webnovel

Lelaki cantik itu Amanda

Amanda seorang perempuan manja, putri seorang pengusaha besar yang terpaksa kabur dari rumah dan mengubah penampilannya menjelma menjadi Adam, seorang lelaki cantik karena menolak perjodohan dengan seorang lelaki anak dari teman bisnis sang Ayah. Namun dalam pelariannya Amanda di hadapkan dengan dua pilihan sang jodoh atau sang penolong?? Arya adalah pemuda yang diam diam ia suka dan ia kagumi namun ternyata adalah orang yang akan di jodohkan dengannya. Dirga adalah teman barunya selama dalam penyamaran. Yang diam diam terpikat oleh pesona Adam alias Amanda. Dua lelaki yang mengira diri mereka mulai tidak normal karna terpikat oleh pesona lelaki cantik.. kepada siapakah hati Amanda akan berlabuh??

Lely_Cutez · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
489 Chs

Rumit

Sepulang dari bukit Amanda tampak lesu dan tak bergairah. Bagaimana tidak dua hal yang berkecamuk di pikirannya, Kata kata Dirga seakan menari nari dalam otaknya.

"Aku suka sama kamu"

"Aku sudah tahu siapa kamu"

"Ayah ingin menjodohkanmu dengan dinar"

Kenyataan bahwa kini Dirga sudah tau identitas aslinya dan dan di tambah keinginan konyol pak Adinata membuatnya semakin pusing.

"Tok tok tok." Suara pintu terdengar membuyarkan lamunan Amanda.

"Masuk aja.." pintu terbuka rupanya Lina.

"Kakak sudah makan??"

"emm aku masih kenyang." Sesungguhnya kata kata Dirga yang menghantuinya yang membuatnya kenyang.

"Owhh ya tadi kakak dan mas Dirga dari mana saja..? tiba tiba menghilang"

"Aku dan Dirga pergi ke atas bukit. Apa kau sudah pernah kesana??disana sungguh indah Lin.."

"Mas Dirga mengajak kak Manda kesana..?" Lina cukup terkejut.

"Iya memangnya kenapa. ?" Amanda tak mengerti, memangnya apa yang salah kalau Dirga mengajaknya kesana.

" Dinar dulu pernah cerita padaku kalau atas bukit adalah tempat favorit Mas Dirga."

"Lalu..? memang tempat itu sangat indah. Kau cobalah kesana kalau ada masalah pasti kau akan merasa lebih tenang dan fresh.."

"Mas dirga tak pernah membiarkan orang lain kesana selain dirinya.."

"Benar kah..?? Kenapa begitu..?"

"Karna.. kata Dinar sejak ibunya meninggal mas Dirga sering menangis di sana. Karna itu dia tak ingin ada orang lain yang melihatnya sedang menangis."

"Mungkin Dirga malu.."

"Sepertinya Mas Dirga suka sama kakak"

Deg

Raut muka Lina seketika berubah ketika mengatakannya. Amanda merasa kalau Lina cemburu.

" Lin.. Apa kau suka pada Dirga..?" Lina salah tingkah.

"Kenapa kakak tanya begitu..? mana mungkin aku bisa punya perasaan pada anak juragan.."

"Memangnya kenapa kalau dia anak juragan? dia juga manusia biasa.. dan lagi pula sekarang kau bukanlah buruh perkebunan lagi Lin. Kau sekarang punya posisi lebih baik dalam pemasaran DIA TEA.."

"Aku ...Aku sebenarnya sudah suka dari dulu sama Mas Dirga. Aku dan Dinar kami berteman baik. Dinar sering mengajakku ke rumahnya, sejak saat itu aku menaruh hati pada Mas Dirga. Tapi semenjak Dinar kuliah di luar negeri aku tak lagi punya kesempatan mendekatinya lagi. Baru saat kakak datang aku merasa punya kesempatan untuk dekat dengan mas Dirga."

Amanda tahu betul Lina sungguh sungguh menyukai Dirga. Mana bisa sekarang dia harus menerima perasaan Dirga sedangkan nantinya ada hati yang akan terluka. Lagi pula Amanda sendiri tak mengerti dengan perasaannya.

"Kalau kau suka pada Dirga kau harus berjuang mendapatkannya Lin."

"Aku tak berani kak. Pak Adinata adalah orang yang kolot apa yang dia inginkan harus dia dapatkan dan apa yang tak dia suka dia pastikan akan membuangnya jauh jauh."

"Lalu apa kau akan menyerah begitu saja..??"

"Lalu aku harus bagaimana kak..? sedangkan Mas Dirga saja tak punya perasaan sedikitpun padaku.."

"Kau tenang saja. Aku akan membantumu.."

"Benarkah..??" secercah mentari terbit di wajah Lina.

"Makasih ya kak kalau begitu sekarang kakak tidurlah dulu.."

Amanda tersenyum.

Setelah Lina pergi dari kamarnya kini pikirannya semakit rumit. Kini dia menjanjikan hal yang belum tentu bisa dia lakukan untuk Lina. Sedangkan Dirga baru saja mengungkapkan perasaannya mana mungkin Dirga akan mau menerima perasaan Lina.

Dan fakta tentang karakter Pak Adinata yang ternyata kurang lebih hampir sama dengan karakter Ayahnya. Aama sama kolot dan tak bisa di ganggu gugat.

* * *

Pagi ini seperti biasa Adam alias Amanda bekerja di rumah produksi DIA TEA. Kali ini Dinar tampak membantu mengepak barang kedalam kardus.

"Mas Adam ini sudah betul apa belum ya..?" Amanda meliriknya dan mengangguk.

"Mas Adam ini trus di taruh di mana..?"

"Mas Adam yang rasa Leci kardusnya kok gak ada..?"

"Mas Adam botol yang ini kog rusak trus gimana. .?"

"Mas Adam ini begini..."

"Mas adam ini begitu. "

Telinga Amanda serasa mau pecah. Dinar benar benar anak yang cerewet dan manja. Berada di dekat Dinar membuatnya sangat risih.

"Udah kamu pulang aja disini malah ganggu aja, biarin para pekerja aja yang ngerjain.kamu pulang sana.."

Suara itu datang dari Laki laki yang baru datang. Auranya begitu bercahaya tak seperti biasanya. Rambutnya kini di sisir rapi dan kelimis.Lelaki bertubuh tinggi dengan wajah kulit khas indonesia berjalan memasuki ruangan.

Dirga datang dengan Aura yang berbeda dengan senyum yang mengembang. Tapi kini dia mengusir adiknya agar menjauh dari Amanda pujaan hatinya. Kini giliran Dirga yang mendekati Amanda dan membantu pekerjaan Amanda.

Amanda serasa makan buah simalakama. Berada di antara dua kakak beradik yang sama sama menyukainya dengan identitas yang berbeda.

Dinar menyukai Adam yang tampan dan pekerja keras. Sedangkan Dirga menyukai Adam yang kini di keketahuinya adalah Amanda gadis yang memikat hatinya.

Disisi lain ada Lina yang melihatnya dari belakang berharap orang yang di anggapnya kakak akan mendekatkannya pada Dirga yang disukainya sejak dulu.

Amanda kini berharap ada malaikat yang datang menolongnya dari situasi rumit ini.

Tiba tiba ada mobil hitam berhenti di depan rumah produksi. Lelaki tinggi berwajah Arab turun dari mobil. Doa Amanda terkabul Arya adalah malaikat itu.

Amanda bergegas menyambut Arya dengan membawa beberapa laporan yang memang sudah di siapkannya.

"Pagi pak Arya...ini laporan grafik perkembangan penjualan DIA tea.." Arya menerimanya dengan senyum terlukis di bibirnya. Lama tak berjumpa dengan Adam ada rasa rindu yang tak bisa di mengerti olehnya sendiri. -Mana mungkin aku merindukan Lelaki cantik ini.- monolog Arya dalam batinnya.

Tanpa Amanda sadari kedatangan Arya bukan menyelamatkannya dari situasi rumit tapi menambah kerumitan dalam hidupnya.