Aku sekarang menggunakan mobilku untuk mencari klub MoonLight, emang ada ya klub seperti itu, susah juga menemukannya padahal aku beberapa kali bertanya ke beberapa orang di jalan ini tapi tidak ada yang tahu. Ah aku tahu, mungkin saja dia mengetahuinya, yang kemudian ku cari sebuah nomornya ketemu dan akhirnya ku telpon.
"Hallo mas Dodi ? ini Renata mas ! iya mau nanya, mas tahu tentang klub MoonLight ?" tanyaku ke mas Dodi, seorang penata rambut kenalanku dulu. Untungnya ia ada.
"Oh gitu mas ? oke terima kasih ya ! engga cuman, cari teman aja kok ! udah ya ? iya aku nanti kesitu !" aku menuntup telpon, kalau memang tidak penting banget aku tidak perlu mencarinya, biarkanlah itu urusan pribadinya.
Ternyata alamat yang diberikan Sarah salah, entah di sengaja atau memang sudah pindah alamat ? aku tidak mempermasalahkan hal itu. Ternyata tempatnya tersembunyi di antara gedung perkantoran, bukan di area khusus tempat hiburan yang biasanya, seperti klubku juga disitu. Mungkin karena tertutup, baik kehidupan kaum gay sendiri dan begitupun komunitasnya juga sama.
Aku sudah banyak bertemu yang seperti itu, ko charlie contohnya dan juga mas Dodi jadi sudah tak asing atau aneh lagi, jijik ? engga kayanya ! justru mereka itu pintar dan banyak bercanda jadi rame. Aku tak pernah menghakimi seseorang karena sesuatu yang berbeda, akupun juga bukan orang suci. Banyak kesalahan yang aku perbuat jadi tak berhak seperti itu, sebenarnya juga sama, kaumku juga terpinggirkan dan dianggap sebelah mata oleh orang lain. Mereka dan aku juga bekerja seperti itu pasti ada sesuatu dibaliknya, faktor ekonomi dll. Begitupun kaum gay yang mungkin saja ada sebab mereka seperti itu !
Aku pun turun dari mobil setelah berhenti di depan sebuah gedung dan kemudian mencari serta bertanya klub Moonlight kepada satpam, dan dia pun menunjukan tempatnya. Tapi menurut dia, aku engga usah ke sana, ketika aku tanya kenapa ? dia berbisik itu klub kaum homo dan tidak sembarang orang ke sana. Aku tetap memaksa untuk masuk, karena ada temanku di sana ujarku kepada satpam itu, tanya saja ke petugas di sana.
Akhirnya aku melihat klubnya dan disana ada petugas khusus, ternyata bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan yang masuk ke klub itu, mereka cantik dan tampan, benarkah ini klub gay ?
"Maaf ada kartu anggotanya ?" tanya petugas itu, aku menggeleng.
"Begini pak, aku mau bertemu seseorang sebentar saja ! ini penting sekali !" kataku menjelaskan.
"Dia anggota klub ini ?" tanyanya tubuhnya tegap seperti bodyguard aku mengangguk.
"Siapa namanya ?" aku pun menyebutkan nama pak Alex.
"Tapi maaf mba, anda tak bisa masuk !" aku terdiam.
"Baiklah, berapa harganya kalau menjadi anggota disini ?" tanyaku, petugas itu menatapku dari ujung rambut sampai kaki.
"Maaf mba, tempat ini sangat exklusif tak sebarang orang bisa masuk !" ujar petugas itu masih meragukan aku dengan pakaianku ini. Aku terdiam dan menghela nafas.
"Renata ? sedang apa disini ?" aku terkejut ketika ada yang menyapaku, aku menoleh dan terkejut.
"Oh, ko Charlie ! apa kabar !" aku mendekatinya dan bersalaman dengannya ternyata ia tidak sendiri ada cowok tegap berotot bersamanya.
"Aku mau bertemu seseorang di dalam tapi tidak bisa ko !" jawabku.
"Emang siapa ?" tanyanya.
"Bos aku yang baru, ko !" Ko Charlie menatapku dari ujung rambut sampai kaki.
"Siapa namanya ?"
"Pak Alexander Tanusubrata !" jawab ku, Ko Charlie sempat tertegun dan kemudian mengangguk.
"Oh, ya sudah ikut aku yuk !" ujarnya dan melambai tangan ke petugas dan mrmperlihatkan kartunya. "Ayo sayang kamu juga !" sambil merangkul tangan berotot teman lelakinya, aku mengikuti ko Charlie masuk tanpa ada pencegahan dari petugas.
------------
Didalam sangat ramai, bukan hanya pengunjung juga musiknya menghentak badan untuk menari, ada dua lantai dibawah tentu saja ada bar dan panggung dan tempat dance, di atas ada tempat duduk. Inilah pertama kalinya aku masuk ke tempat seperti ini, ternyata banyak perempuan juga. Aku hanya mengikuti ko Charlie karena aku tidak tahu dimana pak Alex bosku berada.
"Renata !" tiba-tiba ko Charlie berbicara.
"Iya, ko ""
"Kamu cari bosmu kan ?" aku mengangguk, kemudian dia menunjuk sesuatu dan aku terkejut, Ko Charlie tersenyum dan memberi tanda untuk menemuinya.
"Terima kasih, Ko !" dia mengangguk. Aku menatap ke sebuah meja, memang itu ada pak Alex, yang mengejutkan dia sedang ... berciuman ! dengan sesama lelaki ...
Aku mendekatinya, aku sebenarnya tidak mau mengganggu. Tapi aku harus, karena aku pegawainya dia bosku dan aku bekerja dengannya.
"Ehem ... maaf, aku mengganggu ?" ujarku, Pak Alex terkejut melihatku berada disitu.
"Renata ?" aku tersenyum aku melirik cowoknya yang sepertinya menganggap aku pengganggu.
"Maaf pak ini sangat penting, gini besok rapat dengan om ... maksudku pak Hartono dimulai pukul 8 pagi bukan 10 karena dia mau ke Singapura ! hanya itu pak ... maaf mengganggu saya permisi !" ujarku setelah menyampaikan pesan. aku lega dan langsung pergi, rasanya melelahkan ingin berustirahat. Dia ingin berbicara tapi diam.
Keesokan harinya aku sudah tiba di kantor, aku menyiapkan semua keperluannya dan ia pun datang, aku masuk ke ruangannya.
"Pagi pak !" sapaku bersiap biasa, sambil memberikan secangkir kopi kesukaannya.
"Kenapa kamu tidak telepon saja ?" tanyanya.
"Maaf, pak nomor telpon bapak yang biasa tidak aktif ! aku terpaksa bertanya pada Sarah karena ini penting !" jawabku, aku meletakan berkas yang harus dilihat dan ditanda tangani persetujuannya.
"Oke, nanti ku kukirim nomorku ke nomor pribadimu !" ujarnya. Ia meminum kopi dan meketakannya di meja.
"Terima kasih pak, oke kita sudah siap ! tadi sekretaris om Hartono sudah nelpon !" dia mengangguk dan aku tersenyum mengikutinya.
"Sepertinya kamu sudah mulai terbiasa !" sambil melirik ke arahku di lift.
"Saya selalu belajar dari kesalahan pak ! dan berkat pekerjaan saya yang dulu jadi tahu karakter setiap orang !" jawabku.
"Oh ya ?" tanyanya tak percaya.
"Jangan khawatir pak, saya bersikap biasa tentang apapun yang bapa lakukan ! itu urusan pribadi bapak, saya hanya menjalankan pekerjaan saja !" ujarku seperti tahu apa yang dipikirkannya.
"Oke, saya terima !" jawabnya tersenyum.
Rapat dengan om Hartono berjalan lancar, setelah selesai dia meminta waktu kepada pak Alek untuk aku mengobrol dengan om Hartono. Pak Alex menatap pamannya kemudian mengangguk dia pergi.
"Duduklah Renata !" perintahnya aku pun menurut.
"Bagaimana menurutmu dengan pak Alex ?" tanyanya aku terkejut.
"Baik om, dia sering membantu saya !" jawabku. Om Hartono terdiam.
"Kamu tahu siapa dia ?" aku menatap om Hartono.
"Maksud om dia ... gay ?" tanyaku hati-hati. Dia mengangguk.
"Hmm ... saya tidak masalah tentang itu, pertama saya pikir itu gosip tapi kemarin saya tahu semuanya !" jelasku, sambil menunduk.
"Begitu ... dengan siapa ?" tanyanya.
"Maaf om, sekali lagi saya tidak mencampuri urusan beliau tapi menurut sekretarisnya dengan ... pacarnya !" jawabku. Om Hartono menghela nafas.
"Dia terlalu bodoh rupanya ! aku tidak tahu harus berbuat apa menasehatinya ! semua tahu tentang orientasi seksualnya, sejak dia come out di usia masih muda yaitu SMP kepada keluarganya dan kemudian yang lainnya ! semua terkejut tapi mereka akhirnya bisa menerimanya, karena di sistem keluarga kami bebas menentukan hidupnya mau apa !" jelas om Hartono, aku hanya terdiam.
"Tapi sayang, walau dia pintar tapi bodoh dalam urusan cinta ! bagaimana tidak, ia pernah di sekap oleh pacarnya yang usianya jauh lebih tua ketika 3 SMP katanya dia berkenalan di sosial media ! kemudian beberapa kali pacaran selalu, kalau enggak matre ya menyakiti perasannya ! aku tidak mengerti jalan cintanya yang mudah dan gampang tertipu !" lanjut om Hartono seperti curhat.
"Mungkin saatnya kini ia berubah haluan dengan menikahi seseorang yang tepat yaitu kamu !" om Hartono menatapku aku terkejut.
"Maksud, om ?" aku tidak mengerti, tapi sudah di predikisi seperti itu.
"Kamu Renata, orang yang cocok untuk Alex !" ucapnya sambil menatapku.
"Tapi om !" Om Hartono memberi tanda.
"Tinggal menunggu waktu saja, aku yakin hal itu ! nah kembalilah kamu bekerja !" aku mengangguk dan berpamitan pergi, dia hanya mengangguk. Aku tidak bisa berpikir apapun.
Bersambung ..,