Kita kembali ke Pov Renata ya ..
Sejak kejadian tempo hari aku tidak perduli dengan omongan orang lain di tempat kerja, ya semua membicarakan apa yang dikatakan Mayang kepadaku.
"Renata kamu tidak khawatir, apa yang dikatakan oleh perempuan ular itu ?" tanya Sarah kepadaku. Aku menggeleng.
"Tidak, yang berhak memecatku bukan dia ! atau juga pak Alex tapi Big bos pak Hartono karena dia, aku bisa bekerja disini ! lagi pula apa kesalahanku sampai aku harus dipecat ?" jawabku. Sarah menatapku.
"Asal tahu saja Renata, aku kasihan padamu, makanya kuberitahu tentang apa yang terjadi di kantor ini ! si perempuan ular ini punya mata-mata disini yang mengawasi seseorang yang dibencinya ! semua yang dipecat ada buktinya ! dan entah itu ulah siapa, kalau ada seseorang disini ?" jelas Sarah.
"Yang jelas bukan kamu bukan ?" tanyaku, Sarah menatapku tajam.
"Hei Renata, aku ini membantumu, kalau mau percaya silahkan, tidak pun apa-apa toh engga rugi ini !" jawabnya ketus.
"Aku minta maaf Sarah, hanya saja selama ini kamu terlihat membenciku walau aku tahu kamu selalu memberitahu tentang apapun ! aku berterima kasih Sarah !" ujarku meminta maaf.
"Aku tidak membenci siapapun termasuk kamu, mungkin itu sifatku ! aku berteman baik dengan si bos ! dia orang baik, dulu aku diperkerjakan di kantor ini karena oleh pak Alex sendiri !" katanya, aku terkejut tak menyangka tentang hal itu.
"Maaf Sarah, maukah kita berteman kembali karena banyak salah faham antara kita berdua !" kataku padanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Sarah hanya mengangguk setuju dan menbalasnya.
"Kurasa aku harus pergi, pekerjaanku banyak ! sampai nanti !" Ucapnya, aku mengangguk.
Aku keluar dari pantry dan kembali ke ruanganku, telpon pun tiba-tiba berbunyi aku mengangkatnya.
"Bisa berbicara dengan pak Alex ?" belum aku mengucapkan sesuatu yang diseberang sana sudah bertanya kepadaku.
"Maaf anda siapa ya ?" tanyaku dengan sopan.
"Sudahlah, elu jangan tanya-tanya tinggal di sambungin kan beres !" perempuan itu malah marah-marah.
"Maaf mba, saya harus tahu namanya siapa ? biar nanti saya sambungkan !" tanya tetap sabar.
"Udah bilang saja pacarnya ! ribet amat sih jadi orang ! gue Sandra ! udah puas lu !" Sandra ? siapa lagi ini, berapa banyak pacar pak Alex sebenarnya membuatku menjadi bingung.
"Tunggu sebentar ya mba saya akan sambungkan dengan psk Alex !" jawabku tak ambil pusing.
"Ya udah cepet ! lelet amet jadi orang !" aku hanya menghela nafas. aku kenudian memencet nomor yang menghubungkan ke ruangannya pak Alek.
"Maaf pak, ada telpon untuk anda ... katanya pacar bapak ? namanya Sandra ! oke saya sambungkan ya !" aku memencet tombol sambungan ke ruangannya pak Alex. memang aku menghandel setiap telepon yang masuk untuk pak Alex, siapa pun itu bila ingin bertemu harus lewat aku dahulu,
"Siapa yang nelpon ?" aku menatap ke pintu ruangan, dan itu Sarah ia masuk dan meletakan berkas di mejaku melihat menatapku penasaran.
"Pacarnya yang lain !" jawabku singkat.
"Oh, Sandra ya ?" Aku tertegun tapi sudah kuduga, Sarah duduk di kursi depanku.
"Mau apa ?" aku menggerakan pundakku tanda tidak tahu.
"Dia pengganti si ular ! ia seorang model, tapi sifatnya mirip dengan si ular ! yang membedakan dia tak frontal cuman sombong doang !" jelas Sarah.
"Aku heran deh, sama si bos ! semua sudah tahu siapa dia ! kenapa perlu 'pacar' segala ?" tanyaku kepada Sarah.
"Tanya aja sama dia ! gue juga nanya gitu, tapi lo tahu jawabannya ? itu hanya untuk pekerjaannya !" Sarah berdiri dan pergi. Aku bangun dan menuju ke ruangannya dia. Sebelumnya ku ketuk pintu dulu.
"Ya masuk !" aku pun masuk keruangannya, rupanya sudah selesai nelponnya.
"Maaf pak ! ini laporan tentang perusahaan A dan B !" ujarku dan meletakannya di meja kerja. Pak alex mengangguk. kini dia menggunakan kaca mata, entah kenapa dia terlihat ganteng pikirku, astaga ada apa denganku ...
"Renata duduklah, saya ingin bicara !" ujarnya dan membuka kacamatanya, aku pun duduk di kursi depan dia.
"Ada apa ya, pak ?" tanyaku.
"Begini, aku akan memindahkan kamu ke perusahaan lain, tidak disini lagi !" aku tertegun. Di pindahkan ? kenapa ya.
"Aku membutuhkan mu disana, pekerjaanmu sama dengan disini tapi statusmu akan berbeda juga ! bagaimana ? aku tahu pikiranmu, om Hartono juga sudah setuju !" jelasnya sambil menatapku.
"Kalau itu memang keputusannya aku terima pak ! tapi bagaimana dengan disini ?" jawabku.
"Bagus ! kamu tak usah khawatir tentang itu ! sekarang ikut aku kita pergi !" dia berdiri dan aku pun permisi untuk keruanganku dulu.
------------
Tak lama aku dan pak Alex tiba di sebuah gedung pencakar langit lainnya, kami langsung masuk ke tempat parkir khusus dan berhenti. aku dan pak Alek turun dari mobil dan menuju sebuah lift khusus karena hanya satu.
"Ini adalah lift khusus VIP ! akses khusus dengan kartu dan langsung keruangan Direktur utama jadi hanya yang punya kartu ini yang bisa masuk !" jelas pak Alex dia mengeluarkan kartu dan menempelkannya disebelah tombol lift pun terbuka dan kami masuk ada 30 lantai dan langsung ke lantai paling atas.
Ketika Lift di buka aku tertegun ruangan yang hampir mirip dengan om Hartono punya, tapi tidak ada menyambut kami dan langsung menuju ruangan Direktur utama.
"Selamat datang di kantorku Renata !" salamnya dan aku terkejut. Jadi pak Alex ternyata seorang Direktur utama juga.
"Dulu memang aku punya sekretaris tapi ku pecat !" aku hanya menghela nafas ini orang gampang banget main pecat saja dalam hatiku.
"Ada alasannya kenapa aku memecat dia, karena diam-diam dia bermain skandal dibelakangku ! itu kesalahan fatal dan aku memecatnya ! kini aku membutuhkan seseorang yang bukan hanya sekedar sekretaris tapi juga asistenku disini ! kamu tahukan ? pekerjaanku bukan disini saja tapi juga dikantor pamanku ! istilahnya disana tempat kuliah dan belajar, sedang disini tempat prakteknya !" jelas pak Alex.
"Jangan khawatir, kamu akan ku gaji sesuai dengan pekerjaanmu ! bagaimana kamu mau ? aku akan tunjukan ruang kerjamu !" ia punmengajakku berkeliling ruangannya ada dapur kecil bukan pantry lagi, walau kecil tapi komplit ada kompor, kulkas dll.
Dan ketika sampai di ruanganku aku terkejut lebih besar dan komplit dari yang disana. Aku mengangguk. Pak Alex tersenyum.
"Bagus, besok kamu mulai bekerja disini !"
"Baik pak !" aku tersenyum dan setuju.
Kami pun kembali ke kantor dan aku mulai membereskan milikku untuk pindahan besok.
"Selamat ya !" aku menatap Sarah yang sudah berdiri di pintu. Aku tersenyum.
"Sama-sama Sarah, aku minta maaf kalau ada salah selama aku disini !" jawabku.
"Tidak apa-apa kok ! kamu sudah melangkah semakin dekat lagi !" ujarnya tersenyum.
"Apa maksudmu ?" aku heran.
"Sebagai sepasang kekasih dan akhirnya menikah !"
"Kamu ngomomg apa sih ! engga ngerti !" kataku tak memperdulikan ocehan Sarah.
"Sandra dan Mayang sudah tidak dibutuhkan lagi, sayang! kamulah nanti yang akan menjadi penggantinya ! percayalah padaku, kamu harus hati-hati ada dua musuh siap mengintaimu ! kamu harus kuat ! disini ada aku yang selalu setia memperingatkanmu, tapi disana tidak ada seorang pun !" Sarah menasehatiku.
"Terima kasih Sarah, aku bisa menjaga diriku sendiri !" aku tersenyum.
"Oke, sampai nanti !" ujar Sarah dan pergi, aku terdiam dan memutuskan akan bekerja sebaik-baiknya.
"Hallo, anak itu sudah pergi ! dan akan dipindah ke tempat lain !" seseorang menelpon sambil tersenyum licik...
Bersambung ...