Perasaan bahagia tidak bisa diungkapkan dan tidak bisa digambarkan oleh Putra Kiai. Setelah Barok menutup telepon akhirnya tidak lama ada nomor masuk.
Pemuda itu segera menelpon nomor Nasya.
"Assalamualaikum."
'Suaranya saja selembut Sutra. adem. Heh ... Barrak kamu jadi Sam,' batinya.
"Wa'alaikumsalam. Bagaimana kabarnya Mbak Nasya? Sudah beberapa bulan tidak bertukar kabar," jelas Barrak.
"Alhamdulillah baik dan sangat sibuk. Bagaimana proses dari Kang Sam, berhasil menempuh jalan gelap ke jalan putih?" tanya Nasya dengan suara yang sangat lembut. Barrak tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, dia tersenyum pipinya merona. Telapak tangan yang mulai mengeluarkan keringat dingin lalu diikuti anggota badannya.
"Alhamdulillah masih tetap proses Mbak. Em ... Mbak bagaimana ... em, kabarnya?"
"Loh, tadikan sudah tanya dan sudah dijawab, kabarnya baik. Kelihatannya gugup banget," jawab Nasya, Barrak menepuk dahi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com