimas yang sedang menyetir.

Awalnya aku sedikit canggung, karena disampingku kak Bagas. Takut kalau tidurku ngelantur.

. . . . .

Kami sampai di vila tengah malam, menurut kak Dimas disepanjang perjalanan hujan turun dengan lebat. Itu yang membuat kami sesikit terlambat sampai ke vila.

Setelah masuk aku langsung menuju kamar, jangan heran kenapa aku tau letak vila ini. Aku  selalu diajak kemari oleh Nara.

Biasanya hanya aku, Nara, Vika dan Farsha. Tapi sekarang ada Kak Bagas dan teman-temannya juga.

Aku segera membereskan baju ku, menaruh nya di lemari. setelah semuanya beres, aku membersihkan diri. Karena lengket.

.

.

.

Setelah membersihkan diri, aku turun ke bawah. Mencari teman-temanku. Meski ini tengah malam, tapi tak membuatku takut sama sekali.

Saat aku sampai dianak tangga terakhir, aku tak mendapatkan satu orangpun disana.

"Apa mereka sudah tidur?" tanyaku dalam hati.

Baru saja aku ingin berbalik, aku melihat siluet orang di dapur. Karna penasaran aku kesana, memastikan sesuatu.

"Ahhh! Nggh.. ce-cepat kak! Oohh..!"

Suara itu membuat langkah kakiku berhenti, aku tak asing dengan pemiliknya.

Namun yang membuatku terkejut, seseorang membekap mulutku dan menarikku dari sana.

"Apa yang lo lakuin?" Suara ini, kak Bagas!

Aku masih tak menjawab, bagaimana bisa? Mulut ku masih di bekap olehnya.

"Ohh.. sorry." Ucapnya merasa bersalah.

"Aku.. aku mencari Nara. Tapi sepertinya dia tidur." Gumamku lirih.

Sekarang kami berada di.. sebentar, aku tidak tau ruangan ini sebelumnya. Walaupun aku sering kesini tapi aku tidak tau tempat apa ini.

"Mending lo temenin gua nonton." Ucap kak Bagas menyadarkanku.

"Nonton?" Ulangku tak percaya, dia mengangguk sekali. Wajahnya datar sekali, seperti papan.

Aku mengikutinya tanpa bicara, dan duduk disampingnya. Karena disana tak ada kursi lagi, namun yang membuat aku lebih tak percaya lagi. Ternyata yang dimaksud kak Bagas menonton adalah nonton bokep. Secara live!!

Aku hampir saja teriak kalau saja kak Bagas tidak mencium bibirku!

Aku menolak ciumannya, memukul dada serta menendangnya.

"Diam!" Desisnya tajam. Aku melirik lagi ke laptop kak Bagas. Kali ini aku mengenal tempat itu, kamar Nara.

Pemandangan disitu tak jauh beda dengan sebelumnya.

Nara tengah berada dibawah, dihimpit dan.. oh astaga.

Aku tak percaya melihat ini, sahabat ku bercinta dengan orang yang ku suka. Kak Dimas.

Tanpa sadar air mataku jatuh, hatiku terasa diremas. Sakit sekali.

"Sekarang lo tau kan? Jauhi Dimas." Ujar kak Bagas. Nadanya terdengar marah. Sangat marah.

"Hei! Seharusnya aku yang marah!" Teriakku dalam hati.

"Jauhin Dimas, dan satu lagi. Gua gak suka liat lo nangis."

Aku tak menghiraiukan perkataannya. Aku masih tak percaya dengan ini. Sahabatku, menghianatiku.

Sekarang.. aku harus percaya pada siapa?!

"Lo masih punya gua." Bisik kak Bagas ditelingaku.

Aku mengeryitkan dahiku, sejauh ini aku tak pernah akur dengan kak Bagas.

Aku menatap wajah kak Bagas, karena pencahayaannya yang remang aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Tapi aku merasa bibirku basah, aku menjilat bibirku sendiri tapi kak Bagas meraup lidahku.

"Emnh.."

Lidah kami saling berpagut, aku tak tau kenapa aku mengikuti bibir kak Bagas. Nafasku terasa melemah.

Akupun memegang pundaknya erat. Entah apa yang aku lakukan ini benar atau salah.

Tapi rasa sakitku yang menuntun, membalas lumatan kehangatan kak Bagas.

Udara diruangan ini terasa panas hingga aku melepas ciuman kami juga sedikit menjauh dari kak Bagas dengan nafas tersengal.

Meraup udara sebanyak mungkin, namun tak sampai disitu. Kami sama-sama menoleh kearah laptop kak Bagas setelah mendengar erangan kepuasan dari sana.

Kembali.. hatiku berdenyut nyeri.

"Kak Bagas." Suara ku lirih, antara tersiksa juga putus asa. Ku tatap kak Bagas dengan berani.

Kini kami tak lagi duduk berdampingan. Aku duduk dipangkuan kak Bagas, mendekap tubuhnya yang tegap. Lantas berbisik.

"Tolong aku."

Dua kata namun mampu membuatnya terkejut. Tak lama, seringai muncul dibibirnya.

"Gua harap lo ga nyesel Sya." Jawab kak Bagas.

Detik itu juga, aku rasa tubuhku jatuh terhempas.

Next....

23 Feb 2021

See you next chapter..