webnovel

Lelaki Jenius Itu Ternyata Cewek!?

Kaylee tampak seperti perempuan usia 25 yang normal. Tapi dia memiliki dua rahasia yang besar. 1) Dia adalah pianis melegenda 2) Dia menyamar sebagai pemuda 18 tahun di kampus!? Disaat dia mulai terbiasa dengan kehidupan gandanya, dia sadar dia jatuh cinta dengan dosen tampannya. Bukankah kehidupannya sudah cukup rumit? Ternyata tidak berhenti sampai disitu, karena dosennya memiliki identitas tersembunyi yang mengejutkannya! Dijodohkan dengan perempuan yang tidak diketahui, seorang dosen muda bernama Declan Black tengah menanti kedatangan seseorang selama bertahun-tahun. Tapi dia malah tertarik dengan salah salah satu mahasiswa di kampusnya. Dan yang lebih aneh adalah mahasiswanya tidaklah seperti yang ditunjukkannya.... lalu bagaimana dengan calon istri yang dipilih ibunya? Apakah keduanya akan mengetahui identitas tersembunyi pasangan mereka? Atau lebih banyak rahasia yang akan membuat perasaan mereka menjadi mustahil? Ikuti kisah mereka hanya di 'Lelaki Jenius Ternyata Cewek!?'

VorstinStory · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
352 Chs

Bab 41 Makhluk Terindah

Declan menuntun Kaylee untuk duduk di kursi dengan menarik untuk mempersilahkan Kaylee duduk serta mendorong kursi seperti seorang pria gentleman. Ini adalah pertama kalinya seorang pria memperlakukannya seperti seorang putri, dan dia tidak bisa menahan perasaan hatinya mulai bergetar pada perlakuan manis ini.

Setelah itu, Declan duduk di seberang Kaylee sambil tersenyum tipis padanya, membuat Kaylee tidak tahu harus berbuat apa selain menundukkan wajahnya.

Tunggu sebentar. Bukankah Declan hanya mengajaknya makan malam untuk memperbaiki kesan pertemuan pertama mereka yang tidak terlalu bagus? Kenapa dia merasa seperti sedang berkencan dengan pria itu?

Dan juga… kenapa tidak ada pengunjung lain di lantai dua ini selain mereka berdua? Kaylee tidak tahu bahwa mata elang Declan selalu terfokus melihat ekspresinya, dan sekarang pria itu menunjukkan senyum geli bahwa teman kencannya melirik ke segala arah seolah dia sedang mencari sesuatu.

"Ada yang salah?"

Kaylee terkesiap saat mendengarkan suara seperti cello pria itu dan menundukkan wajahnya lagi.

"Tidak ada. Tapi, apakah kau merasa tidak aneh?" Kaylee bertanya dengan suara yang sangat pelan nyaris seperti berbisik, tapi Declan mendapati suaranya begitu merdu di telinganya.

Ini adalah pertama kalinya Kaylee bertanya dengan insiatifnya sendiri. Selama pertemuan pertama mereka di kediaman Zouch, Kaylee tidak berminat untuk bicara, dan kata-katanya akan berhenti begitu dia menjawab, 'tidak apa-apa.'

Kaylee, yang duduk di depannya, agak berbeda dengan Kaylee yang dia temui di kediaman Zouch, tapi perubahan ini kearah lebih baik dan Declan sangat menyukainya.

Pada saat itu, Declan ingat Kaylee tidak berani menatap matanya sama sekali dan tampak gelisah seolah-olah dia telah bersiap untuk melarikan diri darinya.

Tapi sekarang, gadis itu tidak terlihat seperti kelinci yang ketakutan seperti ketika Declan menemui gadis itu saat gadis itu masih menjadi Roe.

Meski Kaylee tidak merasa sepenuhnya nyaman, tapi setidaknya gadis itu tidak berniat kabur.

Sebaliknya, dia melihat rona merah di kedua pipinya saat dia mencium tangannya.

"Apa yang membuatmu merasa aneh, Nona Zouch?"

"Ketika aku ada dibawah, pengunjung di restoran ini sangat penuh sehingga banyak yang mengantri di luar. Tapi di lantai ini... sangat sepi. Kenapa mereka tidak membiarkan pengunjung juga masuk ke tempat ini. Masih ada banyak tempat di lantai ini."

"Kupikir kau tidak suka keramaian."

Kaylee berkedip beberapa kali saat dia mencoba mencerna kata-kata Declan. Apa hubungannya tempat kosong di lantai dua ini dengan ketidaksukaannya pada keramaian?

Mata Kaylee yang berkedip-kedip memang tampak biasa saja, tapi entah bagaimana caranya Declan malah melihat bulu mata gadis itu naik turun dengan menggoda seolah memanggilnya. Tanpa disadari mereka berdua, Declan tersenyum lembut saat dia melihat berbagai macam ekspresi teman kencannya yang sangat menarik.

Dia tidak pernah tahu bahwa Kaylee memiliki sejuta ekspresi yang menggemaskan. Entah itu ekspresi kecemasan, ketakutan, atau keberanian untuk membela diri saat dia memojokkan Roe, dia menyukai semua itu. Dan sekarang, ekspresi bingung gadis itu terlihat sangat imut. Hidungnya mengerut manis sementara dahinya mengernyit, membuatnya ingin mencium wajah gadis itu.

Kaylee masih berusaha berpikir keras untuk mencerna kalimat terakhir Declan ketika dia menyadari tatapan pria itu tidak bisa lepas darinya. Seketika Kaylee kehabisan kata-kata dan menundukkan wajahnya lagi.

Dia belum pernah menerima tatapan lembut seperti itu di mata seseorang ketika menatapnya. Pria itu menatapnya seolah Declan memujanya seolah dia adalah gadis tercantik di dunia.

Kaylee tidak tahu mengapa Declan memandangnya seperti itu, tetapi dia tahu bahwa jantungnya membutuhkan dokter untuk mengobatinya agar dia tidak mengalami serangan jantung.

"Uhm... Tuan Black, kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Karena aku ingin memandang makhluk terindah di depanku." adalah jawaban singkat yang membuat Kaylee ingin pingsan.

Dia tidak pernah tahu bahwa pria ini bisa mengucapkan kata-kata manis yang meluluhkan hati gadis mana pun. Jika Kaylee tidak tahu bahwa Declan Black adalah Black Moon, mungkin dia akan mengabaikannya dan mencoba untuk tidak terpengaruh oleh kata-kata gombalannya.

Sebenarnya, dia tidak akan menerima undangan makan malam pria ini sejak awal jika sebelum ini dia tidak tahu bahwa Declan Black adalah idolanya.

Tapi, sejak dia mengetahui bahwa Declan Black adalah Black Moon, entah bagaimana dia tidak bisa berpikir negatif tentang pria itu lagi.

Lagipula, orang yang berhasil menghasilkan mahakarya yang begitu romantis namun megah tidak mungkin orang yang mengerikan, kan.

"Kau terlalu menyanjungku, Tuan Declan."

"Benarkah? Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Selamat malam, Tuan dan Nyonya. Apakah anda sudah menentukan pesanan Anda?"

Kaylee merasa terselamatkan dengan kehadiran pramusaji dan segera membuka menu untuk memesan makanan yang diinginkannya. Karena perutnya tidak dalam kondisi baik dan nafsu makannya tidak terlalu tinggi, dia memutuskan untuk memesan makanan ringan seperti sayuran dan sup.

Setelah itu, Kaylee kembali ke titik nol karena dia tidak tahu harus berkata apa untuk memecah keheningan yang canggung ini. Untungnya, Declan membantunya dengan membuka percakapan.

"Aku dengar dari Nyonya Zouch bahwa kau bergabung dengan orkestra."

"Ya, itu benar."

"Apakah kau keberatan jika aku tahu nama grup orkestramu?"

"Namanya adalah Orkestra NYA (New York Angel)."

Declan terkekeh mendengar nama itu. "Kebetulan sekali. Nama grup orkestraku adalah RSH (Royal Symphony Heaven) Orchestra. Rupanya kita berdua adalah rival, Miss Zouch."

"Ya, aku sudah mengetahuinya. Dua grup kita telah bersaing untuk menjadi grup orkestra terbaik selama dua tahun terakhir."

"Itu benar. Tapi anehnya, aku tidak pernah melihatmu di grup NYA," ungkap Declan membuat Kaylee tersedak air liurnya sendiri.

Tubuh Kaylee menjadi tegang saat dia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan besar. Pianis NYA adalah Roe, bukan Kaylee!

Sementara itu, Declan hampir tidak bisa menahan tawanya melihat tingkah gadis itu yang seperti kelinci mencari lubang untuk bersembunyi.

Sepertinya Kaylee ingin melarikan diri darinya sekarang, tetapi Declan tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

Ditambah lagi, Kaylee adalah satu-satunya gadis yang membuatnya jatuh cinta setelah menerima bahwa cinta pertamanya... penyelamatnya, adalah laki-laki.

"Ah, sekarang aku ingat. Nama pianis mereka adalah Roe." seolah-olah tidak menyadari keadaan panik Kaylee, Declan melanjutkan pernyataannya membuat gadis itu mencengkeram roknya erat-erat dan menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya, yang sekarang dipenuhi dengan kecemasan.

Declan tidak tahan melihat gadis itu terlihat tidak berdaya, jadi dia memutuskan untuk menyudahi kejahilannya. Pria itu bangkit hanya untuk bersimpu dengan satu lutut dihadapan Kaylee dan membuka cengkeraman tangan Kaylee dengan lembut.

"Kedua tangan ini terlalu berharga. Jangan sakiti dirimu sendiri, nona."

Kaylee merasa jantungnya berhenti berdetak saat itu juga. Di mana dia mendengar kata-kata ini?