"Terkait hal itu, nanti sebentar lagi kau pun akan tahu dengan sendirinya," ujar Pak Tua Lau setelah diam beberapa lama.
Setelah meneguk secawa arak, dia kembali berkata, "Jiwa muda sepertimu memang tidak sabaran dan selalu penasaran," lanjutnya sambil tertawa lantang.
Zhang Yi pun ikut tertawa. Meskipun memang tawanya itu terkesan sedikit terpaksa.
Dia bukan tipe orang yang suka memaksakan kehendak. Baik orang tua maupun gurunya tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. Atas dasar tersebut, setelah mengetahui kalau Pak Tua Lau tidak mau menjawab pertanyaannya, maka Zhang Yi tidak lagi membahasnya.
Kebetulan pula pada saat itu, Ayam Masak Balado pesanan mereka telah diantarkan oleh dua orang pelayan. Tidak lupa juga dengan tambahan beberapa guci araknya.
Bau harum semerbak segera menusuk hidung mereka. Kepulan asap putih masih menggulung ke tengah udara.
"Silahkan dinikmati, Tuan," kata pelayan mempersilahkan.
"Terimakasih," jawab Pak Tua Lau.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com