Alice dan zahra hanya berdiri terdiam menundukkan kepalanya. Ia tak berani melihat audy dan adrian.
Adrian tersenyum menatap alice yang terus menunduk tanpa sepatah katapun.ia berjalan mendekatinya hingga tepat berdiri di hadapan alice. " sampai kapan kamu tetap kenunduk seperti itu. Cepat bereskan ruangan ini" kata adrian. Ia memegang pundak alice.membuat alice menatap tepat ke matanya.
Alice tersenyum sinis ke arah adrian di tepis tangan adrian dari pundaknya.tanpa menjawab ia segera menggandeng tangan zahra untuk membersihkan ruangan adrian. Ia hanya ingin lolos dari wanita itu. Alice berfikir jika ia di ruangan adrian wanita itu tidak akan mengganggunya dan zahra.
Adrian melihat tangannya dan tersenyum. Ia segera membalikkan badan dan duduk di kursi kerjanya seperti biasa ia mulai membuka laptop yang ada di meja kerjanya. Dan mulai bekerja seperti biasa tanpa memandang alice yangbsedang membersihkan kaca di belakangnya.
Sedangkan zahra membersihkan meja dan sofa.
Alice menatap gedung di luar di balik kaca. Ia
Teringat ketika adrian memegang tanganya saat ia merasa takut. Entah kenapa saat dia merasa takut adrian selalu datang menenangkan dirinya.ia teruz melamun dengan tangan memegang lap.
Zahra melihat ke arah alice yang masih terdiam dari tadi.ia mencoba memanggilnya dengan nada pelan namun tak ada jawaban juga dari alice. Tapi zahra terus memanggil alice. Hingga adrian melihat zahra dan menoleh ke belkang melihat alice yang berdiri di belakangnya. Ia terlihat terdiam berdiri dengan tangan memegang lap kaca itu. Adrian memutarkan kursinya ke belakang ia mendorong pelan kursinya tepat di belakang alice.
Alice yang tak menyadari di belakangnya ada adrian ia terus melamun. Adrian mencoba menyentuh pundak alice dari tempat duduknya.
Membuat alice tersadar dari lamunannya. Ia terkejut dengan sentuhan adrian .kakinya menendang kursi adrian hingga ia terjatuh tepat di pangkuan adrian.
Adrian dengan sigap memegang pinggang alice. Mata mereka saling memandang dalam pangkuan adrian. Mereka terus memandang tanpa sadar wajah alice mulai memerah.
Zahra hanya terdiam dan terkejut melihat adrian dan alice di depannya. Terdengar suara langkah kaki berjalan mendekat ke ruangan adrian. Di bukanya pintu itu perlahan terlihat audy masuk terburu buru tanpa sadar adrian dan alice di depannya. Ia segera berjalan menuju ke meja adrian mengambil ponselnya. Alice yang tersadar ada audy ia beranjak berdiri dari pangkuan adrian.
Audy melihat mereka terkejut " apa yang kamu lakuin adrian"
Adrian segera memutar kembali kursinya dan duduk seperti semula. Ia menganggap tidak terjadi apa apa antara dia dan alice. Ia sibuk dengan laptop di mejanya.
" aku suruh sopir aku jemput kamu di depan dia akan antar kamu pulang nanti, sekarang aku ada urusan tidak bisa mengantarmu pulang" kata adrian tanpa memandang ke arah audy.
Audy menekuk bibir mungilnya ia menahan emosinya. Ia mengepalkan tangannya dan beranjak pergi dari kantor adrian tanpa sepatah kata.di tutupnya pintu adrian keras membuat alice dan zahra terkejut.
" maaf pak adrian bukannya saya ikut campur, sepertinya nona audy salah paham sama kita. Saya akan 0ergi dulu jelasin ke nona audy kalau semua ini salah paham" kata alice menundukkan kepalanya ke arah adrian.
Ia melangkahkan kakinya pergi dari tempat ia berdiri.langkahnya terhenti seketika ia melihat ke arah tangan kanannya sebuah tangan memegang erat tangan kanannya. Alice melihat ke arah adrian yang masih duduk di tempatnya tanpa memandang ke arah alice.
" kamu mau ke mana, tugas kamu belum selesai. Kalau aku belum menyuruhmu pergi jangan pergi dari kantor ini " kata adrian yang masih kemegang erat tangan kanan alice tanpa melihatnya.
Alice hanya terdiam tanpa menjawab perintah adrian.
Adrian mepepaskan perlahan tangan alice dan mulai fokus pada pekerjaannya lagi.
" oya kamu temannya alice kamu boleh pulang sekarang aku mengurangi jam kamu. Jadi kamu bisa istirahat lebih awal. Dan kamu alice hari ini kamu lembur bersihkan seluruh kantor ini" kata adrian tanpa menatap mereka.
Zahra melihat ke arah alice. Alice menyuruh dia pulang terlebih dahulu.namun zahra masih tetap terdiam memandang ke arah alice.
" cepat pulang apa kamu mau lembur sampai malam disini atau setiap hari kamu mau lembur disini" kata adrian yang masih melihat laptopnya.
" baik pak adrian" kata zahra. Ia melangkahkan kakinya berjalan keluar dari ruangan adrian. Alice terus menatap zahra yang berjalan pergid i depannya.
" kamu kenapa terus lihatin dia , kamu mau pupang sekarang juga, jangan harap kamu harus bersihkan kantor ini dan baru boleh pulang" kata adrian. Menatap ke arah alice di sampingnya.
Alice menghembuskan nafasnya dan mulai pergi ke belakang adrian untuk membersihkan kaca di belakang meja kerja adrian. Ia merasa sangat iri pada zahra bisa pulang lebih awal. Seandainya ia pulang lebih awal dia bisa merawat ibu dan adiknya. Ia terus melamun dengan tangan membersihkan kaca.
" sampai kapan kamu mebersihkan kaca itu terus, mau sampai kaca itu pecah" kata adrian tanpa melihat ke arah alice.
Alice tersadar mendengar ucapan adrian ia mulai mebersihkan kaca itu dengan cepat. Tanpa takut lagi ia terus bekerja membersihkan kaca.selesai ia segera membersihkan meja kerja adrian yang sangat berantakan ia mulai mengambil sebuah buku di samping laptop adrian. Tanpa sadar adrian yang masih fokus dengan laptonya juga mengambil buku yang sama. Hingga tangan mereka bersentuhan, alice melihat tangannya dan menatap adrian di depannya. Mata mereka saling memandang. Membuat jantung mereka berdetak tak beraturan .
Tanpa menatap lama alice melepaskan tangannya dari buku itu. " maaf pak" kata alice menundukkan kepalannya.
Adrian hanya terdiam terus melihat ke arah alice.ia mulai terfokus dengan laptonya lagi. Dan alice terus membereskan meja adrian.
Adrian menatap ke arah alice tepat di depannya ia terus memandang alice tanpa alice tersadar dia terus melihatnya. Ia tersenyum dan memegang tangan kanannya mengingat kejadian saat ia tanpa sengaja menyentuh tangan alice.
" pak adrian, mana lagi yang di bersihkan" kata alice. Ia melihat ke arah adrian namun pandangannya kosong adrian terlihat tersenyum sendiri. Alice melambaikan tangan ke muka adrian hingga ia tersadar dari lamunannya.
" iya ada apa alice" kata adrian gugup.
" pak adrian gak papa, kenapa dari tadi aku tanya diam saja dan tersenyum sendiri" kata alice menatap ke arah adrian.
" apa yang kamh bilang memangnya aku kenapa? Udah cepat bersihkan tu kamar mandi di ruanganku juga" kata adrian yang mulai terfokus lagi dengan laptopnya.
Tanpa menjaeab alice melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi ia bergegas membersihkan kamar mandi.
Sinar matahari yang mulai menghilang terlihat kegelapan sudah mulai muncul. Adrian melihat ke arah jam tangannya. Terlihat sudah jam 7 malam ia segera mematikan laotopnya dan menutupnya. Ia memandang ke kamar mandi, ia tidak melihat alice keluar dari kamar mandi. Ia yang mulai panik takut terjadi apa apa pada alice.
Adrian bergegas membersihkan mejanya dan berlari menuju kamar mandi. Di bukanya pintu kamar mandi terlihat alice duduk tertidur di kamar mandi dengan ke dua tangan menyangga kepalanya di atas Bathup
Adrian yang masih berdiri di depan pintu tersenyum melihat ke alice. " pasti dia kecapekan" . Adrian berjalan pelan mendekati alice di angkatnya tubuh alice dengan ke dua tangannya. Adrian berjalan keluar dari kamar mandi di letakkan alice di sofa. Ia melepaskan jas hitam yang dia pakai dan meletakkan di tubuh alice.
Adrian duduk di lantai terus memandang ke arah alice di depannya. " dia terlihat sangat cantik jika tertidur" kata adrian dalam hati. Ia terus tersenyum memandang ke muka alice.tenggorokkannya terasa haus Adrian mencoba berdiri dari duduknya untuk mengambil air putih. Tangan alice memegang tangan adrian mencegahnya pergi " jangan pergi tetaplah disini temani aku" kata alice yang masih menutup matanya.
Adrian yang mendengar ucapan alice menoleh ke belakang ia melihat alice masih tertidur dengan tangan memegang tangan kananya.ia kembali duduk di lantai dengan tangan masih tatap berpegangan. Hingga dua jam tertidur alice sadar dari tidurnya ia terbangun dan melihat adrian duduk di bawah dan tertidur pulas.alice melihat tangannya masih menggenggam tangan adrian, ia melepaskan perlahan tangan alice.