"Tuan, apa boleh aku mengambil foto Anda?" Tanya Chika kemudian, setelah gadis belia itu mengambil ponsel baru dari dalam saku celananya yang belum lama ini diberikan oleh Marino untuknya.
Sebelumnya, Marino merasa kesal ketika ia melihat ponsel Chika yang butut dan berlayar monokrom, dengan tuts-tuts keyboard yang harus dipencet beberapa kali hanya untuk menekan sebuah huruf.
Sehingga, Chika membutuhkan waktu yang agak lama untuk membalas pesan darinya padahal waktu itu ia sedang menginginkan sebuah jawaban yang cepat.
Lelaki dingin itu mengerutkan keningnya sedikit ketika ia mendengar permintaan Chika, namun akhirnya, ia menganggukkan kepalanya sedikit.
Akhirnya, Chika dengan gugup membuka mode kamera, dan alangkah terkejutnya ia ketika ia melihat sosok seseorang berwajah pucat dengan bibir kering pada layar ponselnya.
"Eh, salah!" ucapnya, merasa malu sendiri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com