Setelah brunch[1] singkat dan mandi, Velina segera bersiap-siap dan langsung menuju ke Galerie La Fayette.
Karena kebetulan hari ini dia memiliki waktu luang, Velina ingin membeli sebuah kemeja untuk Daniel dan juga bertemu dengan Fanny.
Saat itu tepat jam dua belas siang ketika dia sampai di Galerie La Fayette.
Dengan langkah santai Velina segera menuju ke butik Fanny. Dia mengamati sahabatnya yang tengah memberi arahan pada staf-stafnya.
Melihat Velina dari balik kaca, Fanny segera tersenyum dan memberikan kode padanya untuk menunggu sebentar.
Velina mengangguk dan menunggu Fanny sambil membaca sebuah majalah fashion di Lounge, sementara salah satu staf Fanny membawakan sebuah nampan yang berisi es jeruk dan setoples kue kering.
Velina tersenyum padanya dan mengucapkan terima kasih sambil melanjutkan untuk membaca majalah di tangannya.
Kedua matanya melirik sekilas orang-orang yang hilir mudik di dalam butik itu, mereka adalah para sosialita kota Jet. Mereka sama sekali tak mengenal Velina, namun Velina mengenali beberapa di antara mereka.
Tak sedikit sosialita kota Jet yang terkenal dan menghiasi majalah-majalah fashion. Salah satu wanita yang tengah diamati Velina adalah Esme, ia adalah seorang mantan supermodel yang telah menikah dengan salah satu pewaris dari tujuh keluarga berkuasa di Vanesia.
Saat ini, Esme dikenal sebagai tutor model dan merupakan salah satu tutor kehormatan di Val Entertainment.
"Hey! Sudah lama menunggu?" Fanny keluar dari dalam kantornya dan menyapanya, membuat Velina terkejut.
"Kamu ngagetin aku deh!" Velina menepis tangan Fanny yang tadi menepuk bahunya.
"Kamu lihat apa sih? Emang ada lelaki ganteng? Mana?" Fanny melihat ke kiri dan ke kanan, mencari sesosok pria tampan nan rupawan sesuai dengan imajinasinya.
"Dasar wanita haus pria! Selalu keganjenan sendiri!" Velina berdecak melihat tingkah sahabatnya.
"Makan yuk, aku lapar, nih" Fanny tak memperdulikan ucapannya, ia mengelus-elus perutnya yang rata.
"Bisnisnya lagi bagus ya! Tumben jam segini butikmu sudah ramai sekali!"
"Ho-oh. Nanti saja kita bicarakan bisnisnya. Perutku ini darurat sekali!" Fanny segera mendorong Velina untuk segera keluar dari butik mereka dan mereka pun segera menaiki lift untuk menuju ke sebuah restoran rooftop[2] yang memiliki pemandangan kota Jet yang indah.
Tak lama kemudian, mereka sampai di restoran Open Kitchen.
Sesuai dengan namanya, restoran ini memiliki konsep unik dengan dapur terbuka, sehingga para pelanggan dapat melihat sendiri bagaimana proses makanan mereka dibuat didepan mata mereka.
Konsep restoran ini memiliki dua buah dapur, dapur pertama, yang merupakan dapur inti, memiliki tembok yang sebagian besarnya terbuat dari kaca, agar orang-orang dapat melihat proses memasak mereka sedangkan dapur kedua, adalah dapur terbuka yang menyajikan menu spesial0, berbentuk bundar, yang dikelilingi oleh bangku-bangku tinggi seperti bangku bar, untuk melayani tamu perseorangan.
Tema restoran ini selalu berbeda-beda setiap harinya, dengan masakan-masakan dari berbagai penjuru dunia. Lalu ternyata untuk hari ini, tema mereka adalah makanan jepang, sehingga Velina dan Fanny yang sama-sama pecinta sushi, tanpa ragu segera memesan satu set sashimi beserta ocha[3] dingin dan sup miso rumput laut.
"Baru kemarin aku pesta daging panggang dan sekarang aku akan makan daging mentah. Kasihan sekali perutku harus bekerja extra!" Velina menepuk-nepuk perutnya yang berotot dan rata.
"Hayo! Kamu makan sama siapa? Kok nggak ajak-ajak aku!" Fanny menyipitkan kedua matanya padanya.
"Sama… Daniel! Dan Mickey! Hehehe" Velina tersenyum malu-malu.
"Daniel? Kamu CLBK[4] sama dia?" Fanny menginterogasinya dengan penuh kecurigaan.
Velina menggigit bibirnya. "Kemarin kebetulan ketemu dia waktu aku mampir ke kantor Mickey…" jawab Velina lirih.
"Lelaki itu kan sudah meninggalkanmu begitu saja! Awas ya! Hati-hati jangan sampai terbawa perasaan!" Fanny mengingatkan.
"Jagalah hati… Jagalah hati" Fanny berdendang sambil membuat tanda hati dengan kedua tangannya dan digerakkan maju mundur di depan dadanya.
Ia sama sekali tak memperdulikan dimana mereka berada saat ini.
Sementara Velina, dia menepuk dahinya, bertingkah seolah-olah dia tak mengenal gadis di sebelahnya ini.
Pada saat mereka asyik mengobrol sambil menikmati makanan mereka, tiba-tiba saja Velina melihat Esme dan teman-temannya memasuki restoran Open Kitchen.
Fanny yang tengah mengatakan sesuatu tiba-tiba memperhatikan arah pandangan Velina dan mengekorinya.
Ia lalu melihat ke arah Esme dan teman-temannya yang sedang mencari sebuah sudut untuk duduk bersama.
"Kau kenapa?" tanya Fanny keheranan.
"Tidak apa-apa" jawab Velina, dia lalu kembali sibuk dengan makanan yang ada di piringnya.
Fanny diam-diam merasa heran tapi ia tak meneruskan rasa penasarannya. Ia lalu juga menyibukkan diri menghabiskan sushi di piringnya.
Setelah mereka makan siang, Velina memintanya untuk menemaninya berbelanja sebentar.
Karena sedang tak terlalu sibuk dan ia juga tak sering dapat bertemu dengan Velina, maka Fanny mengiyakan ajakan sahabatnya itu.
Mereka lalu membayar makan siang mereka dan pergi meninggalkan restoran Open Kitchen. Namun sebelum itu, Velina masih sempat melirik sekilas ke arah Esme dan teman-temannya.
************************
brunch[1] Singkatan dari breakfast (sarapan) dan lunch (makan siang). Biasanya saat kita makan antara jam 10-11 pagi.
rooftop[2] Suatu tempat terbuka yang berada di atas bangunan (tempat paling atas).
ocha[3] Teh hijau khas Jepang
CLBK[4] Cinta Lama Bersemi Kembali
Hai semua! Maaf karena sibuk jadi telat update.
Tolong bantu aku untuk mendapatkan Power Stone terbaik ya ^^
Silahkan tinggalkan jejak komentar ❤
Review bintang 5 ( ◜‿◝ )♡
Rate setiap bab
Agar aku tambah semangat upload bab baru ❤ (*^▽^*)
Dukungan tulus kalianlah yang membuat novel ini semakin dikenal ( ˘ ³˘)♥