Dia bermaksud menyembunyikan fakta bahwa dia dan Roxy memiliki hubungan darah dan memiliki ayah yang sama.
Declan mengangkat tangannya yang bebas untuk mengatur posisi kepala Roxy agar gadis itu merasa lebih nyaman tidur di atas bahunya. Setelah itu, dia mengecup puncak kepala gadis itu dengan tatapan sedih.
"Maafkan aku."
Declan memandang wajah tidur Roxy dengan khidmat karena mungkin ini yang akan menjadi terakhir kalinya dia memandang wajah cantik kekasih hatinya. Hanya disaat Roxy terbangun dari tidurnya yang hanya singkat, barulah Declan kembali berpura-pura sibuk pada laptopnya.
Akhirnya, pesawat yang mereka tumpangi tiba di bandara New York setelah menempuh perjalanan lebih dari lima belas jam. Declan dan Roxy tidak banyak bicara selama penerbangan karena Declan sering menghubungi para manager perusahaannya dan fokus pada laptopnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com