webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
181 Chs

Chapter 62 - Masa lalu dua sahabat

Semakin gelap langit Ibukota, dari dalam bangunan rumah sakit sesekali ia menatap keluar melalui jendela. Lalu kembali menoleh memperhatikan satu rekannya yang masih menyantap makan malamnya. Lirikan matanya beralih kepada seorang pria tak berekspresi yang juga rekannya, rasa kantuk yang ia keluhkan sebelumnya nampak bukanlah ucapan semata, ia duduk bersandar pada bantal yang ia buat berdiri dengan mata terpejam seakan sedang tertidur.

Edward hanya tersenyum melihat mereka, merasa tenang begitu melihat mereka baik-baik saja. Meski hubungan yang ia jalin bersama mereka masih terbilang sangatlah singkat, tetapi ikatan yang belum pernah ia miliki menjadikannya sebagai hal paling penting dalam perjalanan hidupnya saat ini.

Mungkin kali ini akan baik-baik saja, pikirnya.

Setelah menelan suapan terakhir dalam mulutnya, Retto bertanya kepadanya Edward "Oh ya, aku dengar dari kapten jika kau membantu dia menyelamatkan kami."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com