webnovel

Lalita My Love

Lardo menarik Lalita dan melumat bibir Lalita, jangan pernah mencobanya, karena bibir ini milikku, kau mengerti. "Lalita mengangguk". "Apa.......!!!", pekik Lalita sadar dengan apa yang ia lakukan. "Lardo hanya menatap datar keterkejutan Lalita. "Bagaimana anda bisa bisa masuk ke dalam toilet wanita sir?, Lalita menoleh ke kiri dan ke kanan, bagaimana kalau ada yang melihat anda disini?, Ini perusahaanku Lalita, aku bebas berada dimanapun aku suka, Lardo mengelus bibir Lalita, aku menginginkannya lagi, Lardo menarik dagu Lalita, menyatukan bibir mereka, Lardo menghisap bibir Lalita membuat Lalita mengerang pelan. Ini benar-benar nikmat, Lardo memperdalam ciumannya Lalita merasakan jantungnya berdegub sangat kencang, kakinya lemas seakan tidak bertulang, Lardo masih melumat bibir Lalita dengan rakus, satu tangan Lardo menahan pingang Lalita, entah sejak kapan Lalita mengalungkan keduan tangannya di sekeliling leher Lardo. Ikuti gerakan yang aku lakukan di dalam mulutmu Lalita, bisik Lardo di telingah Lalita ini akan sangat nikmat sayang, Lardo mengecup rahang Lalita sebelum kembali melumat bibir Lalita dengan lebih lembut dan lambat, Lardo ingin Lalita ikut menikmati tautan bibir mereka. Uuhhhh.....Lalita mengerang lembut, Lalita ikut mencicipi bibir Lardo, bibir Lalita dengan lembut mengikuti gerakan bibir Lardo di mulutnya, lidah Lardo membelit lidah Lalita, begitupun dengan Lalita "Kau belajar dengan cepat rupanya, Lardo meraup bibir Lalita kembali mendominasi ciuman mereka, kita harus berhenti sekarang Lalita sebelum aku melakukan sesuatu lebih padamu. Lardo tersenyum melihat Lalita yang menutup matanya, mereka menarik napas dalam-dalam. Aku harus pergi sekarang, Lardo melepaskan kedua tangan Lalita, kemudian mengecup lembut bibir bengkak Lalita. Lalita masih mengatur napasnya, menatap tidak percaya pada pintu yang tertutup. Aku......pikirnya

Berliana_Manalu · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
70 Chs

Bab 23

Ramond menatap sekelilingnya, matanya mencari-cari sosok wanita yang dicintainya dua minggu tidak melihat kekasihnya membuatnya sangat merindukan Lalita. Aku tidak melihat Lalita?, tadi di telphone kamu bilang Lalita ada di mejanya. Ramond merasa kesal karena tidak mendapati Lalita di ruangannya.

Tia mengaruk kepalanya yang tidak gatal, melihat raut kecewa di wajah tampan Ramond. Barusan Lalita ada disini, tapi mendadak Lalita pergi begitu saja dan aku tidak tahu kemana Lalita pergi. Karena tidak enak Lalita berusaha untuk mencari keberadaan sahabatnya itu. Kamu tunggu disini aku akan pergi mencari Lalita, aku yakin Lalita ada disekitar sini.

Ramond mengangguk pasrah, tidak tahu harus berbuat apa, kecewa, ya itu sudah pasti Ramond sangat kecewa karena tidak bisa bertemu dengan kekasihnya. Aku akan menunggu disini. Ini meja Lalita kan!. Tunjuk Ramond pada meja yang ada diseberang meja Tia.

Tia mengangguk. Iya itu meja Lalita. Kamu bisa duduk disana selagi aku pergi mencari Lalita.

Ramond memperhatikan meja Lalita yang tampak sangat rapih. Tampaknya kamu pergi dengan terburu-buru sayang. Ramond memperhatikan pekerjaan Lalita yang tampak belum selesai, mengclik save pada layar kemudian minimize window.

Tia menghampiri Ramond. Maaf Ramond, aku tidak bisa menemukan Lalita dimanapun. Aku tidak tahu kemana Lalita pergi, setelah membaca sebuah email Lalita pergi begitu saja seperti orang kesetanan.

Ramond menghela napas. Karena hari ini ia harus kembali kecewa tidak bisa bertemu dengan sang pujaan hati. Terima kasih Tia. Aku tahu kamu pasti sudah berusaha. Aku akan menunggu beberapa menit lagi disini, kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu. Setengah jam sudah Ramond duduk tanpa melakukan apapun, sesekali Ramond membuka phonselnya mengecek email yang dikirim orang kepercayaannya.

"Tia!". Menurutmu kenapa Lalita menghindariku selama dua minggu belakangan?, apa Lalita ada cerita penyebabnya?, apa aku melakukan kesalahan yang mungkin tidak sengaja telah menyakiti perasaan Lalita?, tanya Ramond yang sudah tidak tahan berdiam diri.

Tia memutar otak, apa yang harus aku katakan pada Ramond, tidak mungkin aku katakan kalau Lalita menghindarinya karena seorang pria misterius mengambil ciuman pertama Lalita. Maaf Ramond aku tidak tahu. Lalita tidak perna cerita apa-apa tentang masalah asmaranya, kamu tahu sendiri bagaimana Lalita, gadis kolot keras kepala dengan semua sikap ketinggalan zamannya yang ia jadikan prinsip dalam percintaannya.

"Jadi Lalita tidak pernah bilang apa-apa ke kamu. Ramond mengecek jam tangannya. Baiklah sepertinya aku harus pergi, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kalau nanti Lalita kembali tolong sampaikan salamku pada Lalita, katakan aku sangat merindukannya, dan sangat ingin bertemu.

Tia menggaguk. Pasti akan aku sampaikan.

###

Bibir Lalita tampak membengkak, dengan wajah memerah, rambut kusut dan napas terengah-enggah. Tubuh Lalita lemas tak bertenaga, tenggorokannya terasa serak karena berteriak. Sedang pakaian kerjanya jangan ditanya berantakan sangat berantakan. Siapapun yang melihat keadaan Lalita akan langsung bisa menebak apa yang baru saja mereka lakukan.

Lardo membelai kening Lalita yang berkeringat, ini sangat nikmat sayang, apa kamu siap untuk ronde selanjutnya. Lalita mencoba lepas dari belitan tubuh Lardo. Tubuh lemas Lalita terhuyung hampir jatuh jika tangan kuat Lardo tidak langsung menangkap tubuh lemas Lalita. Aku hanya bercanda sayang, aku hanya ingin mengodamu saja. Lardo terkekeh melihat wajah ketakutan Lalita. Sekarang rapikan pakaianmu. Lardo menarik resleting celanaya, duduk disalah satu kursi rapat, menunggu Lalita merapikan diri.

Lardo menekan nomor Robi, menunggu beberapa saat sampai panggilannya tersambung. "Robi, apa kau sudah menyelesaikan tugas yang aku berikan". Lardo tersenyum mendengar jawaban Robi, baiklah aku akan kembali ke ruanganku, siapkan makan siang untukku dan Lalita, kami cukup lapar untuk melahap makan siang dengan porsi besar.

Apa kamu sudah selesai, aku harus kembali ke ruanganku, ada banyak pekerjaan yang harus aku sekesaikan. Lardo menatap Lalita kesal. Kenapa kamu tidak menjawabku.

Lalita memasukan celana dalam miliknya kedalam saku, bagaimana bisa aku keluar dari ruangan ini sir?, anda merobek celana dalamku lagi, aku harus bagaimana sekarang?

Lardo menarik Lalita, ikut aku, aku sudah sangat kelaparan, kamu tidak perlu khawatir tidak ada orang yang mengetahui kalau kamu tidak mengenakan celana dalammu. Lardo terus menarik Lalita masuk kedalam lift khusus, tidak usah menapatapku saperti itu, hari ini kamu akan menemaniku di ruanganku, setelahnya kita bisa pulang ke apartemen bersama-sama dan melanjutkan permainan panas kita hingga pagi.

Lalita bergidik ngeri membayangkannya. Apa anda tidak lelah sir?. Semalam kita sudah melakukannya sepanjang malam, Lalita mengatakannya dengan wajah memerah dan saya tidak ingin Hendri memarahi saya kalau sampai ketahuan membolos.

Lardo tersenyum geli. Untuk yang satu itu kau tidak perlu meragukannya sayang. Aku tidak merasakan lelah sama sekali. Aku malah sangat bersemangat untuk membuatmu berteriak seperti di diruang rapat tadi. Apa kau mau mencobanya lagi Lalita?. Lalita menatap horor Lardo, bergerak menjahui Lardo.

Lardo mengedipkan sebelah mata. Sekarang ayo kita isi tenaga, aku tidak mau kamu pingsan karena kelelahan.

Lalita berjalan dengan perasaan tidak nyaman tapi tidak berdaya karena Lardo terus menarik tangannya tanpa perasaan. Tidak mempedulikan ketidaknyamanan Lalita.

Aroma lezat tercium saat mereka memasuki ruangan besar milik Lardo. Di dalam sudah ada Robi yang sedang menunggu mereka. Anda tidak perlu menawari saya sir, saya sudah makan siang. Anda dan Lalita bisa menikamatinya aku harap semua menu yang saya pesan dapat memuaskan rasa lapar anda yang besar. Sindir Robi dengan senyum mengejek pada Lardo. Robi keluar sambil bersiul kemudian menutup pintu ruangan Lardo.

Lalita menatap meja yang dipenuhi berbagai jenis makanan, krukk…perut Lalita berbunyi keras.

"Duduk dan makanlah", perintah Lardo. Kamu tidak perlu malu-malu, makan yang mana saja yang kamu suka. Lardo duduk dan mulai melahap makanannya, ini lezat. Lardo menatap kesal Lalita yang masih tetap berdiri mengabaikan perintahnya. Apa yang kamu lakukan?, aku menyuruhmu duduk dan makan, kenapa kamu masih beridiri. Apa perlu aku melayanimu?

Lalita duduk. Maaf sir. Lalita menatap lapar semua makanan yang ada.

"Mulailah makan Lalita sebelum aku memakanmu". Ancam Lardo

Lalita mengelus perutnya yang sudah terisi penuh. Tadi Lalita makan seperti orang kesetanan, perutnya benar-benar kelaparan. Lalita memakan semua makanan yang dihidangkan di meja dan untunglah Lalita bukan tipe yang suka pilih-pilih makanan. Lalita bisa makan apa saja. Setelah perut kenyang. Sekarang Lalita merasa sangat mengantuk. Lalita merasa tubuhnya benar-benar kelelahan. Lalita menguap panjang semenit kemudian Lalita tertidur dalam posisi duduk.

Lardo yang melihat Lalita tertidur di sopa dengan posisi yang tidak nyaman. Menggangkat Lalita dan membaringkan Lalita di sopa panjang agar Lalita bisa tidur dengan nyaman. Tidurlah saying Lardo membelai lembut pipi Lalita. Karena malam ini aku akan membuatmu kembali meneriakkan namaku.

"Masuk!".

Robi menatap Lalita yang tertidur. Tampaknya Lalita benar-benar kelelahan, Robi mengeleng-gelengkan kepala anda seperti singa lapar sir, memangsa buruannya tanpa ampun.

"Jangan berisik Robi". Aku tidak ingin Lalita terbangun karena suara jelekmu. Sekarang mana laporan yang aku minta. Apa Ramond masih menunggu Lalita di ruangannya?. Tanya Lardo yang tahu. Usai rapat Ramond langsung mencari Lalita ke ruangannya.

Robi mengeleng. Ramond sempat menunggu selama satu jam lebih tapi setelahnya Ramond pergi dengan raut wajah kecewa. Robi menyerahkan laporan yang tadi diminta Lardo.

"Berhenti menatapnya Robi". Lardo kesal melihat Robi yang terus menatap Lalita yang sedang tertidur. Aku bisa menyungkil keluar bola matamu kalau kau masih terus menatap Lalita. Ancam Lardo

Robi mendengus. Anda terlihat seperti kekasih prosesip

Lardo menatap tajam Robi. Keluarlah. Aku akan menganggilmu kalau aku membutuhkanmu.

"Kenapa aku merasa seperti kata pepatah ya". Habis manis sepa dibuang. Robi mengeleng sambil melangkah keluar. Anda benar-benar menyakiti perasaanku, sir.

HALLO SEMUA, MASIH PADA PUASA' KAN

SELAMAT MENJALANKAN PUASA YA

TERIMA KASIH SUDAH BACA KERYA BERLI, JANGAN LUPA DUKUNGANNYA YA DENGAN TEKAN LOVE

Creation is hard, cheer me up!

Creation is hard, cheer me up!

Berliana_Manalucreators' thoughts