webnovel

Dimulai Dari Menjadi Pasangan Pendamping

"Oke, mba ini saja !" Pak Alex, kemudian memberi tanda setuju dengan gaun yang kupakai sekarang.

"Maaf pak, gaun ini untuk siapa ?" tanyaku, dia malah tersenyum.

"Ya semua untuk kamu lah ! mulai saat ini penampilanmu harus disesuaikan dengan pekerjaan barumu sebagai asisten Direktur ! lagi pula akan ada makan malam dengan klien atau pesta jadi gaun itu cocok untuk itu !" jelasnya.

"Anu pak, untuk itu sudah ada kan pak ? maaf !" pak Alex malah tertawa.

"Aku sudah tidak lagi memakai jasa seperti itu ! berat di ongkos ! padahal hanya menemani dan tersenyum doang ! kalau itu cukup kamu saja penggantinya !" jawabnya tersenyum. Aku tertegun ternyata benar ucapan Sarah tempo hari.

"Kenapa, kamu keberatan ?" tanyanya sambil menatapku.

"Tidak, pak !" jawabku. aku terdiam, apa tidak apa-apa ya ? Mayang dan Sandra pasti akan marah kepadaku.

"Ya sudah, ayo kita pergi kita terlambat !" ujar pak Alex, aku mengangguk dan kami pergi setelah membayar. Aku menenteng tas yang cukup banyak berisi baju yang kubeli, aku tidak tahu totalnya pasti puluhan juta.

Singkat cerita kami pun tiba di arena pameran, dan langsung menuju ketempat dimana perusahaan kami memamerkan produknya ada 4 karyawan di sana 2 lelaki dan 2 perempuan semua tampan dan ganteng dan juga cantik. Aku tidak sepenuhnya berperan tapi bagian marketinglah yang melakukannya.

Pak Alex bertanya tentang penjualan produk yang ditawarkan, menurut mereka responnya termasuk baik apalagi pengunjung pameran di hari pertama cukup banyak dan seminggu kedepan akan bertambah lagi. Ternyata ada wartawan televisi yang ingin meliput tentang pameran dan produk yang ditawarkan perusahaan kami.

Aku memberitahu pak Alex dan justru dia memintaku untuk mewakilinya, Aku sempat tertegun, tapi tak bisa menolakhya. Akh berusaha bersikap tenang dan akhirnya berhasil juga wawancaranya entah bagus atau tidak, katanya akan tayang malam ini. Dan setelah itu kami ke beberapa tempat lain.

--------------

Hari Sabtu aku datang ke salonnya mas Dodi, aku kesana karena akan ada acara nanti malam. Tapi dandannya dari sore ini, karena bukan acara biasa tapi undangan pernikahan rekan kerja pak Alex.

"Wah tumben di dandani sekarang !" ujar mas Dodi.

"Iya mas, bos ku mengajak aku ke pesta pernikahan rekan bisnisnya !" jawabku mas Dodi menatapku. "Kenapa mas ?" tanyaku heran dengan tatapannya.

"Rupanya sudah mulai jadi pendamping ya ?"

"Maksud mas ?"

"Dia mulai percaya sama kamu ! tapi itu lebih baik dari perempuan sebelumnya !" jawab mas Dodi.

"Aku merasa ini hanya tugasku saja sebagai seorang asisten pribadinya tidak lebih !"

"Gitu ya, semua kedekatan dimulai kepercayaan dulu Renata, lama-lama karena terbiasa akan tumbuh sesuaru !" jawab mas Dodi tersenyum.

"Entah mas, aku tidak tahu apa dia akan berubah atau tidak ! aku sendiri tidak mau merubah seseorang yang berbeda menjadi apa yang kita inginkan ! kalau benar, biarlah dari hatinya tanpa ada paksaan sama sekali !" jelasku kepada mas Dodi. Dia hanya mengangguk setuju.

"Itulah yang kusuka darimu Renata ! kamu tidak berubah sejak dulu aku mengenalmu !" mas Dodi tersenyum.

"Tapi waspada tetap perlu ya sayang ! diluar banyak musuh yang mengintai !" mas Dodi menasehatiku, aku mengangguk.

Malamnya pak Alex menjemputku di apartemen, sebenarnya aku belum percaya diri menggunakan pakaian serba wah seperti ini, tapi harus aku lakukan. Untuk yang lainnya aku punya dari jam tangan dan tasku yang dulu aku dapatkan dari beberapa klienku yang tak pernah aku pakai hanya kusimpan, termasuk dari om Hartono.

Pak Alex tertegun ketika melihatku, seperti baru melihat pertama kali aku seperti ini, padahal sering mungkin dengan Mayang atau Sandra.

"Kenapa pak ? ada yang salah ya ?" tanyaku.

"Tidak Renata, kamu benar-benar cantik !" kembali dia memujiku.

"Ah bapak bisa saja ! kan sering lihat yang seperti ini !" ujarku sambil tersenyum.

"Tapi kamu berbeda dengan yang lainnya !"

"Anu ... pak, apa semua ini sudah sesuai ?" tanyaku tentang penampilanku.

"Sudah cukup, bahkan berlebih !" jawabnya.

"Berlebih apanya pak ?" aku jadi bingung. Pak Alex malah tertawa.

"Bukan, dandananmu, pakaianmu tapi aura yang kamu pancarkan lah ! kamu tahu, kebanyakan wanita, mereka melihat dari sisi orang lain adalah pakaian bermerk, dari atas sampai kaki, sehingga aura dirinya seakan tertutup oleh apa yang dikenakannya. Sementara kamu berbeda, justru aura yang dimiliki dalam dirimu yang mendominasi ! aku yakin orang lain seperti tidak perduli apa merk di tubuhmu, yang ada pesonamu lah semuanya menjadi perhatian !" jelasnya. Aku tertegun mukaku memerah di pujinya.

"Bapak selalu berlebihan ! sudahlah pak, saya ini tidak berubah sama sekali, hanya dandan sedikit dan memakai pakaian cocok, yang kebetulan mahal hanya itu ! ayo kita pergi saja !" ujarku pak Alex hanya mengangguk saja dan kami pun berangkat.

Pesta pernikahan ini sangat besar dan mewah sekali, di adakan di sebuah hotel berbintang lima. Menurut info dari si bos, laki-lakinya adalah temannya, ayahnya seorang pejabat dan juga pengusaha sementara istrinya seorang artis. Makanya banyak infotaiment yang bergerombol di depan pintu acara dan itu tertutup bagi mereka, hanya ada layar tv di lobbby hotel untuk melihat. Para undangan dari rekan pengusaha dan para artis pun banyak berdatangan. Pantes saja aku dibelikan pakaian bagus dan mahal karena memang sesuai dengan acaranya yang seperti ini.

Kami pun masuk dengan membawa undangan sendiri yang dikirim khusus untuk para tamu, ini untuk meminimalisir tamu tak diundang. Pak Alex menulis namanya di buku undangan, tadi sempat ada di foto dan diwawancara, semua bertanya tentang siapa aku dan tentu saja karena berbeda dengan mantannya terdahulu. Tapi pak Alex tidak menjawab hanya tersenyum dan masuk.

Ternyata kami di beri tas kecil, sebagai tanda terima kasih atas kedatangannya ketika masuk aku tertegun dengan segala kemewahan yang ditampilkan di pernikahan ini banyak rangkaian bunga, di ujung ada panggung besar tempat kedua pengantin duduk. kiri kanan ada berbagai makanan tersaji dari prasmanan sampai warung kecil. aku merangkul lengan pak Alex itu pun tanpa sadar. kami seperti pasangan saja.

"Astaga aku tak percaya !" gumamnya dengan ekpresi terkejut, aku melirik ke arah panggung dan aku pun sama.

"Loh pak ... itu kan ?"

"Renata, bisa tidak disini kamu memanggilku mas atau abang !" bisiknya sangat dekat denganku, mukaku memerah. aku mengangguk.

"Betul itu Mayang ! aku juga terkejut kok bisa Johan temanku bisa bertekuk lutut dihadapannya !" mas Alex tak percaya. aku mulai mengerti.

"Mas, kayaknya dia engga tahu saja siapa Mayang itu !" jawabku dan mas Alex menatapku dan akhirnya mengangguk mengerti.

"Hmmm menarik !" ujarnya tersenyum.

Kami pun tiba dan kemudian bersalaman dengan kedua orang tua mempelai, dan kini sepasang pengantin bagai pangeran dan putri dandanannya. aku melihat seorang lelaki ganteng dan kini aku tertegun ternyata dia yang kulihat di klub waktu itu bersama pak Alex dan mereka bersalaman serta mengobrol singkat, dia sempat melirikku tajam apa dia masih mengenaliku. Kini perempuan yang menjadi istrinya yang membuatku agak terkejut perutnya agak membucit, hamil ? sikap Mayang biasa saja tapi ada aura puas dan sombong. kami hanya selewat, bahkan dia tidak melihatku sama sekali.

Kami tidak memperdulikan apapun tentang kejadian tadi, kami menyantap makanan yang dihidangkan. akhirnya gosip pun beredar di kalangan para tamu tentang pasangan pengantin. Tapi berbeda dengan pak Alex bamyak bertemu dan mengobrol dengan temannya, aku diperkenalkan sebagai kekasihnya yang baru ! hmm ... tidak apa-apa sih ... peranku sama saja dengan perempuan sebelumnya.

Bersambung ...