webnovel

Menikmati Indahnya Debaran Hati

Malam berlabuh, tenang, sunyi dan terasa damai bagi sepasang anak adam yang baru saja sah menjadi pasangan halal. Tapi suasana itu tak sama dengan suasana hati keduanya. Walau sudah sah menjadi suami istri tapi keduanya masih terlihat canggung untuk saling berdekatan.

Kayla melihat kearah suaminya, yang terdiam tenang tapi kaku di pinggir ranjang. Kayla jadi teringat dengan semua kelakuan Alan yang berani mendekatinya, bahkan tanpa malu menciumnya di tempat umum. Tapi Alan yang disampingnya sekarang seperti bukan Alan yang tadi siang, bahkan Alan yang pernah mencuri ciuman pertamanya di kampus.

"Kak, Kak Alan kenapa?" Kayla berinisiatif mendekati Alan. Dia duduk di samping Alan, menatap ke wajah Suaminya. Alan tersenyum, mengambil kedua tangan istrinya, mamainkan jarinya di jari Kayla, "Assalamualaikim Makmumku" Ucap Alan. Wajah Kayla bersemu "Waalaikum salam suamiku" Alan mendekatkan wajah ke arah Kayla. takut di kerjai lagi oleh suaminya, Kayla memilih diam. Alan mencium puncak kepala istrinya sebelumnya dia membaca shalawat kepada Nabi. Alan menbingkai wajah Kayla dengan tangannya mencium pipi kanannya dan berbisik mesrah di telinganya "Bolehakah aku memilikimu malam ini Hubby?" Kayla mengangguk pelan.

"Kalo begitu mari kita shalat sunnah dulu ya?".

Kayla pun menyetujui permintaan Alan, walau sungguh, dada Kayla sangat sakit, karena jantungnya yang berdegup sangat kencang, seolah olah ingin melepaskan diri dari dada Kayla. dan muncul keluar mencari kelegaan. Kayla menggenggam dadanya, agar berkurang sakit di dadanya itu. Kayla masuk ke kamar mandi untuk mengambil wudhu'.

'Aduuuuh jangan sampai aku gagal jantung di malam pertamaku, Ya Allah Kak Alan, bersammu benar benar akan memperpendek usiaku kak. Apa yang harus aku lakukan, aku tak rela kau jadi duda muda kak' pikiran Kayla mulai nyeleneh, dia tersenyum geli dengan pikirannya. apa dia sudah benar benar jatuh hati pada Alan?. Kayla menggelengkan kepalanya.

"Hubby, tunggu aku ya? aku mau berwudhu' dulu" Alan berpamitan, sambil menunggu Alan Kayla menyiapkan perlengkapan shalatnya, menghampar sajadah untuk Alan dan dirinya.

setelah selesai wudhu' mereka melakukan shalat sunnah 2 rakaat, dan berdoa untuk kehidupan pernikahan mereka kedepannya. setelah selesai berdoa, Kayla meraih tangan Alan, dan mencium punggung tangan suaminya, Alan mencium lama kening istrinya. saat hendak menarik tangannya dari genggaman Alan, tangan Kayla malah di pererat oleh Alan. Kayla menatap suaminya yang tersenyum jahil. "Hubby aku tau kamu keburu buru, tapi kan gak perlu buru buru banget, kita kan banyak waktu bersama hubby?" Goda Alan.

Kayla membelalakan matanya lebar. "Ya Allah, sepertinya akad nikah tadi membuat urat malu kak Alan terputus di depanku ya Rabb" Keluh Kayla bergumam di depan Alan. Alan tertawa, "hahahahahahaha, benar Hubby, urat maluku padamu sudah terpotong saat akad nikah tadi siang, bahkan urat malu itu tak lagi aku miliki sekarang." Alan mendekatkan dirinya pada istrinya.

Kayla sedikit grogi, refleks perlahan dia memundurkan tubuhnya, debaran dalam dada Kayla terasa nikmat tapi juga sakit. karena posisi mereka di Lantai Alan merangkak mendekati Kayla yang menjauh darinya, hingga akhirnya Alan menangkap Kayla.

"Hubby, kau wanita yang benar benar jahat, Kau menikah denganku, memberikan aku harapan indah tentang dirimu tak kau usaikan sampai di akad saja, bahakn sampai sekarangpun kau hanya mau jadi penghias mimpiku saja sayang? Kau sengaja memberiku harapan palsu tentangmu kah cinta?" Alan menatap sayu Kayla.

Kayla terlihat bingung dengan maksud Alan. tak ada niatan Kayla memberi harapan palsu, bukankah saat ini Kayla sedang proses menyerahkan dirinya pada suaminya? Kayla menggeleng ketakutan dan kebingungan , menatap kearah Alan.

Alan memberi isyarat untuk melihat kearah bawah di bagian belakang mukenah yang di pakainya.

Kayala menunduk dan membulatkan netra sempurna melihat darah yang terlihat di mukenahnya, Kayla melepaskan diri dari Alan kembali kekamar mandi dan memeriksa dirinya.

Kayla ingin menangis, juga tertawa secara bersamaan.

pantas saja Alan mengira aku memberi harapan Palsu padanya, ternyata, tamu bulanan lebih dulu muncul untuk memberi selamat kepada kedua mempelai.🤣🤣🤣

*******

Kuusap Kasar wajah ku, Aku tersenyum geli mengingat kejadian barusan, saat Kayala istriku mencium punggung tanganku, aku mencium sedikit bau tak ku inginkan.

aku curiga

maka aku mendekati Kayla, saat dia reflek mundur dariku aku melihat bercak cairan merah itu.

'Aaaah Si*l' umpatku dalam hati. yaaah, jangan dikira aku tak pernah mengumpat, aku pun bisa mengumpat jika sesuatu menjengkelkan hadir di hidupku.

kenapa tamu bulanan itu datang pada saat seperti ini sayang? Aaah aku kecewa, bukan pada Kayla, tapi pada tamunya yang tak di undang itu.

tapi tak apa apa lah, masih banyak waktu kami bersama kedepannya.

Kayla keluar masih dengan mukena, mengambil sesuatu yang aku yakin pasti itu tampon dan CDnya, meskipun aku laki laki, aku tau betul keperluan wanita, karena aku benar benar belajar untuk mengerti istriku kelak, itu tekadku. aku diam tak berkata, Kayla menatap ke arahku dengan rasa bersalah.

Aku biarkan dia dengan pikiran buruknya.

bagaimana aku bisa marah, Haid adalah kodrat wanita, menandakan dia adalah wanita sejati yang memang bisa memberikan keturunan. kecewa? tentu saja, tapi aku tak marah, aku hanya berusaha menekan Syahwatku pada istriku, karena aku khawatir lepas kendali dan melanggar aturab agama.

"Kak Alan" cicit Kayla takut. Aku diam, aku ingin dia memanggilku dengan romantis. "Kak...., Zaujiy" entah keberanian darimana dia tiba tiba memelukku dari belakang, aaaaah Kayla, aku sedang mati matian menidurkan singa kau malah membuatnya bangun Hubby.

Aku berbalik menghadapnya. Aku terkejut melihat netranya basah "Hubby kenapa? kok menangis? kan belum aku apa apain?" tanya ku sambil menggodanya, aku usap airmatanya. "Kak jangan diemin Kayla, jangan Marah, bukan maksud Kayla PHP in Kak Alan." Kayla menjelaskan. Aku tertawa, jadi tadi dia beneran mengira aku marah? "Hubby bagaimana aku marah dengan kodratmu sebagai wanita? itu sudah kuasa Allah, aku bisa apa sayang? oh ya tentu aku bisa bermain denganmu, bukankah agama tak melarang suami mencumbu istrinya? asalkan tidak di bagian intim?."

"tapi kenapa kakak tak menoleh saat aku panggil barusan?"

"Aku ingin dengar kamu memanggilku romantis sayang" aku jawab jujur.

Aku lihat Kayla mengganti baju kesemuanya.

"Sayang, bolehkan aku bermain main dengan mu?" Aku membisikan kalimat itu pada Kayla dengan suara nakal. Kayla mengangguk malu malu.

Aku mengambil satu set perhiasan yang aku berikan padanya tadi siang. "Aku ingin melihatmu memakai ini sayang" pintaku. Kayla mengangguk.

aku membuka jarum yang menyemat di leher jilbab istriku, ragu Kayla menggenggam erat tanganku yang memegang pinggiran jilbabnya, Kayla menggigit bibir bawahnya. Sekilas aku sambar bibir itu. "Kenapa? aku tak boleh liat mahkota istriku?" tanyaku. Kayla menuntun tanganku yang di genggamnya membuka jilbab yang menutupi rambut panjang Kayla yang sekarang di sanggul rendah. aku membuka kotak perhiasan, dan mengambil kalung untuk aku pasangkan di leher Kayla yang... sungguh membuat ku ingin mengecup seluruh tubuhnya. Aku laki laki normal. tapi aku berusaha menekan semuanya, agar istriku tak ketakutan.

selesai mengancing kalung itu aku usap pipinya, aku meraup bibir Kayla lembut. Kayla menikmati semua perlakuanku. pindah ke belakang Kayla, dan mengecup pundak, leher dan telinganya. Aku mengambil gelang dan aku pasang di pergelangan tangan kanannya.

lalu aku memaluk Kayla dari belakang aku bawa dia keranjang dan aku minta di duduk di depanku di tepi ranjang, Kayla mengikuti semua permainanku. Aku melepas sanggul rambutnya, dan terurailah rambut panjangnya yang tak benar benar berwarna hitam. rambutnya seperti di warnai, padahal itu alami berwarna coklat tua, aku memeluk erat tubuh istriku, aku buka kancing baju yanng masih melekat di tubuhnya.aku usap dadanya pelan, aku nikmati semua keindahan tubuh wanita yang dulu menghiasi mimpi indahku. aku mendengar Kayla mendesah dengan tertahan, desahannya membuatku kalap, aku angkat tubuh kayla ke atas ranjang, dan ku tindih, aku cium dengan Rakus semu keindahan tibuh istriku, "Zauji, sakit" Kayla merintih karna gigitan gigitan kecilku di sekuhur tububnya. aku melihat hasil karyaku yang ada di tubuh kayla. lalu mentap Kayla merasa bersalah. "Hubby, maafkan aku, sungguh aku tak kuasa menolak pesona tubuhmu, sampai kamu selesai, aku mohon, jangan goda aku dengan apapun dari dirimu Hubby, atau aku akan menyakitimu lagi." bisikku, menaham hasrat, akhirnya aku kekamar mandi dan mandi air dingin, aku tinggalkaN Kayla, aku membuang semua pikiran mesum ku tentang Kayla. aku harus bisa menahan hasratku padanya sampai hari itu tiba.

saat Aku keluar dari kamar mandi aku melihat Kayla berpakaian lengakap."mau kemana Hubby?" tanya ku heran, ini sudah tengah malam, mau kemana dia? aku menatap heran istriku."Kakak bilang aku jangn berpenampilan yang membuatmu bisa lepas kontrol? jadi aku harus berpakaian lengkap dong kalok mau tidur".

jawab Kayla polos. Aku merengkuh tububnya. "Mau kamu tutupin gimana pun tubuhmu, tapi kamu memang menggoda buat ku Hubby, sungguh, aku jujur, dalam kondisi seprti ini aku tersiksa dengan keberadaanmu." Tanganku menuntun tangan Kayla ke arah sensitifku, agar dia tau bahwa aku benar benar mendambanya tapi aku juga menghormatinya. Kayla yang hendak menarik tangannya, aku pererat genggamanku.

"Bantu Aku Hubby, pliiiis" aku mendesah di telinganya, membuat Kayla merona.

Kaylapun menyanggupi permintaanku, dia membantuku dengan tangannya, hingga tuntas sudah kebutuhanku.

saat dia hendak cuci tangan, aku mengikutinya, dan akupun meremas tangannya dalam kucuran air dan sabun, setelah bersih aku balikkan tubuh Kayla menghadapku "Maafkan aku hubby, aku tak menghormatimu, tapi aku benar benar menginginkanmu, Ana Uhibbiki fillah Zaujaty" Aku kecup lama kening istriku. dan pindah ke bibirnya, tanpa nafsu kali ini.

Aku tatap matanya dlam aku selipkan cincin di jari manis kanannya sebagai tanda dia telah kumiliki secara fisik, dia tersenyum, aku menggendong tubuhnya aku baringkan di kasur, aku pun berbaring di sampingnya, memeluk dia erat. Dan aku tertidur dalam senyuman. Menikmati Debaran hatiku yang kudengar indah saat ini, aku pun bisa mendengar suara jantung istri ku yang berdebar, aku harap dia menikmati indahnya debaran di hatinya itu.