webnovel

Lelaki Jenius Itu Ternyata Cewek!?

Kaylee tampak seperti perempuan usia 25 yang normal. Tapi dia memiliki dua rahasia yang besar. 1) Dia adalah pianis melegenda 2) Dia menyamar sebagai pemuda 18 tahun di kampus!? Disaat dia mulai terbiasa dengan kehidupan gandanya, dia sadar dia jatuh cinta dengan dosen tampannya. Bukankah kehidupannya sudah cukup rumit? Ternyata tidak berhenti sampai disitu, karena dosennya memiliki identitas tersembunyi yang mengejutkannya! Dijodohkan dengan perempuan yang tidak diketahui, seorang dosen muda bernama Declan Black tengah menanti kedatangan seseorang selama bertahun-tahun. Tapi dia malah tertarik dengan salah salah satu mahasiswa di kampusnya. Dan yang lebih aneh adalah mahasiswanya tidaklah seperti yang ditunjukkannya.... lalu bagaimana dengan calon istri yang dipilih ibunya? Apakah keduanya akan mengetahui identitas tersembunyi pasangan mereka? Atau lebih banyak rahasia yang akan membuat perasaan mereka menjadi mustahil? Ikuti kisah mereka hanya di 'Lelaki Jenius Ternyata Cewek!?'

VorstinStory · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
352 Chs

Bab 19 Apakah Roe Adalah Nick Yang Menyamar?

Jacob begitu terhanyut oleh melodi yang dinyanyikan Roe sehingga tanpa sadar ia berjalan menghampiri gadis itu.

Saat kedua kakinya semakin dekat dan dekat dan Roe mulai menangkap bayangan dari ujung matanya, gadis itu menoleh ke arah Jacob dan sedikit terkejut melihat temannya... eh... penggemar Wendy di sana.

"Hai, Jack. Apakah kau datang ke sini untuk bertemu Wendy?"

Jacob tidak bergeming dari tempatnya dan menatap Kaylee tanpa berkedip.

"Jack?"

"Bagaimana... bagaimana kamu tahu namaku?"

Jacob telah memperhatikan bahwa wajah gadis itu menjadi pucat tetapi kemudian segera kembali menjadi ramah membuatnya mengira dia sedang berhalusinasi melihat wajah gadis itu yang memucat.

"Aku ingat kau memperkenalkan dirimu saat menyapa Wendy siang ini."

"Ah, begitu."

Jacob bertanya-tanya apakah dia memperkenalkan dirinya dengan nama Jack? Dia ingat memperkenalkan dirinya sebagai Jacob, dan bukannya dengan Jack.

Teman-teman dekatnya akan memanggilnya Jake, bukan Jack, dan satu-satunya orang yang memanggilnya Jack adalah ...

Nick!

Ah, mungkin hanya kebetulan. Tidak mungkin Nick tiba-tiba berubah menjadi gadis secantik dan seanggun Roe. Bagaimanapun, Nick adalah anak yang energik dan sama sekali tidak anggun.

"Aku akan memanggil Wendy jika kamu ingin bertemu dengannya."

"Ah, tidak perlu." cegah Jacob sebelum Kaylee pergi.

Kaylee memandang Jacob dengan heran, sementara Jacob sendiri juga bingung mengapa dia mencegahnya pergi.

"Uhm... kudengar kau sahabat terbaik Wendy."

Kaylee tersenyum tanpa mengetahui bahwa senyum ramahnya mampu mencuri nafas para pemuda yang melihatnya... termasuk Jacob.

Biasanya, Kaylee tidak ramah pada orang asing, terutama laki-laki.

Tapi Jacob bukanlah orang asing tapi teman dekat (meskipun Jacob tidak mengenalinya). Oleh karena itu Kaylee tidak bisa bersikap dingin dengan pemuda itu dan tidak bisa menahan diri untuk memberikan senyuman ramahnya. Yah, dia benar-benar melupakan kekhawatirannya apakah Jacob akan mengenalinya atau tidak, sehingga dia berbicara dengan santai seperti kawan lama yang jarang bertemu.

"Benar. Dia teman baikku. Sepertinya kau benar-benar mengagumi Wendy melihat bagaimana caramu memandangnya."

Seketika wajah Jacob memerah hingga ke telinganya. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan canggung.

"Aku memang mengaguminya, tapi... entah kenapa, aku merasa malu jika kamu mengatakannya secara langsung."

Kaylee tertawa geli mendengar kata-kata Jacob yang menurutnya menggemaskan. Ini adalah pertama kalinya dia melihat sisi Jacob yang pemalu dan seperti anak kecil yang baru pertama kali bertemu dengan orang asing.

Saat Jacob bersama 'Nick,' pemuda itu selalu blak-blakan dan tidak pernah segan mendekatinya. Namun kini, pemuda itu tampak malu dan seolah kehabisan bahan untuk dibicarakan.

Sedikit yang dia tahu, Jacob saat ini mengalami serangan jantung karena suara tawa yang berasal dari Kaylee.

Senyuman manisnya dan satu lengan ditekuk di bawah dagunya... membuat Roe terlihat sangat menarik di matanya.

Tanpa disadari, Jacob menyentuh dada kirinya dengan tangan kanannya, dan ia menelan ludah saat merasakan detak jantungnya sendiri.

Jantung belum pernah berdegup kencang seperti ini terhadap seorang perempuan. Dia bahkan tidak segugup ini ketika dia bertemu idolanya, Wendy Larson.

Lalu kenapa jantungnya berdenyut liar saat berhadapan dengan Roe?

"Kay... oh, Roe. Mereka sedang membagikan makan malam. Ada kue yang terbuat dari kacang. Untukku saja, ya?"

"Tentu saja."

"Hai, bukankah kau Jacob yang menyapaku tadi?" Wendy berjalan ke arah Kaylee dan memandang Jacob dari atas ke bawah.

"Ya. Aku tidak berharap kamu mengingat namaku."

Baik Kaylee dan Wendy bisa melihat tatapan memuja Jacob, hanya ... kali ini, tatapan memujanya tertuju pada Kaylee.

Kaylee yang polos dan tidak tahu apa-apa sama sekali tidak menyadarinya, tetapi Wendy menyadarinya. Itulah sebabnya Wendy memandang Jacob dengan tatapan menyelidik seolah-olah dia sedang menilai suatu produk.

"Sebaiknya kita kembali. Kita harus bersiap untuk ronde berikutnya."

Kaylee mengangguk setuju, dan keduanya menuju ke ruang istirahat setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Jacob.

Jacob tampak kecewa karena harus berpisah dengan Roe, tetapi ia tidak menghentikan gadis itu dan membiarkan kedua wanita itu berjalan melewatinya.

Saat Kaylee melangkah melewati bahu Jacob, angin dari luar jendela bertiup masuk, membuat rambutnya berkibar.

Saat itu, aroma menyegarkan yang dibawa angin tercium oleh Jacob membuat pemuda itu mengangkat alis.

Jacob memandang Roe dengan seribu pertanyaan yang sama.

Mengapa Roe memiliki aroma enak yang sama dengan Nick?

Tidak hanya kebiasaan tangan dan gumaman melodi yang sama dengan Nick, tapi aromanya yang lembut dan enak juga sama? Roe bahkan memanggilnya Jack!

"Mungkinkah... Roe adalah Nick yang menyamar?"

[Author: Bukan. Tapi Nick adalah Kaylee yang menyamar]

"Roe, Wendy! Kabar buruk. Penampil solo kita tiba-tiba tidak muncul."

Roe dan Wendy saling memandang dan kemudian melihat ke arah anggota panitia yang bertanggung jawab menjaga agar kompetisi tetap berjalan.

"Aku tidak tahu kalau kita memiliki acara pertunjukan solo. Apakah kau tahu ini?" Wendy bertanya pada Roe, yang menjawabnya dengan menggelengkan kepala.

"Ketua tim kami memutuskan untuk mengejutkan para kontestan. Kami berencana mengundang seorang pianis untuk memberi semangat dan juga mengguncang mental kontestan yang lemah. Cukup bagus untuk babak penyisihan yang akan melumpuhkan setidaknya dua atau tiga orang. Tapi pianis itu terjatuh dari tangga dan tangan kanan dan kakinya terkilir sehingga dia tidak bisa datang."

"Kalau begitu, kita akan membatalkan acara pertunjukan solo dan melanjutkan lomba ini sesuai rencana awal," saran Roe, yang langsung mendapatkan anggukkan kepala Wendy.

"Tidak. Ketua kami bersikeras mengadakan pertunjukan solo ini, dan dia memilihmu."

"Aku? Tapi aku tidak tahu lagu apa yang harus dimainkan."

"Ini." anggota panitia memberikan buku itu kepada Roe sambil menjelaskan lebih lanjut. "Kau punya waktu lima belas menit untuk mempelajarinya, lalu kita akan melanjutkan ronde berikutnya. Kami mengandalkanmu, Roe!"

Sementara itu, Jacob yang menyaksikan adegan itu melongo lebar. Bagaimana seseorang bisa mempelajari sebuah lagu tak dikenal dalam lima belas menit dan memainkannya yang dapat mengguncang semangat para kontestan?

Tak jauh dari aula kampus, Declan baru saja mendapat kabar bahwa orang yang akan tampil solo tersebut mengalami kecelakaan dan tidak bisa hadir.

"Apa? Lalu siapa yang menggantikannya?..." Declan mendengar jawaban dari seseorang yang memberi sebuah laporan padanya. "Roe? Aku akan ke sana." Declan memutuskan untuk menutup telepon dan mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke Universitas M.