webnovel

Kapten Menyebalkan

Sampai tiba-tiba Raza terkejut dengn tangan halus Hazel yang menyentuh dahi nya, dengan sigap nya ia menarik keras tangan Hazel.

"Aw sakit," rintih Hazel menyadarkan Raza.

"Oh Maaf," ucap Raza lalu melepaskan tangan Hazel.

"Saya Dokter Hazel, maaf telah mengangetkan," ucap Hazel.

"Saya yang seharusnya minta maaf Dok, karna bersikap kasar," ucap Raza tak enak hati.

"Iya gapapa, pertama saya juga mau mengucapkan terima kasih dan maaf,kalau masih ingat, kamu yang menyeamatkan saya di Mall waktu itu,"

Raza terlihat mengingat kejadian tersebut

"Oh ternyata Dokter ya, Dokter terluka gak?saya sempat melihat dileher Dokter kemarin penuh darah, atau ada luka lain?" tanya Raza.

"Ngga kok, cuma luka di leher ini aja selebihnya saya selamat berkat kamu, terima kasih," ucap Hazel.

"Tidak perlu sungkan,ini sudah tugas saya," ucap Raza.

"Sebentar ya, saya ambilkan makanan, dan obat dulu," pamit Hazel ke Raza lalu ia pergi mengambil makanan.

Aron yang mendapat kabar bahwa Raza telah siuman pun, langsung meluncur dengan sangat cepat ke Rumah Sakit.

Dia begitu semangat membuka pintu,dan melihat Hazel sedang menyuapi Raza makan

Raza yang melihat kehadiran Aron, langsung duduk dengan tegap.

"Kapten," sapa Raza.

"Santai aja," ucap Aron.

"Ternyata dia kaptenya pantes saja sangat sombong dan kasar,selalu memandang tidak suka terhadapku, menyebalkan , tanganku benar-benar sudah gatal ingin menonjok ekspresinya yang selalu sinis terhadapku." batin Hazel.

"Emang Dokter juga sampai mengurusi makan dan menyuapi seperti ini?" tanya Aron.

Raza langsung tak enak hati karna melihat reaksi Aron yang tidak suka terhadap Dokter yang memanjakannya.

"Oh maaf kapten, saya tidak bermaksud untuk merepotkan Dokter tapi," belum selesai Raza menyelesaikan pembicaraanya langsung dipotong oleh Hazel.

"Ini tindakan pribadi saya, sebuah bentuk terima kasih terhadap penyelamat saya, lagi pula dia tidak ada yang merawat, katanya dia begitu berharga, tapi tidak ada satupun keluarga atau pun anda berada di sini dari kemarin," ucap Hazel.

"Kapten, Dokter bukan menyalahkan kapten maksud Dokter juga baik," ucap Raza.

Aron tetap diam dengan tatapan tidak sukanya kepada Hazel, Hazel pun lama kelamaan merasa risih dengan tatapan Aron.

"Kenapa sih Pak Kapten yang terhormat?punya dendam apa?salah saya dimana sih?karena temenmu ini menyelamatkan saya?terus itu mutlak salah saya dan wajib banget anda benci?saya sudah minta maaf, dan Raza juga ngga masalah tentang itu, kenapa Kapten nya jadi pembenci gini, seolah saya pembunuhnya," ucap Hazel dengan emosi nya.

"Saya cuma tidak suka aja melihat orang yang ceroboh dan banyak bicara,mulai besok minta Wisnu yang merawat Raza," ucap Aron.

Hazel pun geram ingin mengangkat tanganya memukul Aron, beruntung Wisnu ada disana langsung menahannya.

"Hazel," panggil Wisnu dari pintu kamar

"Dokter Wisnu" jawab Hazel.

"Aron, maaf atas kelancangan muridku ini,mulai sekarang aku yang bertanggung jawab dengan Raza,dan keadaan Raza sudah membaik kok secepatnya bisa keluar dari Rumah Sakit, " jelas Wisnu.

"Seharusnya memang kamu yang merawatnya Nu, selain kamu, aku takut Raza tidak akan cepat pulih," ucap Aron.

Hazel menarik napas nya kesal mendengar ucapan Aron seolah dia tidak kompeten menjadi Dokter.

Hazel pun keluar dari ruangan Raza,dan bersiap untuk pulang berganti shift dengan Nomi, tiba-tiba Dokter Wisnu menghampiri nya.

"Kamu mau kemana?" tanya Wisnu.

"Pulang Dok," jawab Hazel.

"Bukannya minggu ini kamu masih shift pagi?" ucap Wisnu.

"Oh iya saya berganti Shift tadi malam bersama Nomi"

"Iya Dok,saya ada urusan mendesak jadi minta tolong Hazel untuk mengantikan saya tadi malam," jelas Nomi.

"Nomi kamu jangan coba-coba berbohong untuk melindungi Hazel,dia ini mau pulang untuk menghindar karena sudah melakukan kesalahan," ucap Wisnu.

"Tapi saya," ucap Nomi terputus.

"Sudah jangan ikut-ikutan membela Hazel terus, Hazel ini masih berani ya mau memukul orang, di dalam Rumah Sakit ini. Kamu tau siapa yang mau kamu pukul tadi?Kapten Tentara di negara kita ini,berani sekali kamu mencari mesalah dengannya" oceh Wisnu.

Hazel tak berniat menjawab atau melawan ucapan Dokter Wisnu, tenaganya bener-bener tidak ada niat untuk melawan Wisnu, sekarang dia cuma ingin istirahat, setelah dua malam tidak dapat istirahat dengan nyaman.

"Hari ini jangan coba kamu bolos, dan sebagai hukuman kamu sebelum pulang, harus menyalin semua data pasien hari ini,semua! dan Nomi jangan berani kamu bantu dia," ucap Wisnu lalu berlalu pergi.

"Hazel maafin aku ya," ucap Nomi.

"Gapapa Nomi,yok lanjut pekerjaan kita," ucap Hazel.

Hazel dengan terpaksa menunda lagi kepulangannya dan melanjutkan pekerjaanya, karna ingin kerjaanya sempurna dan tidak salah, Hazel tidak sempat sarapan dan makan siang,karna tugas yang Dokter Wisnu sangat banyak belum lagi, dia harus mengecek pasien.

Dan tak lupa ia mengirim pesan kepada Raza menanyakan kondisi nya sekarang, dikarnakan dia tidak bisa mengecek Raza lagi, Raza pun tersenyum membaca pesan dari Hazel.

"Aku keluar sebentar ya," ucap Aron lalu pergi.

Tengorokan Hazel terasa kering dan haus, ia baru sadar dari tadi tidak makan dan minum, akhirnya ia beranjak dari tempat duduknya dan keluar untuk membeli minuman,setelah membeli minuman, dia langsung kembali dengan mengunakan lift, di dalam lift cukup ramai dan tidak memperhatikan siapa saja di dalam lift itu , entah kenapa Hazel yang dari tadi bisa menahan rasa pusing nya,tiba-tiba pandanganya berputar, dia masih menahan sekuat tenaga agar tidak pingsan, tapi tubuh Hazel melemas, hampir saja terjatuh jika tidak ada yang menangkapnya dari belakang, tanpa bisa melihat jelas siapa yang menangkapnya Hazel mengucapkan terima kasih.

"Selalu ceroboh," celutuk Aron yang ternyata menangkap Hazel yang hampir jatuh.

Jelas saja Hazel langsung mengetahui suara tersebut, dan menyesal di dalam hatinya sudah mengucapkan terima kasih kepada Aron.

Tiba-tiba lift terbuka dan masuk beberapa orang lagi membuat Hazel sangat dekat dengan Aron, tanpa sengaja Hazel meraih tangan Aron, ia berpegangan dengan Aron karna situasi dan keadaanya sekarang yang sangat pusing, lift pun terbuka tepat dengan tujuan mereka, bukan melepaskan gengaman Hazel, Aron malah menariknya dengan kasar berjalan ke arah yang hanya dia yang tau.

"Heh, kenapa narik-narik gini sih, lepasin!" ucap Hazel.namun tak di gubris oleh Aron.

"Kapten Aron yang terhormat, bisa lepasin tangan saya ngga?sakit tau," pinta Hazel.Tetap tidak di gubris oleh Aron.

Beberapa Dokter dan perawat memperhatikan mereka, disini Aron tetap memakai baju dinas nya, benar-benar mengundang perhatian orang yang melihat mereka, Hazel menyadari itu berusaha menutupi wajah nya,karena malu.

"Tolong lepaskan saya, mau di bawa kemana saya," bisik Hazel.

"Diam," ucap Aron.

Hazel melihat arah jalan Aron ke ruangan Dokter Wisnu.

"Eh mau ngapain sih?kok bawa saya ke Dokter Wisnu, saya nggak mau," ucap Hazel menahan tubuh nya untuk tidak ikut Aron,namun Aron tetap menariknya, terjadilah kericuhan di depan ruangan Wisnu, dan kebetulan Wisnu juga baru mau masuk ke ruangannya,melihat Aron dan Hazel sedang bertengkar kecil di depan Ruangannya.

"Ada apa ini?" ucap Wisnu memecah kericuhan Aron dan Hazel.