Ini sudah "ketiga" kalinya mereka ketinggalan pesawat dalam waktu beberapa hari ini. Leng Sicheng terlihat menatap jam tangan di pergelangan tangannya, jam sudah menunjuk pukul 8.30, sementara pesawat terbang jam 9.15, dan tiket pesawat harus dicetak 45 menit sebelum penerbangan.
"Bagaimana ini?"
"Aku rasa, ini namanya takdir, pertanda bahwa kita berdua tidak akan bisa pulang hari ini." Leng Sicheng mengatakan hal ini dengan santai, namun wajah Gu Qingqing menunjukkan dirinya ingin melarikan diri. Leng Sicheng pun mengaitkan sudut bibirnya dan bilang, "kita masih bisa mengganti jadwalnya."
Akhirnya Gu Qingqing menghela napas lega, "Ayo, kita harus pergi mengganti jadwal penerbangan."
Saat Gu Qingqing sudah mau turun, ia merasa masih ada yang ingin ia katakan pada Leng Sicheng, jadi ia hanya meletakkan tangan di pintu mobil dan tidak turun, lalu ia memanggil, "Sicheng."
Leng Sicheng menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Gu Qingqing.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com