Setelah berkendara selama 30 menit, akhirnya Attar sudah berada di tempat yang dia tuju, kafe tempat dia berjanji pada Nalla. Lelaki itu duduk di tempat yang tidak terlalu ramai. Dia mengeluarkan ponselnya, mengecek kotak pesannya, belum ada pesan balasan dari Nalla hanya ada banyak pesan dari Rania.
"Tsk!" Attar mendengus kesal. Kekasihnya itu sama sekali tidak mengerti kesalahannya. Gadis itu hanya mengganggu dirinya sepanjang hari dengan telepon dan pesan-pesan berisi rengekannya, meminta untuk bertemu dengan Attar.
Sudah pukul 4 sore, tapi sosok Nalla juga tetap tidak ada. Attar menunggu lebih lama lagi. Sepuluh menit berkelang, tapi tetap tidak ada yang datang. Attar mengusap wajahnya. Dia tertawa dengan perasaan malu. Bagaimana bisa dia tetap menganggap kalau Nalla adalah gadis bodoh yang dua tahun bisa dirundung satu kampus. Nalla jelas tidak akan datang, batin Attar. Ada rasa senang dan bangga di hati Attar karena Nalla sudah berubah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com