webnovel

21. Persiapan dan Buku aneh

Dia merogoh tas gendongnya mengeluarkan buku sihir yang ia beli, kemarin malam membuka lalu membaca segala hal yang ada dalam buku itu, iya dirinya akan belajar sebentar sebelum dirinya melakukan test ordo, semangat Lian.

"Hanya . dan ia tidak berarti apa-apa, tapi"

dirinya penting bagi semua hal

...

selama perjalanan menuju Tm's Lian hanya membaca satu buku yaitu, buku yang ia beli semalam karena yah memang dirinya cuma punya satu buku ini aja.

Buat apa punya buku banyak-banyak kalau cuma jadi pajangan rak doang, Lian ini ntah kenapa anti banget sama yang namanya ngebaca buku, kek nggak ada kerjaan lain gitu daripada nggak ngapa-ngapain cuma duduk terus baca buku yang isinya tulisan doang, yang panjang kali lebar, mending dia pergi ngebantuin kerjaan bunda sama bibi Jean,

kan lebih berguna.

Ini bukan berarti aku nggak bisa ngebaca yah, kalo nggak gimana caranya aku bisa dongengin anak-anak panti.

Tapi-tapi aja yah, kan karena aku bakalan mau ada test ordo nantinya, jadi terpaksa deh mesti belajar beberapa sihir dulu, kalo nggak sih males banget aku.

Dan untungnya Louis sadar dan paham dengan diriku, pengertian sekali dia mengetahui ketidaksukaan ku terhadap membaca tulisan panjang nan lebar begitu, karena buku yang dia jualkan padaku, memang buku materi mengenai sihir tapi sebagian besar isinya bukan tulisan doang, isinya kebanyakan gambar yang menarik sama penuh warna gitu, berbanding terbalik dengan cover bukunya yang kelihatan monoton bet dah.

"Ini buku lumayan bet dah, pinter banget Louis bisa ngedapetin buku kayak gini"

kagum aku pada buku ini, memang isinya kebanyakan adalah gambar tapi mudah dipahami serta jelas banget, aku jadi mudah paham dibuatnya, isi bukunya juga bisa dipercaya dan informatik.

Disepanjang perjalanan kerjaan yang aku lakukan hanya membolak-balikan lembar kertas buku yang aku baca, Paman Jansen juga sepertinya tidak ingin memulai pembicaraan, mungkin dia mesti fokus mengendarai kereta kuda ini, bukunya sih menarik cuman bosan juga lama-lama ngebaca, terus nggak ada hal menariknya kayak misteri tersembunyi gitu atau mantra terlarang yang nggak pernah orang lain ketahui.

Ngarep, buku modelan nimar gini bisa ada begituan isinya ngimpi, tapi yaudah lah ya jangan terlalu berharap banyak pada buku yang mirip cerita anak-anak ini.

Ditengah aku yang sedang asyik membuka lembar buku menuju halaman berikutnya, ada satu lembar buku ini yang tidak ada gambar apapun sama sekali, di lembar ini hanya ada sebuah tulisan ditengah-tengah kertasnya isinya itu.

Ucapkan kalimatnya 'occulta mundi'

Rahasia dunia, apaaaa jangan bilang kalau ini adalah mantra terus pas aku ngebaca ini tulisan aku jadi tau rahasia tentang dunia ini, yyeeeees ini yang aku tunggu-tunggu, tanpa menunggu aku langsung mengucapkan mantra yang diperintahkan "occulta mundi"

tratatatatatatta, aku nggak merasa ada yang terjadi apa-apa, nggak ada perubahan sama sekali dan juga ini buku nggak bereaksi apapun, aku penasaran lalu aku buka lembaran berikut nya, nah disini aku langsung menatap kebingungan, 'terimakasih, sudah mau membacanya silahkan dilanjutkan halaman berikutnya'

apa maksudnya ini, seharusnya dia mendapatkan pengetahuan rahasia dunia kenapa jadi begini, udah ikutin dulu perintahnya siapa tau rahasia itu sudah tertulis didalam sini, aku langsung membuka lembar berikutnya.

Dan kalian tau apa yang kudapatkan, dihalaman ini tertulis bahwa jamur Amilaria tidak bisa terbakar serta menyerap kandungan air dengan sangat tinggi, rasanya sangat enak, hah apa maksudnya coba dikira aku mau cari bahan buat masakan kali, lembar sebelahnya juga sama aja masa disana tertulis sapi wa memiliki kulit yang keras namun memiliki daging yang sangat gurih, dan bla bla bla, kenapa gini bukunya khawatir ini kayaknya bukan buku pelajaran deh, perasaan tadi halaman awal-awal kelihatan meyakinkan deh kenapa pas bagian akhir malah jadi kayak buku bahan masakan.

Langsung aku tutup buku itu, memasukkan kembali kedalam tas, jangan sampai aku jadi mengamuk gara-gara di tipu oleh itu buku, sebenarnya nggak ditipu juga sih, bukunya aja mirip buku anak-anak wajar aja informasi nya begituan, akunya aja yang berharap lebih sama itu buku huh.

Aku lebih baik tidur aja deh, karena itu buku jadi bikin aku kurang mood, padahal tadi niatnya mau belajar dulu cuman karena bukunya begitu, yah malas aku lihatnya.

Lian membaringkan tubuhnya, menghadap kesamping melihat beberapa tumpukan kotak, oh iya paman Jansen ini sebenarnya pembawa barang, jadi kaya dia beli suatu barang yang berharga atau bahan makanan yang cuman bisa ditemukan sama satu desa itu, lalu nanti paman Jansen bakal jualin barang barang itu ke kota, dan kalian mau tau gak desaku juga salah satu desa yang punya tanaman khas, yang cuma bisa tumbuh di desaku aja, namanya akar panacea ini tuh akar tanaman yang mahal banget kalau dijual, kisaran harganya sekitar 800 gulden untuk satu akar sepanjang 10 centi doang, soalnya akarnya ini bisa buat kita sehat dan berumur panjang, bukan cuma karena khasiatnya saja tanaman ini jadi mahal banget kalau dijual, tapi juga karena proses mendapatkan akar ini lama banget, kita mesti nungguin satu tanaman ini besar dulu lalu baru kita bisa ambil akarnya, nunggunya ituloh sampai 10 tahun baru dia bisa diambil makanya satu akar itu aja harganya bisa selangit.

Tapi paling suka aku sehabis waktu panen itu akar, soalnya sehabis kita panen terus jual, desa bakal ngadain pesta panen, dan itu seru banget.

Itu dulu kalau sekarang tidak lagi, soalnya entah kenapa tanaman akar panacea tidak lagi bisa tumbuh dengan subur di desa, warga juga udah mencari tau penyebabnya juga menggunakan sihir mereka untuk menumbuhkan tanamannya tapi tidak ada hasil, jadilah desa sekarang cuma mengandalkan menjual beras padi dan gandum sedih kan.

Ngomong-ngomong tak terasa dengan perjalanannya malah sebentar lagi aku bakalan sampai di stasiun Tm's, soalnya paman sudah memanggil namaku untuk bangun dan bersiap turun, "Lian bangun, kita sebentar lagi sampai di stasiun siap-siap"

Aku bangun setelah mendengar apa yang paman ucapku aku lihat ke depan tempat Paman duduk, wahhh stasiun Tm's megah banget, aku seumur-umur baru sekarang ini datang dan langsung melihat stasiun, maklum warga kampung bisanya cuma dengar dari omongan warga doang.

"Lian, ingat kamu masuk kereta nomor 25, lalu pemberhentian nya di stasiun Khalajeri, lalu jangan lupa tunjukkan dulu tiket kamu sama petugas kereta oke, dia biasanya ada di pintu masuk kereta" ucap paman Jansen bertubi-tubi mengingat kan aku tentang apa yang harus aku lakukan disana, memang paman terlihat sangat khawatir padaku.

Aku cuma membalas ucapan paman dengan kata iya dan siap selepas itu aku turun dari gerobak paman, lalu berterimakasih padanya sebelum paman pergi lagi menunju desa lainnya, "terimakasih paman, sudah mau mengantar Lian sampai stasiun".

"iya iya, sudah sana jangan sampai ketinggalan keretanya, paman duluan yah"

ucap paman menimpali, aku lalu berpamitan dengan paman yang setelah itu dirinya langsung pergi menuju tujuan berikutnya.

Nah sekarang waktunya bagi diriku sendiri, aku membalikkan badan menatap stasiun ini "Tunggu aku Academy draconis".

"hanya sebuah perjalanan biasa yang tidak"

ada artinya