Aku melupakan pembicaraanku dengan om Hartono, kurasa itu dirasa berlebihan menjodohkanku dengannya terlalu awal. Tentu saja itu alasanku, selain itu pengalamanku dengan lelaki diawali dengan sangat buruk yaitu dijual bapak dan perkosa oleh seorang lelaki. Hal itu sempat membuatku trauma dengan lelaki, padahal pekerjaanku yang dahulu juga sangat berhubungan erat dengan lelaki.
Makanya aku membutuhkan waktu untuk mengobrol dan mengenal lelaki lagi walau itu untuk seks semata, untungnya ada beberapa pelanggan yang membuatku nyaman untuk melakukan itu. Selama melakukan pekerjaan lamaku, secara beruntung selalu mendapat klien yang baik dan tidak aneh-aneh.
Dan sekarang setelah mendapat pekerjaan baru, banyak lelaki yang mendekatiku di kantor. Kalau untuk sekedar berkenalan atau teman oke lah, pacar ? kayaknya enggak. Karena pekerjaanku sangat banyak dan menyita waktu. Bagaimana tidak setelah beberapa kali bekerja dengannya, aku semakin jadi tahu apapun tentang kehidupan pak Alex. Pekerjaannya di kantor pamannya yang jabatannya yang memang tidaklah tinggi. Padahal yang kutahu tentang keluarganya yang katanya sangat kaya itu hanya sedikit, tapi itu sudah dapat kubayangkan melalui sosok om Hartono.
Sementara di kantor hanya sebagian kecil saja yang tahu siapa pak Alex sebenarnya termasuk Sarah. Sarah sampai saat cukup dekat denganku walau sikapnya masih misterius ada beberapa yang kuperhatikan seperti iri padaku, selain itu selalu memberiku beberapa info kepadaku. Sejauh ini aku belum mengenal seperti apa keluarga besar pak Alex kecuali hanya om Hartono itupun pribadinya bukan seluruh keluarganya.
Hari Minggu adalah saat libur buatku, oh ya aku selalu menelepon bi Sum menanyakan kabar tentang bapa, sejauh ini baik-baik saja. Bila dia meminta uang aku selalu kasih berapapun itu, selama aku masih ada uangnya. Gajiku saat ini cukup lumayan, walau memang tidak sebesar ketika berprofesi sebagai wanita panggilan.
Semuanya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, kali ini aku sedang berada di salonnya mas Dodi, banyak cerita yang seru dari para karyawannya yang rata-rata melambai termasuk pemiliknya. Ada juga beberapa pelanggannya. Disana pun ada televisi makanya apapun selalu dikomentari. Mas Dodi sendiri yang menata rambutku.
"Renata sayang, siapa teman yang kamu cari waktu itu ?" tanyanya ia merasa kepo dengan hal itu.
"Mas Dodi tahu kan ? kini aku punya pekerjaan baru ! Dia itu bos aku !" jawabku. Maa Dodi tertegun.
"Oh ... kalau boleh tahu siapa namanya barang kali kenal ?" tanyanya sedikit genit aku tersenyum.
"Pak Alex Tanusubrata !" jawabku, mas Dodi terlihat terkejut.
"OMG ... dia emang cowok tajir ! tapi sayang sih, pilihan cowoknya salah semua !" teriak mas Dodi dengan mata terbelalak dan senyum yang jail, aku terdiam.
"Maksudnya ?" tanyaku penasaran.
"Iya, banyak cowoknya gitu deh ! kalau engga matre, bad boy gitu lah ! sayang banget udah ganteng kaya, baik lagi ! dan dia itu sudah bukan rahasia lagi buat kita di kalangan kaum gay !" jelas mas Dodi, aku terdiam.
"Sebenarnya dia juga pernah pacaran dengan cewek, tapi ya, gitulah sama saja ! tapi ada satu cewek yang saat ini yang dekat dengannya untuk menutupi ke homoan dia di depan publik ! namanya Mayang dia seorang model dan aktris gitu lah ! tapi lagi-lagi semua juga tahu dia itu siapa, masa lalunya seperti kamu ! cuman bedanya ia termasuk berani melakukan apapun untuk menjadi kaya, dari foto model seksi sampai menjadi wanita simpanan seorang produser hingga pengusaha !" lanjut mas Dodi.
"Kamu harus berhati-hati sayang, dia itu ular betina ! di usir pun ia akan datang lagi, mukanya udah kaya tembok, tidak perduli kata media dan netizen ngomong apapun apa tentang dia ! bahkan berani melabrak musuhnya !" aku terdiam.
"Aku tahu kamu dekat om Hartono kan ? dan maksudnya denganmu juga aku tahu ! aku hanya mengingatkanmu !" mas Dodi tersenyum misterius.
"Emang apa maksud dari om Hartono ?" tanyaku.
"Dia bermaksud menjodohkanmu sayang ! aku tahu, siapa om Hartono ia bukan orang sembarangan dekat dengan seseorang walau orang itu dari kalangan bawah atau atas kalau dia suka itu akan menjadi keberuntungan buat siapa saja !" jawabnya.
"Aku bukan siapa-siapa mas, kita bagai dua dunia yang berbeda !" ujarku.
"Jodoh siapa tahu Renata ! tidak perduli kamu siapa, dia siapa ! apa bisa kamu menolaknya ?" ujarnya aku kembali terdiam.
"Musuhmu banyak, sayang dan jalanmu untuk dia berliku ! tapi aku yakin kamu bisa mengatasinya ! kamu tuh pintar dan cerdas ! aku bisa melihat semuanya selama ini dan memperhatikan tentangmu ! tak ada masalah apapun dengan klien mu ! padahal orang lain sudah komplain tentang ini itu, mau begini begitu dengan banyak alasan !" lanjutnya.
"Terima kasih mas Dodi, maaf untuk saat ini aku belum memikirkan hal itu dulu ! aku ingin merubah nasibku untuk lebih baik ! aku juga tidak perduli dengan apa yang dilakukan pak Alex, itu urusan pribadinya sedangkan aku hanya bekerja untuknya, hanya itu !" jawabku.
"Aku tahu kamu punya masa lalu yang buruk dengan lelaki !" ujar mas Dodi, gosip sudah beredar.
"Iya mas !" jawabku menghela nafas.
"Coba lihat Renata, kamu itu cantik alami bahkan tanpa polesan, cocok loh kalau jadi model ! banyak perempuan di usia seperti kamu yang sudah obok-obok wajahnya, sayangnya itu akan mempercepat penuaan dini !" sambil menatapku ke cermin. aku tersenyum.
"Terima kasih mas ! berkat tips dari mas Dodi sampai sekarang masih aku gunakan !" ujarku mengedipkan mata. mas dodi tersenyum.
---------------
"Hati-hati si nyonya besar datang !" aku yang sedang ada di pantry terkejut mendengar apa yang dikatakan Sarah pagi itu.
"Siapa itu nyonya ? boyfriendnya pak Alex ?" tanyaku tak mengerti.
"Bukan lah, mana berani dia ke kantor ! pacar ceweknya si bos !" jawab Sarah menarik lenganku dan mengintip ke dekat pintu keluar.
"Tuh ! gayanya aja udah selangit ! hanya dia yang berani nongol disini ! coba aja lihat jalannya udah seperti princess ! mereka kira dia orang kaya dan terkenal ! padahal semuanya dari si bos ! dari ujung rambut sampai kaki ratusan jeti bo ! menyebalkan !" cerocos Sarah, aku menatapnya, jadi dia yang bernama Mayang itu. Cantik, seksi dan matre !
"Tok ... tok ... !"
"Masuk !" suara perintah dari dalam. Aku masuk membawa minuman pesanan bos, aku tertegun cewek itu sedang memeluk si bos, pakaian yang seksi itu tidak bisa menutupi belahan payudara dan pahanya yang seksi.
"Maaf pak, ini minumnya !" aku meletakan minuman di meja.
"Mas, ayo dong kita jalan-jalan !" ujarnya dengan suara genit dan mencium pipi si bos, sementara tangannya ada di dada pak Alex terlihat kancing kemejanya terbuka,
"Tidak sekarang Mayang, aku sibuk !" si bos berusaha untuk menghindar.
"Maaf, pak saya permisi !" kataku kemudian membalik untuk pergi.
"Siapa sih dia ? pembantu baru ya ?" dengan gaya sinisnya ia bertanya.
"Dia asistenku, Mayang !" jawab pak Alex sudah berdiri dan membetulkan kemeja dan dasinya.
"Ya kan sama aja ! pembantu !" dia sempat mematapku tajam ketika ku tutup pintu ruangannya. aku menghela nafas dan menuju pantry untuk menyimpan baki bekas membawa minuman.
"Bagaimana, apa yang dilakukan si ular betina itu ?" aku terkejut ketika Sarah sudah kembali berada di belakangku.
"Biasa aja, dia memang sedang merayu si bos !" ujarku berbicara apa adanya.
"Gila tuh cewek ya ! apa belum cukup yang sudah si bos belikan untuknya ! sudah ku duga pasti ada maksudnya setiap dia datang ke kantor !" ujar Sarah sinis.
Aku tak memperdulikan ocehan Sarah, aku keluar dan bermaksud untuk kembali ke ruanganku dan tanpa diduga bertemu lagi dengannya, dia berdiri tepat dihadapanku.
"Dengar ya, elu tuh hanya pembantu ! awas ya kalau lu dekatin dia ! elu akan merasakan akibatnya !" sambil menunjuk-nunjuk dan memarahiku di hadapan semua yang ada di ruangan itu tanpa tahu alasan dia marah kepadaku. Setelah itu dia pergi dengan angkuhnya. Sedangkan aku hanya menggeleng kepala saja.
"Sudah kuduga dia cemburu sama elu ! nah apa ku bilang, mulai saat ini elu harus hati-hati dia bisa memecatmu loh seperti dua asisten sebelumnya !" Sarah kembali berada di sebelahku dan menepuk pundakku lalu pergi.
Aku hanya tersenyum saja, yang bisa memecatku hanya om Hartono bukan pak Alex. karena dialah yang memperkejakan ku disini. Aku jadi pengen tahu sejauh apa dia dekat dengan keluarga Tanusubrata sehingga ia bisa seenak itu kepada orang lain.
Bersambung ...