"Menenangkan diri dari apa?" Tanya Cipto sambil menyeruput kopinya yang masih agak panas.
"Ya mana aku tau. Bukankah kau yang sering bertemu dan berhubungan dengannya melebihi aku. Siapa tau kau membuat kesalahan kepadanya atau membuatnya sakit hati mungkin." Ujar Wulan seolah menyalahkan Cipto. Walau sebenarnya ia bilang begitu untuk menutupi kegugupannya.
"Apakah kau tau tempat lain yang biasa di kunjungi Sheila?" sambung cipto.
"Aku tidak tau. Sejak berhubungan denganmu dia bahkan sudah berubah dan tak seperti putri yang aku kenal selama ini."
"Aku kira kita bisa bekerja sama untuk menemukannya dan mencari petunjuk bersama. Namun rupanya kau malah menyalahkanku."
"Lalu aku harus menyalahkan siapa lagi kalau tidak kamu." Ucap Wulan dengan nada ketus. "Sekarang dia pergi itu pasti juga gara-gara kau! Bukankah kau punya banyak orang suruhan? Kenapa kau tak minta mereka mencarinya?"
"Tanpa kau suruh aku juga sudah mulai bergerak."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com