webnovel

Rindu

Sahlan bangun di sepertiga malamnya.melakukan tahajud dan shalat hajat. Meminta kelancaran urusannya untuk meminang Mikayla. "Rabbis shrahly shodri wayasirly amry wahlul uqdatam min lisani yaf qohu qouli" doanya dan kemudia menutupnya dengan sura alfatihah.

kemudian dia mempersiapkan barang keperluannya untuk di bawa ke jakarta, baju, dan beberapa dalaman. Rencananya dia akan mengajak Kayla dan Ummi singgah di rumah pamannya terlebih dahulu. sebelum dia ke rumah orang tua Kayla. sekaligus memperkenalkan Kayla pada paman Ramdani Ayah angkatnya.

setelah menyelesaikan persiapannya dia membuat panggilan pada seseorang.

"Assalamualaikim Ghani."

"...."

"Engkom minta'ah tolong bisa? (aku mau minta tolo g bisa?)"

"...."

"Ateragi engkok ka bandara, sorbejeh satiyah, mangkat mare sobbu marenah. (anteri. aku ke bandara surabaya sekarang, berangkat setelah subu ini). bisakan?"

"...."

"Alhamdulillah, iyehlah, marenah e cereta'nah, dulih denaklah, ngasteteh ye? (iya sudah, ntar aku ceritain, cepet dateng kesini deh. hati hati ya?)"

"...."

"Waalaikum salam". Alan meletakkan Hpnya kembali dan segera memanaskan Mesin mobilnya yang jarang di pakek. Ya Alan lebih sering memakai motor vixionnya dari pada menggunakan mobil fortunernya. karena Alan lebih menyukai kesederhanaan, apa lagi mobil itu adalah pemberian dari ayah angkatnya Abi Ramdhani.

Alan bukan Anak orang miskin, ayah dan ibunya adalah pemilik lahan pertanian yang luas, jumlah sawahnya lebih dari 1 hektar, yangbkeseluruhannya memiliki pengurus lahan masing masing, namun mereka menyukai kesederhanaan, karena itu, walau pun mereka bisa dan mampu memiliki kemewaham tapi mereka hidup dengan berkecukupan saja, sisanya mereka sering sumbangkan ke Yayasan yang di ketuai oleh ustadz Fauzi, Kakak mereka Ramdhani pun melakukan hal yang sama, walau terlihat lebih mewah dari orang tua Alan.

tak lama kemudian Ghani sampai di rumah alan, dan tepat masuk waktu shubuh, maka mereka pun melakukan shalat lebih dulu.

setelah shalta mereka bersiap siap sambil berbincang bincang.

"Kamu mau kemana kok ke bandara segala?" Ghani membuka percakapan

"Aku mau kejakarta Ni, aku turuti saranmu, memiliki Kayla," Alan merona

"Kamu itu cowok lho lan, kenapa ngomong gitu ke aku kok kamu jadi merona gitu sich?" Ghani gemas dengan kepolosan sahabatnya itu.

"Aku mau melamar Kayla Ghani" Alan melanjutkan dan tak menghiraukan godaan Ghani

"Ya bagus kalok kamu mau tunangan ma dia"

"Aku mau nikahin dia Ghani" Ghani terperanjat, tak sengaja tas yang dia pegang hendak dia masukkan ke mobil malah dia lepaskan dan menjatuhinkakinya, "BUUUUUG aaauuuuuu" Teriak Ghani "Astaghfirullah, Tas kamu isi apaan sich lan, sakit banget nimpa kaki ku" protea Ghani, tapi dia ingat kata terakhir Alan.

"Kamu yakin langsung mau nikah ma dia Lan?, kalian kan belum saling kenal lama Lan?" Merela berdua masuk ke mobil.

"Kita ke rumah Ummi Rabi'ah dulu ya Ni" Pinta Alan

"Ngapain?" Ghani penasaran.

"Jemput Kayla dan um..."

"HAAAAAAAHHHHH JEMPUT Kayla?" Ghani berteriak.

"Sekalian kamu pakek speaker musholla tu Ghani" Sahlan kesal dengan tingkah sahabatnya.

"Kamu serius? mau pergi berdua aja?" Ghani mulai hawatir pada sahabatnya itu

"Gentak be'en, oreng bentah tak mareh lah atarat, satiyan atanyah salah paham kiyah (Dasar jangkr*k, orang ngomong belum selesai udah teriak duluan, sekarang kepo pakek salah paham pula)" Alan bersungut sungut.

"Makanya ngomong tu di selesaikan, jangan putis di tengah" kesal Ghani, tak merasa bersalah.

"Gini ni punya sahabat sok bener, aku tadi mau bilang, kita jemput Kayla sama Ummi, mereka ikut dengan aku kejakarta. Lha kamu maen kaget trs teriak aja" Alan menatap ke arah depan.

akhirnya mereka sampai di rumah ummi.

"Assalamualaikum Ummi" Alan mencium tangan Ummi.

Ghani menangkupkan tangannya di depan dada tanda dia memberi salam hormat pada ummi, di jawab dengan anggukan umki dan tangkupan tangan juga.

"Duduk nak Ghani". ummi mempersilahkan Ghani.

"ummi, mari ikut saya, sekalian kita nyambang abi Ramdhani, tidakkah ummi rindu pada beliau?" Alan menggoda bibinya.

"Ah Alan, kami sudah tua, tak seromantis kalian tapi di tanya rindu aku memang merindukan beliau, baiklah, aku akan ikut bersama kalian" Jawab ummi sambil tersipu.

Alan dan Ghani melihat ummi tersipu tertawa kecil menggoda beliau.

Setelah semua siap, Kayla pun datang, dia segera dudum di sebelah ummi tepat di belakang Alan yang tak menyetir.

"bismillah, Subhanalladzi syahkharalana hadza wama kuna lahu mukrinun wa illa robbina lamun qolibuun" Doa mereka bersama.

dan merek ber empat berangkat ke bandara.

tepat pukul 9 mereka sampai di juanda. dan segera melakukan chekking barang bawaan mereka, tak lama, karena mereka hanya membawa beberapa stel baju saja. mereka tak membawa apapun lagi. terlebih Kayla, dia hanya membawa tas yang di slempangkan di tubuhnya saja, Kayla tak membawa baju, karena di sana, di rumahnya masih banyak bajunya yang tak di bawa. jadi dia tak ingin ribet.

setelah semua perlengkapan dan semua tes di lewati mereka berpamitan pada Ghani.

"Aku titip Orang tua dan mobil ku ya?,tolong jaga mereka, nanti aku akan menghubungimu untuk jemput kami disini" Alan memeluk Ghani sebentar.

"Insya Allah, baiklah, jaga dirimu, dan selamat berjuang, semoga kalian segera bersatu" Ghani mendoakan Alan

"Aamiiin yarabbal Alamin"

Akhirnya mereka berpisah, Alan, Kayla, dan ummi segera masuk ke ruang tunggu bandara, karena mereka masih menunggu pesawat yang akan memberanhkatkan mereka take off.

Ghani segera kembali ke madura, dan kembali ke rumah Alan untuk memarkir mobil Alan, dan menyerahkam kunci mobil pada orang tua Alan.

Alan, Kayla, dan ummi telah sampai di jakarta pada pukul 12.30 siang, dan segera pergi ke tempat paman Ramdhani.

Di kediaman Ramdhani di jakarta...

"Assalamualaikum" Alam mengucapkan salam.

"waalaikum salam, subhanallah, anakku, Alan, kamu kesini nak? Abi rindu sekali padamu." Ramdhani memeluk erat Alan.

"Abi tak rindu Ummi?" Tanya Alan.

"Rindu, Rindu sekali, tadi malam ummi mu bilang kamu mau kesini aku minta dia ikut denganmu, namun dia menolak Lan, Abi sangat sedih."Ramdhani berkaca kaca.

"Saya di sini Abi, Assalamualaikum" Ummi maraih tangan Abi dan mencium punggung tangannya.

"wa alaikum salam Zaujaty, Ya Allah, Rindu sekali aku pada Kalian" Abi merengkuh istrinya.

Kayla hanya terdiam melihat keromantisan keluarga Alan. Alan yang mengingat Kayla segera memperkanalkan Kayla.

"Abi, ini Kayla Bi," Abi menatap Kayla, dan mengangguk tersenyum, "masuklah Nak, ajak calon istrimu itu masukz mari kita ngobrol di dalam". Abi Ramdhani menuntun istrinya dan mempersilahkan Alan dan Kayla masuk.

Kedua pemuda pemudi itu mengekor pada dua orang dewasa di depan mereka.

"Kak, aku pulang dulu ya? biar aku sampaikan maksud kakak pada orang tua ku, biar mereka ada persiapan." Kayla menatap Alan.

"Hubby sepertinya kau melupakan sesuatu, yaitu janjimu pada ku Hubby." Alan mengingatkan Kayla untuk panggilan Romantisnya.

Kayla bersemu merah. "Ayo panggil, aku sudah mengajak ummi bersama kita, sehingga kau lolos dari cengkraman ku Cinta" Dikalimat terakhir Alan hanya berbisik, tentu saja Kayla dengar, dan refleks Kayla mencubit Alan di lengannya.

"Aaauuuuu, aku tak memintamu mencubit lenganku, aku memintamu menepati janjimu pada ku" Protes Alan sambil berteriak, agar Abi dan Umminya melihat mereka

Sumpah demi apapun juga, Kayla ingin mencari lubang untuk bersembunyi, kalau pun ada lubang tikus di rumah yang besar itu, akan menkadi pilihan Kayla untuk menyembunyikan wajah Merahnya.

"Ayo cepat sayang, panggil aku," Alan mendesaknya.

"Ya Habibi, aku pulang dulu, untuk memberi tau orang tua ku tentang kedatangan kalian agar mereka mempersiapkan diri" Tentu Kayla mengatakannya sambil tertunduk.

"Aku akan mengantarmu" Alan tegas, dan tak terbantahkan lagi.

Kayla kempos. "Abi, Ummi, Kayla pamit dulu, maaf Kayla sudah merepotkan" Kayla berpamitan mencium tangan Ummi, dan walau agak canggung, tapi Kayla meraih tangan Abi untuk di salami dan di cium punggung tangannya.

"Baiklah Nak, tunggu kehadiran Kami di rumah mu." jawab Ramdhani dan di timpali senyum menggoda ummi pada Kayla.

"Assalamualaikum" Kayla tak tau harus jawab apa lagi, akhirnya Kayla keluar dari rumah itu sambil mengundurkan diri dan berbalik keluar setelah 3 langkah mundur. Kayla ditarik dan dipeluk di bagian pinggangnya oleh Alan di pinggir mobil yang sudah di pinjamnya dari abi untuk mengantar Kayla.

"Bagaimana Hubby? Apa kau masih ragu dengan ku?" Alan menatap lekat wajah Kayla.

Kayla yang awalnya menatap Alan karena tarikkan dan pelukkannya yang tiba tiba itu menjadi tertunduk dan meronta melepaskan diri.

"Tenanglah Hubby, jika kau terus berontak maka sesuatu yang kau tuduh tak jantan tadi malam akan Menemui mu walau berada di balik tabir sayang." Alan semakin menjadi menggoda Kayla.

Kayla pun berhenti memberontak.

Alan menarik kepala kayla ke dadanya, di peluknya erat tubuh mungil Kayla.

"Biarkan sejenak seperti ini Hubby," Alan terdengar Lirih dan menahan sesuatu di suaranya. entah apa itu Kayla tak tau.

serelah bebepa detik, Alan mengecup puncak kepala Kayla, dan mengecup dua jarinya dan meletakka. jari itu di bibir Kayla. Kayla hanya Terpaku dengan perbuatan Alan. "Kupastikan Kau akan jadi milikku saat kita kembali ke madura Sayang" Alan menatap mata Kayla dengan berapi api. Kayla melihat pancaran harapan dan semangat serta keyakinan dalam mata Alan.

"Baiklah, mari aku antar kamu pulang Hubby." Alan membuka pintu Mobil memepersilahkan Kayla masuk.

"Kak, tidak kah sebaiknya aku pulang sendiri?" Cicit Kayla terdengar Takut, ya Kayla takut Alan akan mengerjainya terus. "Aku takut kak" Kayla jujur.

"kenapa kau baru takut sekarang hubby,? apa aku menyeramkan bagimu?" Alan sedikit kecewa tapi dia memaklumi, karen alan sadar tindakannya memang keterlaluan. Alan tersenyum memegang pundak Kayla, "Aku janji tak akan menyentuhmu lagi sampai akad kita Sayang" Janji Alan.

"Bukan itu kak, tapi di dekat Kakak aku merasa umurku akan semakin berkurang, karena jantungku berdegup lebih kencang dari normalnya, aku takut aku akan terserang gagal jantung kak" Kayla beralasan, tapi Alan menangkap perkataan itu seperti godaan untuknya.

"Kau memancingku lagi Kayla?" Alan menatap tajam ke wajah Kayla, Kayla menggeleng keras.

"Aku tak menggoda kakak. itu yang aku rasakan kak." Kayla menunduk lagi.

Alan tersenyum, dan kembali meminta Kayla masuk ke mobil. akhirnya Kayla nenurut pada Alan.

nereka pun segera pegi ke rumah Kayla yang ada di jakarta dengan arahan dari Kayla. Kayla yakin orangtuanya ada di jakarta , karena perusahaan ayahnya yang di bandung sudah di pasrahkan pada Ardan.

dan Perkiraan Kayla tak meleset. Ayah dan ibunya benar ada di jakarta.

"Assalamualaikum" Kayla mengucap salam.

"Waalaikum salam" Ibu Kayla membuka pintu dan terkejut mendapati putri kecilnya kembali kerumahnya.

"Mikayla, putri ku" ibu memeluk Kayla rindu.

terimakasih pada mokoagow, layhaagung, Nurhasanah 95, Delia fitria, dan Alfrian

atas Power stone kalian sista.

mohon terus dukung novel ku ini ya? dan mohon saran serta kritikan yang bisa membangun penulis untuk terus maju berkarya. makasih All ?????

cahaya_kekasihcreators' thoughts