"Hahahahaha!" Bukannya merasa bersalah karena telah membocorkan rahasia kakaknya, Velina justru tertawa terbahak-bahak ketika dia melihat wajah kakaknya yang sedang terlihat kesal.
Kakaknya terlihat lucu jika sedang marah-marah, sehingga Velina selalu suka mengganggu kakaknya itu.
"Lebih baik kalian berdua segera pergi sebelum kepalaku menjadi tambah sakit," ucap Marino dengan satu tangan di pinggang dan satu tangan lainnya menunjuk ke pintu keluar.
"Baiklah, baiklah!" Velina akhirnya memutuskan untuk berhenti menggoda kakaknya.
Lagipula, perutnya sudah sangat kelaparan. Satu atau dua potong sushi dan nasi bola tentu saja sama sekali tak dapat mengenyangkan perutnya.
"Ayo, Manager Wang, kita makan siang bersama. Tinggalkan saja kakakku ini, ia sedang PMS! Hihihi…" Velina tertawa cekikikan sementara Manajer Wang tersenyum melihat raut wajah Marino yang terlihat keki.
"Keluar kalian berdua!!" Ucap Marino lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com