Entah apa yang harus diselamatkan oleh Anastasia terlebih dahulu. Dirinya, atau roti lapis yang akan mengisi perut kosongnya.
Dia benar-benar tidak bisa berpikir jernih, karena rasa lelah yang teramat besar. Dan hanya satu kata yang keluar dari mulutnya saat itu.
"Mathew?" ucap Anastasia dengan perasaan takut.
Pria berusi dua puluh empat tahun itu, mengitari kursi agar bisa lebih dekat dengan Anastasia. Dan dengan sikap teramat santai, Mathew duduk disampingnya. "Kau sedang apa disini?" tanyanya.
Kedua tangan Anastasia mengepal erat pada pangkuannya, serta menggeser posisi duduknya saat itu. Mencoba mencari kesempatan agar bisa melarikan diri.
"Kenapa kau hanya diam saja? Kau tidak tuli, kan?" ucap Mathew dengan terus menatap lekat ke arah Anastasia.
"Aku... aku hanya sedang berjalan-jalan sebentar saja," ucap Anastasia, tapi terlihat jelas jika dia sedang berbohong.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com