Mentari beranjak dengan sinar matahari yang berkilauan dan langit biru begitu cerahnya.
Kedua putra Kiai Fattah berpamitan dan bepisah di terminal. Setelah mengantar Sofil. Fatih lanjut ke Jombang di rumah sang mertua.
Sedang Sofil dan Ainun menaiki bus beda kursi.
"Jangan dekat-dekat!"
Begitulah ketusnya Sofil. Ainun tidak keberatan dia duduk dua kursi di depan Sofil. Gadis bermata indah itu segera membuka buku, tebal yang disampul dengan samak bunga-bunga.
Sofil berdiri dan mengintip karena penasaran dia berjalan dan duduk di samping Ainun. Ainun terkejut dan mengerutkan kening.
"Bacakan!" permintaan yang sangat judes.
"Ini sudah terakhir. Nggak papa? Diam tapi ya. Jangan cerewet," kata Ainun seperti seorang Ibu yang ngambek. Sofil memutup mulut dengan tangan kiri. Dan tangan kanannya hormat.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com