webnovel

Lelaki Jenius Itu Ternyata Cewek!?

Kaylee tampak seperti perempuan usia 25 yang normal. Tapi dia memiliki dua rahasia yang besar. 1) Dia adalah pianis melegenda 2) Dia menyamar sebagai pemuda 18 tahun di kampus!? Disaat dia mulai terbiasa dengan kehidupan gandanya, dia sadar dia jatuh cinta dengan dosen tampannya. Bukankah kehidupannya sudah cukup rumit? Ternyata tidak berhenti sampai disitu, karena dosennya memiliki identitas tersembunyi yang mengejutkannya! Dijodohkan dengan perempuan yang tidak diketahui, seorang dosen muda bernama Declan Black tengah menanti kedatangan seseorang selama bertahun-tahun. Tapi dia malah tertarik dengan salah salah satu mahasiswa di kampusnya. Dan yang lebih aneh adalah mahasiswanya tidaklah seperti yang ditunjukkannya.... lalu bagaimana dengan calon istri yang dipilih ibunya? Apakah keduanya akan mengetahui identitas tersembunyi pasangan mereka? Atau lebih banyak rahasia yang akan membuat perasaan mereka menjadi mustahil? Ikuti kisah mereka hanya di 'Lelaki Jenius Ternyata Cewek!?'

VorstinStory · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
352 Chs

Bab 50 Karena Aku Menyukaimu

"Omong-omong, Nona Roe. Apakah kau tahu apa yang disukai Nick?"

"Nick? Kenapa kau bertanya?"

"Aku tidak sengaja membuatnya kesal hari ini. Biasanya, aku tidak peduli dengan pertengkaranku dengan teman-temanku, tapi aku tidak ingin hubungan kami hancur karena leluconku yang keterlaluan."

Roe tersenyum lembut padanya. Ah, pemuda ini juga merasa bersalah karena melontarkan lelucon yang membuatnya takut.

Bagaimana mungkin dia tidak memaafkan pemuda ini?

"Nick... dia sebenarnya orang yang sederhana. Dia akan marah jika seseorang memberinya lelucon yang buruk. Tapi kemarahannya akan segera hilang begitu dia makan sesuatu yang manis."

"Hm? Kenapa dia seperti perempuan?"

Kaylee tersenyum tipis mendengarnya. Yah, deskripsi yang dia berikan bukanlah karakter Nicholas Larson, tapi dirinya sendiri.

Tentu saja, Kaylee tidak mungkin menceritakan hal ini, kan?

Tak disangka-sangka, Kaylee menikmati waktu mengobrol dengan Jacob. Pemuda itu tampak begitu berseri-seri dan melelehkan suhu dingin yang akan memasuki musim dingin. Kaylee mendapati dirinya tidak ingin bertemu kliennya dan terus bersama pemuda ini.

Tidak hanya Jacob memiliki senyum seterang matahari, tetapi pemuda ini mampu mempengaruhi suasana hatinya.

Kaylee mengira dia akan kesulitan menahan kejengkelan dan suasana hatinya yang buruk, tetapi pemuda ini bisa menghilangkan semua kekesalannya, dan sekarang dia bisa berbicara dengan riang dan bercanda dengannya.

Sepertinya pemuda itu adalah mood booster untuknya.

Mereka berdua terlalu asyik mengobrol hingga lupa waktu. Untungnya, asisten Roe mengingat jadwal gadis itu, jadi dia menghampiri mereka berdua untuk memberi tahu Roe bahwa kliennya telah datang dan sedang menunggu di ruang rapat.

"Ah, maaf. Aku harus menemui klien," kata Roe dengan nada penuh penyesalan. Dia juga tampak kecewa melihat betapa singkatnya pertemuan mereka.

"Tidak apa-apa. Apakah rapatnya lama?" seolah-olah Jacob menangkap isyarat kekecewaan Roe, ia rela menunggu pertemuan gadis itu bersamanya sedikit lebih lama.

"Sekitar satu jam atau lebih."

"Setelah itu? Apakah kau memiliki pertemuan lain?"

"Kurasa tidak. Ada apa?"

"Kalau begitu... apa kau keberatan jika aku menunggumu di sini?"

Mata Roe berbinar mendengarnya. "Sama sekali tidak."

Asisten Kaylee bingung melihat senyum lebar dan mata berbinar majikannya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat pianis yang dia temani terlihat begitu bersinar ketika berbicara dengan seorang penggemar.

Dia bertanya-tanya apakah mungkin Roe memiliki perasaan terhadap pemuda ini dan tidak menganggap pertemuan ini sebagai fan service.

Tanpa sepengetahuan semua orang, ada sepasang mata yang juga mengamati interaksi Kaylee dan Jacob. Namun, reaksinya tidak sama dengan asisten Roe yang juga turut merasa senang. Sebaliknya, respons orang ini malah terlihat sangat marah.

Orang ini mencengkeram selembar kertas brosur studio Roe dengan erat hingga membentuk seperti kertas kusut. Matanya dipenuhi dengan kebencian, terutama ketika melihat Jacob.

Disaat Roe dan asistennya berbalik untuk berjalan menuju lift, mereka tidak melihat orang ini karena orang ini telah pergi ke suatu tempat.

Sambil menunggu Roe, Jacob memutuskan untuk pergi jalan-jalan membeli permen sambil menghubungi Nick, sahabatnya yang sedang marah.

Tapi… Nick tidak menjawab panggilannya sama sekali, yang sudah pasti bahwa sahabatnya itu masih marah padanya.

Dia tidak mengerti mengapa Nick bertingkah seperti perempuan, tapi dia tidak peduli. Jacob berasumsi bahwa mungkin Nicholas terlalu sering bersama Roe atau Wendy sehingga bocah itu bertingkah seperti gadis troll.

Setelah membeli permen sesuai saran Roe, Jacob kembali ke gedung dan menunggu di kafe lantai dua. Dia memutuskan untuk bermain game online dengan teman-temannya dan menghabiskan waktu minum jus semangka.

Tanpa disadari, waktu berjalan cepat, dan Roe hampir selesai melayani konsultasi dari kliennya.

Pada saat yang sama, mobil hitam mewah Declan tiba di tempat parkir, dan pria itu memasuki ruang studio Kaylee dengan langkah yang tidak tergesa-gesa. Resepsionis mengenali Declan sebagai saingan Roe dan sedikit tidak suka saat menyambutnya.

"Selamat malam, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya punya janji dengan Nona Roe."

"Tolong, tunggu sebentar." resepsionis tidak mengerti mengapa Nona Roe bersedia bertemu Declan Black di tempat studio ini. Atau mungkinkah pria ini berbohong untuk diizinkan naik ke atas dan mencari kelemahan majikannya?

Sang resepsionis memutuskan untuk bertanya pada Nona Roe terlebih dahulu. Karena Roe masih mengobrol dengan kliennya saat ini, asistennya mengangkat telepon.

"Tuan Black? Dia ada di sini? Tunggu sebentar." Danielle, asisten Kaylee, membuka tabletnya untuk memeriksa jadwal Kaylee hari ini. Dan ternyata memang ada nama Declan Black setelah pertemuan ini.

Hanya saja… informasi mengenai pertemuan ini adalah… 'kencan kedua'??

Apa yang dimaksud dengan 'kencan kedua'? Ditambah lagi, di mana majikannya melakukan kencan pertamanya dengan Declan Black!?

Lalu bagaimana dengan pemuda yang ditemui Roe sebelumnya?

Karena penasaran, Dani menggulir keatas untuk melihat deskripsi jadwal pertemuannya dengan Jacob. Tapi tidak ada apa-apa.

Tidak ada nama atau deskripsi siapa pun di sana sebelum pertemuan ini. Meskipun dia seperti kucing yang ingin tahu, dia tetap melakukan pekerjaannya secara profesional dan tidak menyelidiki kehidupan pribadi majikannya.

Dani berjalan menuju meja bundar yang menjadi tempat diskusi antara Kaylee dengan beberapa penyanyi dan musisi terkenal.

"Kaylee, Tuan Black telah tiba di sini."

"Ah? Kenapa dia ada di sini?"

Kenapa Kaylee terlihat bingung? Bagaimana Dani harus menjawabnya sementara dia tidak tahu apa-apa disaat Kaylee telah melakukan kencan pertama dengan pria itu?

"Namanya tertulis di jadwalmu hari ini." adalah jawabannya dengan nada sopan.

Kaylee mencoba mengingat bagaimana bisa jadwalnya menunjukkan dia memiliki janji temu dengan Declan. Kemudian ingatannya melayang tadi malam, di mana dia bertemu Declan sebagai Kaylee.

Saat itu, Declan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, yang tidak bisa dia tolak. Pria itu sudah tahu bahwa dia adalah Kaylee dan Roe, jadi dia pikir dia tidak perlu menyembunyikan apa pun darinya. Oleh karena itu, dia membiarkan pria itu mengantarnya pulang, yang membuatnya gugup setengah mati.

Dia juga ingat pria itu mengatakan sesuatu tentang ingin menjemputnya hari ini setelah dia selesai bekerja, membuatnya terkesiap hampir tersedak air liurnya.

Astaga! Dia lupa bahwa hari ini Declan akan menjemputnya!

Kaylee bodoh, kenapa kau melupakannya? Jika dia ingat, dia tidak akan membuat janji temu antara Roe dan Jacob sore ini. Tidak. Dia akan mengirim Jacob pulang jika saja... argh! Dia tidak tahu lagi.

"Dani, bisakah kamu membawa Declan ke kantorku?"

"Maksudmu lantai lima?"

Kaylee menganggukkan kepalanya tanpa mempedulikan tatapan heran asistennya.

"Oke," jawab Dani, lalu menyuruh resepsionis untuk membawa tamu tak terduga mereka ke lantai lima.

Sama seperti Dani, resepsionis itu terlihat sangat terkejut mendengar perintah dari atasannya. Sepanjang ingatannya, Nona Roe tidak pernah mengizinkan siapa pun naik ke lantai lima, tempat paling pribadinya sejak dia bekerja di studio ini.

Kaylee membuat kartu akses tersendiri ke lantai lima, dan hanya Kaylee, Wendy, dan resepsionis yang memiliki kartu akses ini. Tamu klien akan dibawa ke ruang pertemuan di lantai tiga atau bertemu santai di kafe di lantai dua.

Karena itulah perintah tak terduga ini sangat mengejutkan bagi resepsionis dan Dani, yang mendengar perintah Kaylee untuk membawa Declan Black ke lantai lima. Itu berarti keberadaan Declan sangat besar dan berarti bagi Nona Roe.

Sang resepsionis segera mengubah sikapnya dan menyambut kedatangan Declan dengan penuh hormat. Yah, dia tidak ingin dipecat karena bersikap kasar kepada tamu penting majikannya, kan?

"Silakan ikut saya, Tuan. Saya akan mengantar anda ke kantor Nona Roe."

Declan sama sekali tidak peduli dengan perubahan sikap resepsionis itu dan mengikuti wanita paruh baya itu dalam diam.

Setelah masuk ke lift dan membiarkan resepsionis menempelkan kartu akses, dan menekan tombol lima, wanita itu berbicara lagi.

"Ruang Nona Roe ada di ujung lantai. Anda tidak akan tersesat."

"Terima kasih," Declan menjawab dengan sopan dan membiarkan wanita itu keluar sebelum lift ditutup.

Sementara itu, Roe mengantar keempat kliennya ke lobi utama dan menyaksikan mereka pergi secara profesional. Dia masih memiliki senyum di wajahnya saat dia membuat janji terakhir, dan asistennya segera mencatat jadwal pertemuan mereka yang berikutnya.

Begitu sosok mereka menghilang ke dalam mobil, senyum Kaylee menghilang, dan dia segera berlari ke lantai dua untuk menemui Jacob.

"Hei, Jack."

Jacob yang masih sibuk melawan boss di dungeon itu langsung offline saat mendengar suara kicauan burung tanpa peduli teman-temannya akan mengutuknya karena tiba-tiba menghilang.

"Nona Roe, apakah anda sudah selesai?"

"Ya. Tapi, maaf, aku tidak bisa menemanimu setelah ini."

"Apakah sesuatu terjadi?"

"Sebenarnya, aku ..."

"Apakah kau menghindariku?"

"Apa? Tentu saja tidak. Untuk apa aku menghindarimu?"

"Lalu, bisakah kamu mengabulkan permintaanku?"

"Permintaan seperti apa?"

"Akan ada music battle di kampusku minggu depan. Nick juga bergabung dengan band kami. Aku hanya ingin tahu apakah kau bisa datang untuk menonton kami." Jacob memohon dengan malu-malu namun menyatakannya dengan nada penuh harap sambil menggaruk tengkuknya dengan canggung.

Kaylee terdiam mendengar permintaan ini.

Music battle? Bagaimana dia bisa datang jika dialah yang memainkan gitar sebagai Nick dalam acara tersebut?

"Aku yakin kau bisa menang. Aku rasa kehadiranku tidak diperlukan."

"Itu tidak benar. Kehadiranmu sangat dibutuhkan."

"Kenapa?"

"Karena..." Jacob tampak ragu untuk melanjutkan kalimatnya, tapi pada akhirnya, dia menatap Kaylee dengan tatapan tanpa ragu sambil memegang tangan kanan Kaylee dengan sentuhan ringan yang menimbulkan alarm peringatan di kepalanya. "Karena aku menyukaimu lebih dari sekedar seorang penggemar."

APAAAAA!?