webnovel

Chapter 4 - Pertarungan Sejati

Hari pertarungan berikutnya tiba dengan ketegangan yang menggantung di udara. Haruto berdiri di depan cermin, mengamati bayangannya. Tubuhnya telah berubah, otot-ototnya berkembang, tetapi di dalam hatinya, dia masih meragukan kekuatannya. Dia tahu bahwa lawan kali ini adalah Kaito, ayahnya. Pertarungan ini lebih dari sekadar kemenangan; itu adalah tentang mencari jati diri.

Saat memasuki arena, sorakan penonton bergema. Hatinya berdegup kencang saat melihat Kaito berdiri di sisi lawan. Kaito mengenakan pakaian hitam yang membuatnya terlihat lebih menakutkan. Mitos tentang wajah iblis di punggungnya muncul kembali dalam pikirannya. Haruto merasakan tekanan yang lebih besar daripada sebelumnya.

"Siap?" Kaito bertanya, suaranya datar namun tegas. "Ingat, ini bukan hanya tentang kekuatan."

"Aku siap!" jawab Haruto, suaranya bergetar, tetapi penuh tekad. "Aku tidak akan mundur!"

Saat bel berbunyi, mereka saling bertukar tatapan tajam. Kaito bergerak cepat, melancarkan serangan pertama. Haruto berusaha menghindar, tetapi pukulan itu terasa sangat kuat. Dia merasakan setiap detak jantungnya, setiap serangan dari ayahnya mengingatkan betapa jauh dia masih harus melangkah.

Dia berusaha menenangkan diri, menggunakan semua teknik yang telah dipelajarinya. Haruto mencoba untuk tidak terjebak dalam emosinya. Setiap kali Kaito menyerang, dia berusaha membaca gerakan ayahnya, mencari celah untuk melawan balik.

Beberapa serangan awal membuatnya terjatuh, tetapi Haruto tidak menyerah. Dengan setiap kekalahan, dia bangkit kembali, merasakan semangat yang tak terpadamkan. Kenji dan Aiko menyemangatinya dari pinggir ring, suaranya menggema dalam telinganya.

"Ayo, Haruto! Jangan hanya bertahan! Lawan balik!" teriak Kenji.

Ketika Kaito melancarkan serangan berikutnya, Haruto mengingat semua pelatihan yang telah dia lakukan. Dalam sekejap, dia bergerak cepat, memanfaatkan berat badan ayahnya untuk mengalihkan arah serangan. Dia berhasil menghindar dan melancarkan serangan balasan yang membuat Kaito terkejut.

Momen itu membuat Haruto merasa seolah-olah segalanya berubah. Energi dalam dirinya mulai mengalir, dan dia merasakan keberanian yang sebelumnya tidak ada. Dia tidak hanya berjuang untuk mengalahkan Kaito, tetapi juga untuk menemukan dirinya yang sebenarnya.

Dengan kecepatan yang baru ditemukan, Haruto melanjutkan serangan, menggunakan kombinasi teknik judo dan gaya bertarung yang telah dia pelajari. Kaito terlihat terdesak untuk pertama kalinya. Sorakan penonton semakin memanas, dan Haruto merasakan dorongan semangat yang tak tertandingi.

Namun, Kaito bukanlah lawan yang mudah. Dalam sekejap, dia kembali menyerang dengan kekuatan penuh. Haruto terjatuh lagi, merasakan sakit yang dalam, tetapi dia tidak ingin menyerah. Dia harus bangkit!

Melihat ke arah penonton, dia teringat akan semua pengorbanan yang telah dia buat, semua latihan keras, dan semua kata-kata Kenji dan Aiko. Dalam hati, dia berdoa untuk kekuatan—bukan hanya untuk mengalahkan ayahnya, tetapi untuk memahami dirinya sendiri.

Ketika Haruto bangkit, dia merasakan aliran energi baru. Dia mengabaikan rasa sakit dan fokus pada tujuan. Dia menyerang Kaito dengan kombinasi gerakan yang tak terduga, mengandalkan semua teknik yang telah dia pelajari.

Akhirnya, saat Kaito terdesak, Haruto menemukan kesempatan untuk meluncurkan serangan akhir. Dengan semua kekuatan yang tersisa, dia melesat ke depan, mengalihkan arah serangan Kaito, dan mengunci ayahnya dalam teknik yang tepat. Kaito terjatuh, wajahnya terkejut.

Di tengah sorakan penonton, Haruto merasakan kombinasi antara kemenangan dan kelegaan. Dia telah membuktikan bahwa dia bukan hanya anak dari seorang legenda, tetapi juga seorang petarung yang berani berdiri di hadapan ayahnya.

Saat Kaito bangkit, ada perubahan dalam tatapannya—sesuatu yang Haruto tidak pernah lihat sebelumnya. Kaito mengangguk, seolah-olah mengakui pencapaian putranya. "Kau telah melakukannya, Haruto. Tapi ingat, perjalananmu belum berakhir."

Haruto menatap ayahnya, merasakan campuran emosi—cinta, sakit hati, dan pengertian. Dia tahu bahwa dia masih memiliki banyak yang harus dipelajari, tetapi untuk pertama kalinya, dia merasa bangga pada dirinya sendiri.

Pertarungan ini bukan hanya tentang mengalahkan ayahnya. Ini adalah tentang menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Haruto bersumpah untuk terus berjuang, tidak hanya untuk menjadi petarung yang lebih kuat, tetapi untuk menjadi orang yang lebih baik. Dan di dalam hatinya, dia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.