Beberapa jam kemudian, akhirnya pesawat mereka berhasil mendarat di ibukota Jepang yaitu Tokyo.
Sesudahnya mereka turun, Serena memberi ciuman panas pada Randika agar dia tidak melupakan dirinya. Setelah itu mereka berdua berpisah sambil tersenyum.
Randika berjalan ke pintu keluar dan ketika dia melihat para polisi yang berbaris di pintu keluar, dia merasakan firasat buruk.
Dia mengerutkan dahinya, dia merasa bahwa para polisi ini sedang berjaga dan menunggu dirinya.
Perasaan ini benar-benar muncul tiba-tiba, ini semacam bentuk sinyal bahaya setelah hidup bertahun-tahun di tengah bahaya.
Sangat misterius tetapi nyata. Semacam firasat seperti ini telah menyelamatkan dirinya berkali-kali.
Namun, setelah berpikir sejenak sepertinya firasatnya ini terlalu berlebihan. Randika lalu meneruskan perjalanannya menuju pintu keluar dengan wajah yang santai. Namun, tiba-tiba dua polisi menghampirinya.
"Namamu Randika?" Polisi tersebut mengeluarkan kertas berisikan gambar dan nama dirinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com