Aku tak bisa menolak ketika mas Alex memintaku untuk memimpin perusahaan di bidang entertaiment untuk menggantikannya karena tersandung skandal yang dilakukan oleh salah satu 'musuh' dari masa lalu kita berdua, siapa lagi kalau bukan Mayang. Aku sebenarnya ragu, apa mampu menjalahkan bisnis yang baru kujalani ini ? . Aku tahu dunia entertaiment banyak sekali persaingannya.
Tapi mas Alex mempercayaiku sepenuhnya, karena punya pengalaman menjadi seorang sekretaris direktur di masa lalu. Aku pun juga memikirkan anak-anak dengan kesibukanku yang baru sekarang ini, aku memutuskan berbicara dengan mereka dahulu meminta persetujuan. Dan ternyata tidak masalah karena aku berjanji tetap bertugas sebagai ibu rumah tangga.
Perusahaan Entertaiment milikku kini berada disebuah gedung berlantai 30 dan untungnya itu milik suamiku sendiri. Mas Alex tidak perlu menyerahkan jabatan secara langsung, dia hanya memberikan surat khusus kepada staf perusahaan sebagai pengantar bahwa aku pimpinan baru disana.
Aku sendiri sudah mempelajari semuanya dan memutuskan menghapus beberapa bagian divisi disana. Aku hanya fokus beberapa saja, salah satunya agensi model, sementara yang lain aku tutup karena menurutku terlalu besar pengeluaran modalnya yaitu produksi sinetron dan film.
Divisi lain adalah periklanan dan majalah tetap dipertahankan. Mas Alex ternyata sudah membeli lisensi majalah internasional yang akan diedarkan di Indonesia nama majalahnya World Entertaiment Megazine dari Amerika, yang berisi berita dari dunia hiburan, film dan gaya hidup. Yang akan bersaing dengan majalah dari luar negeri yang sudah ada terlebih dahulu di Indonesia, dan juga majalah buatan sendiri yang sudah lama beredar, hampir sama sih dengan dari luar cuman berbeda segmentasinya.
Pak Aryo adalah manajer utama di Citra Entertaiment, dia menyambutku di lobby kantor.
"Selamat pagi bu !" sapanya, lelaki berusia 35 tahun. Berkumis tipis, gagah dan berbadan tegap, sudah 5 tahun bekerja disini sejak perusahaan ini dibuka.
"Pagi pak !" sapaku sambil tersenyum, dan dia membawaku ke kantor baruku di lantai 15.
Aku dan pak Aryo pun tiba di perusahaan dan menuju ruanganku. Ternyata boleh juga selera mas Alex dalam menata perabotannya di ruang kerjanya. Kesannya memang cowok, aku tersenyum saja, tidak masalah tentang hal ini.
"Apa semua sudah siap ?" tanyaku, hari ini aku akan mengadakan pertemuan perdana dengan pimpinan para karyawan di sini.
"Iya bu ! semua sudah menunggu !" jawab pak Aryo, pintu di ketuk dari luar.
"Masuk !" seorang perempuan cantik datang menghampiri. Aku menatapnya harus akui dia cantik dan seksi.
"Bu kenalkan ini sekretaris anda namanya Maya !" pak Aryo memperkenalkan aku dengan wanita cantik itu.
"Pagi bu !" sapanya, aku mengangguk.
"Maya, ini bu Renata ! istri pak Alex dan kini menggantikannya menjadi pimpinan di perusahaan ini !" jelas pak Aryo, dia menunduk malu.
"Senang berkenalan denganmu Maya ! semoga kita dapat bekerja sama ya !" ucapku sambil tersenyum.
"Iya bu !" jawabnya pelan.
"Oh iya, ada apa ya ?" tanyaku kepada Maya.
"Anu ... bu ini ada beberapa berkas untuk ditanda tangani !" dia menyerahkan file kepada ku, tiga dari lima yang diberikan adalah kesepakatan membuat FTV dari sebuah stasiun televisi.
"Pak Aryo, sudah tahu bukan ? bahwa saya ingin menghapus divisi film dan sinetron ?" tanyaku kapada pak Aryo.
"Iya bu, saya sudah menerima pesannya ! dan itu sebenarmya sudah disepakati sebelumnya !" jawabnya. Aku mengangguk.
"Ya sudah, ini dilanjut saja ! tapi ini yang terakhir ya ! pak Aryo tahu sendiri ! untuk produksi cukup menyita biaya cukup besar ! sedang pembelian tidak sebanding dengan yang di tawarkan ! dan kontraknya pun tidak langsung di tayangkan ! menunggu waktu yang tepat katanya !" jelasku atas alasan penghapusan divisi ini.
"Betul bu ! walau pemainnya baru, tetap saja harus ada artis yang punya nama agar sinetron kita bisa menarik penonton ! dan saya mengerti itu, dan juga sudah saya sampaikan kebagian yang bersangkutan ! dan mereka menerima, hanya sayang sekali akan ada pemutusan kerja karyawan !" jawab pak Aryo.
"Itu bisa di atur pak Aryo ! saya minta berikan kompesasi yang sesuai dengan bidangmya !" kataku.
"Baik bu ! kalau begitu mari bu kita keruang rapat !" jawabnya dan aku mengangguk.
--------------------
"Eh tahu engga, posisi pak Alex katanya diganti oleh istrinya !" bisik para karyawan di ruang rapat.
"Emang, dia bisa ?" tanya yang lain.
"Eh jangan salah, dia punya bisnis sendiri loh dan sukses !" bisik yang lain.
"Kenapa di ganti ya ? apa karena skandal itu ?" ujar yang lain.
"Ada gosip lain yang hot ! divisi sinetron dan film akan di hapus loh !"
"Iya sih, memang rugi terus ! pantes di tutup !" semua mengangguk.
"Sstt ... mereka datang !" bisik seseorang, semua langsung terdiam dan bersikap tegak. Pintu ruang rapat pun di buka masuklah Pak Aryo, aku dan Maya sebagai sekretarisku.
"Selamat pagi, semua !" sapaku kepada semua yang hadir di ruangan rapat.
"Pagi !!" jawab semuanya.
"Hari ini saya resmi menduduki posisi Direktur sebelumnya, kalian pasti tahu ! saya diminta oleh pak Alex sendiri untuk menggantikannya ! ada beberapa alasan yang mendasari hal ini ! pertama dia sudah mulai sibuk dengan pekerjaan utamanya, yang kedua saya tidak menutupi atas skandal yang terjadi walau itu sebenarnya jebakan dari orang yang tidak suka, tapi ya sudahlah ! saya tahu, ini dunia pekerjaan yang baru bagi diri saya sendiri ! saya akan belajar banyak tentang hal ini ! satu lagi selain tadi, kita akan membahas topik utama penutupan divisi sinetron dan film, sementara untuk yang lain saya minta laporan secepatnya kepada saya !" aku pun membuka rapat pertama hari ini.
Tak terasa 2 jam kami berdiskusi, aku kembali keruanganku di antar Maya sementara pak Aryo, sedang melaksanakan tugas yang aku berikan. Tak lama Maya masuk dan memberikan laporan dari divisi lainnya. Ponsel ku berdering ternyata itu dari anak bungsuku yang baru pulang sekolah. Setelah itu dari mas Alex sendiri menanyakan tentang kegiatanku hari ini. Semua aku ceritakan kepadanya , dia sih oke aja mendengarnya.
"Maya, tolong beritahukan ke kepala divisi majalah dan agensi aku ingin bertemu mereka dan berkunjung kesana ya ?" perintahku kepada sekretarisku Maya, lewat telpon.
"Baik bu !" jawabnya, dan ku tutup telpon dan kembali memeriksa file yang aku dapatkan, tak lama Maya memberitahu bahwa pesanku sudah sampai dan mereka bersedia bertemu denganku.
"Terima kasih, Maya !" ujarku dan aku memutuskan untuk pergi. Ada seorang karyawan yang mengantarku kesana.
Kunjunganku yang pertama adalah agensi disini ada beberapa artis bernaung didalamnya dari model, bintang film, iklan dan sinetron. Baik yang baru atau sudah lama, lelaki dan perempuan. Ada sekitar 30 orang artis yang ada disini, itu berarti cukup banyak sejak 3 tahun lalu divisi ini dibuka. Pimpinannya mas Ganjar bertubuh gemuk, agak gemulai tapi harus diakui dia pandai menilai potensi seseorang.
"Selamat datang, bu !" sapanya ramah, aku tersenyum dan mengangguk.
"Maaf mengganggu mas Ganjar !" ujarku.
"Waduh, engga kok bu ! justru saya senang !" jawabnya.
"Bagaimana keadaan agensi kita ?" tanyaku, dia tertegun. "Mas Ganjar, saya harus tahu setiap divisi yang saya pegang, biar bila ada masalah kita diskusikan bersama !" jelasku.
"Iya bu, saya mengerti ! tapi sejauh ini baik-baik saja kok ! memang ada sedikit masalah tapi masih bisa diatasi !" jawabnya.
"Masalah apa ya, mas Ganjar ?" tanyaku.
"Biasalah, masalah keterlambatan pembayaran dari pihak klien ! selain itu ada beberapa model kita kena tipu kasting iklan dan model !" jawabnya.
"Oh begitu !" aku mengangguk mendengar penjelasannya.
Bersambung ....