webnovel

Pinjam Bahumu

Dengan cepat Aron langsung berlari ke arah teriakan Hazel, tapi tak menemukan siapapun.

"Hazel," teriak Aron.

"Hazel dengar aku ngga?" panggil Aron lagi.

"Ba!" ucap Hazel yang muncul di hadapan Aron dengan keadaan baik-baik saja ,ternyata ini memang cara licik Hazel untuk mengerjai Aron.

"Kamu mengerjai aku?" tanya Aron dengan penuh amarah.

"Bercanda doang kok," jawab Hazel.

"Kamu pikir ini situasi yang bisa kamu bercandain?mikir gak sih kamu?" ucap Aron.

"Apasih cuma gini doang harus marah banget," jawab Hazel.

Ditengah perdebatan mereka tak di sangka,hujan yang sangat lebat dengan mendadak turun ,Aron langsung berlari mencari tempat berteduh meninggalkan Hazel.

"Heii Kapten Aron tunggu, jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa melihat jalan," teriak Hazel.

"Kapten!" teriak Hazel lagi

namun Aron benar benar tidak memperdulikan Hazel lagi, ia masih marah dengan bercandaan Hazel.

Hazel berlari mengikuti arah Aron tapi karena jalanan yang licin, Hazel tidak melanjutkan untuk berlari karna sangat bahaya dan alhasil dia kehilangan Aron.

"Dia ninggalin aku beneran?kok jahat banget sih, aku bahkan tidak tau jalan kembali,ditambah hujan lebat sepertk ini, tega banget," keluh Hazel.

Aron sudah kembali ketempat anggota nya berkumpul tadi dan berteduh.

"Dokter Hazel mana?" tanya Raza yang tak melihat Hazel sama sekali.

"Masih di dalam sana," jawab Aron santai.

"Kapten ninggalin dia di sana?" tanya Raza.

"Iya, lagi pula manusia ceroboh seperti itu biarkan saja disana," ucap Aron.

"Dengan hujan yang sangat deras kemungkinan tanah di hutan ini bener-bener licin, belum lagi ranting pohon disini yang besar dan bahaya kalau terjatuh, dan yang lebih membahayakan lagi disini juga ada jurang, entah bisa selamat atau tidak Dokter Hazel nanti, Kapten sejenak lupakan perdebatan pribadi kalian, saya kalau tidak cidera seperti ini saya yang akan menjemput Dokter Hazel, ini bahaya sekali," ucap Raza.

"Nanti juga ketemu sama Zaky ,dia belum disini kan?" ucap Aron.

"Siap saya sudah melaksanakn tugas" sahut Zaky yang baru saja sampai dengan tidak membawa Hazel.

"Kamu sendirian? " taanya Raza.

"Iya," jawab Zaky.

Aron dan Raza saling tatap mengaritakan bahwa Hazel dalam bahaya.

"Zaky, Dokter Hazel masih di sana cepat tolong dia sekarang," ucap Raza.

"Tidak usah," ucap Aron menghentikan langkah Zaky.

"Kalian istirahat aja, aku yang akan mencari nya," ucap Aron lalu segera pergi.

"Halah, tutorial menyusahkan diri namanya itu,udah ada yang mudah malah milih yang susah,kalau tadi tidak di tinggalin, pasti sekarang gak perlu repot-repotkan," keluh Raza melihat tindakan Kapten nya.

Hujan ternyata sudah mulai reda, memudah kan Aron untuk mencari Hazel.

Hazel ternyata berhasil menemukan tempat untuk berteduh, walau sekarang tubuhnya basah kuyup dan kaki nya yang terkilir.

"Apa Tentara tentara itu tidak ada niatan untuk mencariku?padahal aku Dokter yang menolong mereka loh, dan lagi pula aku ini perempuan tega sekali sih, ini semua gara-gara Kapten sombong itu, sekarang kakiku susah untuk berjalan, dingin sekali disini dan gelap semakin malam semakin terdengar suara-suara aneh," keluh Hazel.

Aron masih mencari Hazel.

"Merpotkan sekali perempuan ini," gumam Aron.

Dari kejahuan Hazel melihat ada orang dengan memabawa senter, Hazel melihat dengan jelas.

"Kapten Aron," ucapnya

lalu melangkah dengan kesusahan untuk memanggil Aron.

"Kapten!" teriak Hazel yang langsung di dengar oleh Aron, ia pun langsung menghampiri Hazel dan melihat Hazel yang memegangi kaki nya

"Kenapa?" tanya Aron sambil menunjuk ke arah kaki Hazel.

"Gara-gara mengejarmu aku jadi terpeleset dan terkilir gini," jelas Hazel.

Platak!

Aron menjentik dahi Hazel.

"Aw sakit," ucap Hazel.

"Kamu tu cerobohnya gak tertolong banget ya," ucap Aron.

"Enak aja ngatain ceroboh mulu sih ,kalau gak ditinggalin kan tadi gak jadi gini,” bantah Hazel.

Aron menekan kuat dibagian kaki Hazel yang sakit spontan Hazel langsung teriak kesakitan.

“Sakit woi lah ngapain sih mau nyiksa aku ya?” ucap Hazel.

“Oh beneran terkilir ya, kirain bohongan lagi,” ucap Aron.

“Dih, emang terkilir kok ini sakit tau,” ucap Hazelm

“Makanya jangan suka ngerjain orang, jadi ngga percaya kan kalo beneran,” ucap Aron.

“Terus gimana ini?gendong dong,” ucap Hazel.

“Jangan berharap!,jalan aja sendiri,“ ucap Aron.

Namun ternyata dengan sangat terpaksa Aron mengendong Hazel, Hazel tersenyum licik karena berhasil meminta Aron untuk mengendongnya.

“Duh berat banget sih,” ucap Aron.

“Badan aja yang gede, masa bawa aku doang udah ngeluh keberatan, katanya Kapten huu,” ucap Hazel.

“Ini mau dilempar ke jurang?” ancam Aron.

“Coba aja,” goda Hazel.

“Nantang nih,” Aron memirigkan badannya seperti ingin mendorong Hazel.

“Ahh ngga bercanda doang ya ampun,” ucap Hazel memeluk erat Aron agar tidak jatuh.

“Lagi pula sok nantangin, dikira gak berani buang kamu kejurang,” ucap Aron.

“Ya ampun kejam nya sudah mengalir di darah nya kali ya, bercanda doang loh padahal,” ucap Hazel.

“Kamu ini bercanda mulu sih, udah gede loh kamu serius lah sedikit,” ucap Aron.

“Jadi mau seriusan?” tanya Hazel sambil tertawa kecil.

“Apanya," tanya Aron.

“Katanya mau diseriusin?” goda Hazel.

“Kamu itu harus bersikap lebih dewasa lagi,jangan bercandaan mulu, Dokter kok kaya anak TK,” ucap Aron.

“Biarin berarti awet muda dong,” jawab Hazel.

“Entah untuk apa aku ngomong sama orang kaya kamu ini,” gumam Aron.

Hazel dan Aron sudah di tempat anggotanya berkumpul, semua anggotanya melihat Aron yang mengendong Hazel.

“Dokter gapapa?” tanya Raza.

“Ini terkilir aja sih,” jawab Hazel.

“Kapten sepertinya kita tidak bisa pulang ke tenda dulu untuk sekarang, karena di depan sana jalan tertutup banjir,” lapor Zaky.

“Baiklah kita istirahat disini saja sampai besok pagi,” jawab Aron.

“Siap Kapten,” jawab anggotanya.

“Terus aku gimana dong,” tanya Hazel

“Pulang aja sendiri sana kalau ngga mau disini,” ucap Aron.

Hazel hanya cemberut mendengar ucapan Aron, lalu mencari tempat untuk duduk istirahat.

*Fyi mereka ini tempat berteduhnya kaya di goa gitu deh kan di hutan*

Hazel duduk dengan mengurut kaki nya agar segera pulih, tak berapa lama kemudian Aron menghampiri Hazel .

“Ganti bajumu sana!” Aron melemparkan baju kepada Hazel.

“Baju apa ini,” ucap Hazel memperhatikan baju tersebut.

“Pake aja, dari pada menyusahkanku kalau kamu sakit dengan baju basahmu itu,” ucap Aron.

“Siapa juga yang mau nyusahin hu!” jawab Hazel.

“Cepat ganti baju sana,” suruh Aron.

“Disini?” tanya Hazel.

“Iya masuk kedalam sana lah,” ucap Aron.

“Jangan ngintip ya,” ucap Hazel.

“Terlalu percaya diri sekali siapa juga yang tertarik dengan tubuhmu itu,” ucap Aron.

Hazel pun melihat baju yang Aron berikan,ternyata ini kaos dinas nya Aron, tertulis di belakang baju tersebut nama Aron, Hazel pun memakai kaos tersebut.

“Udah kan?” ucap Aron lalu ingin meniggalkan Hazel, namun lengan Aron di tahan oleh Hazel.

“Mau kemana, disini aja aku gak terbiasa dihutan seperti ini, jadi tidak bisa istirahat ,Kapten disini aja dong,” pinta Hazel.

“Aku cuma di depan sana kamu disin, jarak kita bahkan gak lebih dari 10m masuk sana, manja banget,” ucap Aron.

Aron pun kembali ke anggotanya.

Hazel benar-benar tidak bisa istirahat, ia seharusnya butuh tidur untuk besok pagi bekerja lebih ekstra lagi, namun ia sama sekali gak bisa tidur, sementara itu beberapa anggota Tentara sudah bisa tidur, Aron melirik ke arah Hazel yang bengong saja, ia pun menghampiri .

“Hoi ngapain gak tidur,” ucap Aron.

“Dikira bisa tidur di keadaan seperti ini,” ucap Hazel

“Besok masih banyak pekerjaan, jangan ngga tidur,” ucap Aron.

“Pinjemin bahu dong buat tidur,” ucap Hazel mengagetkan Aron.

“Apa?" tanya Aron.