"Apa yang sebenarnya terjadi? Kekerasan pada anak-anak tidak dibenarkan, kerajaan kita sudah ada hukumnya," ujar Arabella.
"Kekerasan apanya?!" pekik Marquess Orbak.
"Tadi, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa Anda menjitak kepala Ancel hingga suaranya terdengar. Berarti Anda menjitaknya cukup keras," papar Arabella dengan nada tegas.
Marquess Orbak terbahak dengan ekspresi mencomooh, "kerajaan sudah ada hukumnya? Tapi kalau kekerasan pada rakyat jelata, apalagi anak yatim piatu macam serangga satu ini ya boleh-boleh saja. Apa masalahnya?"
'Sabar, Arabella. Jangan emosi, jangan meledak. Kita masih butuh banyak energi untuk melawan The Sinners dan rencana besar menjatuhkan Rose nanti,' batin Arabella berusaha bersabar.
"Marquess Orbak, saya akan mengingat semua kata-kata penghinaan Anda tadi pada Ancel," desis Arabella.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com