webnovel

Pernikahan Dan Curhatan

Makan malam pun di gelar dengan suasana akrab dan penuh canda serta tawa dari seluruh keluarga besar kedua mempelai yang akan melangsungkan pernikahan esok hari, Meja di tata sedemikian rupa berdasar keluarga masing-masing. Aku termasuk berada di meja keluarga besar mas Alex, dan tentu saja duduknya bersebelahan. Rupanya aku sudah menjadi pusat perhatian dari seluruh keluarga mas Alex.

Secara mengejutkan aku baru tahu, bahwa ini pertama kalinya mas Alex memperkenalkan seorang perempuan kepada keluarga besarnya. berarti aku yang pertama dan menjadi wanita satu-satunya yang bertemu dengan keluarganya. Mereka sering mendengar gosip-gosip kalau Alex dengan perempuan ABCD tapi hanya sekedar itu, tidak pernah secara khusus untuk dikenalkan.

Aku mengatakan bahwa kita berdua hanya sebatas teman bekerja dengannya, tidak lebih. Tapi mereka tidak memperdulikan itu dan menganggap bahwa aku wanita istimewa yang harus di perkenalkan kepada mereka. Malam ini sangat istjimewa karena pasangan pengantin di beri kejutan oleh para anggota keluarga masing-masing, pertama di layar televisi yang sudah dipersiapkan di putar foto-foto mereka waktu kecil sampai mereka sebelum menjadi pasangan dan ketika menjadi pacar. Setelah itu para anggota keluarga dan teman memberitahu sedikit rahasia mereka berdua.

------------

Setelah makan dan acara spesial semua pun mengobrol dengan santai, makan malam di adakan tidak jauh dari tepi pantai. Mas Alex tiba-tiba mengajakku ke pantai untuk menikmati deburan ombak dan pasir lembut di waktu malam, aku tak keberatan dengan hal itu.

"Boleh aku bertanya ?" mas Alex melirikku angin berhembus dengan lembut, suasana tampak indah, walau malam hari dan hanya di sinari lampu di pinggir pantai, bukan hanya kami berdua ternyata tapi anggota keluarga mas Alex pun sama menikmati suasana ini.

"Tanya tentang apa mas ?" tanyaku kembali, sambil merapikan rambutku yang terkena angin laut.

"Ya, tentang kamu !" ucapnya tenang dan lembut, aku tertegun, tapi aku mengangguk.

"Silahkan mas, akan ku jawab !" jawabku, tersenyum.

"Kamu punya atau ... pernah pacaran ?" tanyanya, angin laut berhembus dengan lembut.

"Belum pernah mas !" jawabku dan dia menatapku tak percaya. Setelah itu aku ceritakan tentang masa laluku yang buruk. Kami berdua duduk di sebuah bangku tak jauh dari situ.

"Kamu pernah di perkosa ?" tanyanya terkejut. Aku mengangguk, tak ingin menyimpan rahasia kepada mas Alex. aku tidak ingin suatu hari nanti entah siapa yang membongkar aibku di masa lalu lebih baik dari mulutku sendiri.

"Aku kemudian pergi ke Jakarta dan jatuh kedunia malam !" aku terdiam menatap masa laluku yang memang sudah menjadi sejarah hidupku.

"Apa kamu trauma terhadap lelaki ?" tanyanya seperti masih penasaran. Aku mengangguk "Tapi kini tidak, hanya sedikit lebih berhati-hati !" jawabku, sambil melirik kepadanya.

"Aku juga !" ujarnya pelan aku tertegun, kemudian mas Alex menceritakan penculikan dan pelecehan yang diterima waktu itu. Kami berdua terdiam.

"Apa mas pernah berpacaran ? maksudku bukan setingan dengan seorang perempuan ?" mas Alex hanya menggeleng.

"Belum pernah ! aku merasa tidak ada rasa apapun terhadap perempuan !" jawabnya menghela nafas. Kemudian dia berdiri.

"Aku tidak yakin dengan diriku sekarang ini ! aku pikir dengan kehidupanku yang sekarang ini, bisa menemukan seorang lelaki yang benar-benar mencintaiku tapi itu sulit ! semua hanya berdasar seks dan uang tidak lebih, walau pun ada pada akhirnya sampai kepada suatu titik untuk menikah !" jelasnya sambil menatap ke arah laut yang hitam.

Dia membalikan tubuhnya dan menatapku "Kamu tidak jijik denganku ?" aku tersenyum, "Tidak, karena kita punya jalan yang sama tapi berbeda, apa mas tidak jijik atau takut karena aku seorang pelacur atau wanita panggilan ?" aku balik bertanya. mas Alex tersenyum dan merangkul pundakku dan mengajakku berjalan menyusuri pantai.

"Aku tidak jijik terhadapmu Renata !"

"Aku juga mas !" balasku sambil tersenyum, tanpa diduga ia mendorongku pelan sehingga air laut menyentuh kakiku.

"Mas !" aku berteriak dan dia hanya tertawa. "Awas ya kamu !" teriakku kesal, kami berkejaran seperti anak kecil.

Setelah itu kami kembali, semua menatap kami dengan agak terkejut. Akhirnya kami sadar tangan kami saling berpegangan tanpa disadari. Setelah itu duduk kembali dan disajikan makanan penutup dan pergi pulang untuk istirahat karena besok acara dimulai pagi-pagi.

-----------

Pagi-pagi aku dan mas Alex bangun karena akan dirias untuk para pendamping pengantin, semuanya sudah di sediakan dari baju, sepatu, aksesoris dan lain sebagainya. Sebenarnya pasangan untuk Alex sudah di tentukan yaitu salah satu dari saudara pihak pengantin pria tapi tidak jadi.

Setelah semua selesai kami pun bersiap, untuk pedamping perempuan kami akan berjalan mengikuti calon pengantin perempuan yang berdampingan dengan ayahnya akan mengantar ke altar. Kami masing-masing di beri satu buket kecil bunga mawar merah. Sedang pendamping laki-laki akan menunggu dengan calon pengantin pria di altar. Nanti satu persatu akan menjadi pasangan.

Suara bel berdentang dan suara musik piano pun berbunyi khas pernikahan pun terdengar, sang calon pengantin disampingnya Ayahnya mulai berjalan perlahan menuju altar gereja, aku berada di deretan paling akhir. Akhirnya calon pengantin perempuan diserahkan kepada calon pengantin laki-laki dan satu persatu kami menuju pasangan kami masing-masing dan duduk untuk prosesi pernikahan.

Aku duduk di sebelah mas Alex, dan mengikuti acara pernikahan yang dipimpin oleh pastor gereja. Setelah pesan-pesan serta nasehat dan dilanjutkan memasangkan cincin ke jari masing-masing pasangan.

"Mulai hari ini kalian sah sebagai suami istri !" seru pastor mensahkan mereka menjadi sepasang suami istri, semua bertepuk tangan dan entah kenapa aku menjadi terharu dengan semuanya.

"Kamu kenapa ?" mas Alex melirik ketika aku mengusap air mataku.

"Engga apa-apa mas !" jawabku.

"Kamu kepengen seperti itu ?" bisiknya aku tertegun.

"Maksud mas ?"

"Kamu kepengen menikah ?" tanya mas Alex. aku tersenyum.

"Ya tentu saja mas, siapa yang tak ingin menikah ! mungkin suatu hari nanti setelah aku dapatkan calonnya !" jawabku.

"Lalu kriteria calon suamimu seperti apa ?" bisiknya, aku menatap mas Alex.

"Engga susah kok mas ! yang penting dia mengerti aku dan aku mengerti dia ! maksudku aku mempunyai banyak kekurangan dan pasti calon suami ku juga banyak kekurangannya, kita sama-sama saling mengisi, menerima dan berusaha untuk menjaga semuanya menjadi sempurna !" jawabku, mas Alex tersenyum, dan aku terkejut ketika ada sentuhan di tanganku, aku melirik mas Alex yang kini menggenggam tanganku dengan lembut. Entah kenapa dadaku menjadi berdebar.

--------------

Acara dilanjutkan di luar, yang sudah di persiapkan. semua tamu undangan pun menuju meja yang sudah di tentukan dan pasangan pengantin duduk di tempat dipersiapkan. Kue pengantin bertingkat 4 pun sudah tersedia di sana di dominasi warna pink dan gold. Pasangan pengantin memotong kue pengantin.

Setelah itu para tamu pun mengucapkan selamat kepada para pasangan pengantin di lanjutkan sesi pemotretan. Dan acara yang ditunggu pun tiba pasangan yang masih jomblo diminta berdiri dan berkumpul untuk acara pelemparan buket pengantin wanita, yang konon bila mendapatkannya maka selanjutnya dia lah yang akan menikah.

Tapi mas Alex tidak perduli dengan itu, dia dan aku tetap duduk di meja kami sambil menikmati makanan yang sudah disediakan dan melihat apa yang terjadi.

"Oke, para jombloan ! siap-siap ya ! barangkali beruntung daper buket bunga dan akan menyusul untuk menikah nantinya! Amin !" ujar pembawa acara.

"Oke, aku hitung ya .... 3 ... 2 ... 1 ... lempar !!" teriak pembawa acara dan buket bunga pun terlempar semua berusaha menggapainya dan "Plukk ... !" buket bunga pun jatuh, semua menatap kepada satu titik .... yaitu kepada kami berdua !

Ya, buket bunga jatuh tepat di pangkuan kami, yang tanpa di duga semua terjadi begitu saja. Aku dan mas Alex tertegun, kami saling tatap aku mengambil buket bunga.

"Wah ... ternyata yang beruntung adalah ... Ko Alexander ! selamat semoga terwujud ya dalam waktu dekat !" pembawa acara, semua bertepuk tangan.

Bersambung ....