"Tam, dipanggil Ayah tuh!" kata Rendra pada Tama yang tengah berbincang dengan Mimi.
"O iya Bang, Ayah dimana?"
"Di ruang kerjanya. Kamu samperin aja ke sana!"
"Assalamu'alaikum Yah!" kata Tama sambil mengetuk pintu ruang kerja Ayah.
"Wa'alaikumussalam, masuk!" suara Ayah terdengar dari dalam. "Duduk Tam!" kata Ayah setelah Tama masuk.
"Iya Yah, terima kasih!"
"Apa kabar? Tadi Ayah belum sempat nanya, karena ada tamu."
"Alhamdulillah, sehat Yah."
"Ayah dan Ibu gimana? Sehat juga kan?"
"Sehat Yah!"
"Kerjaan kamu gimana? Kata Mimi kamu mau buka Cafe baru di luar kota?"
"Baru rencana Yah, kemarin ada teman di Surabaya mengajak kerjasama. Tapi masih saya pelajari dulu."
"Ayah senang kalau usaha kamu berkembang. Tapi jangan lupa fokus dengan usaha yang sudah ada juga."
"Iya Yah, Cafe yang disini Alhamdulillah makin bagus perkembangannya."
Ayah tersenyum senang mendengar ucapan Tama. "Tam, Ayah mau tanya, apa yang membuat kamu yakin memilih Mimi jadi calon isteri kamu?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com