Aku kembali ke Jakarta dengan perasaan sedih dan bingung, ke mana harus mencari bapa sekarang.
"Mas terima kasih banyak ya atas pertolongannya ! saya selalu merepotkan mas Deni !" ujarku pada mas Deni.
"Kamu tuh ngomong apa, aku ini tak keberatan kok ! jadi sekarang kamu mau sebarin berita orang hilang di koran atau berita untuk mencari bapak mu ?" tanyanya, aku mengangguk.
Dan beberapa hari kemudian kulakukan itu, aku mendapat foto bapak dari bi Sum. Kalian pasti bertanya-tanya, rumah sudah tidak ada. Nah barang-barang peninggalan ibu sama bapa ada dimana termasuk ijasah sd ku dan lain-lainnya ? menurut bi Sum, semua barang-barang selama bapa di penjara dititipkan di rumah para keluarga bapa yang lain sementara yang paling penting ada di bi Sum.
Sudah satu bulan aku menunggu setelah menyebarkan berita kehilangan keluarga tetapi sampai saat ini belum ada kabar beritanya. Aku tetap bekerja memenuhi janji ku kepada ko Charlie selama 2 tahun, setelah itu aku bebas melakukan apapun.
Beberapa kali aku menerima telpon dari Bi Sum bertanya tentang kabar bapak, begitupun dengan ku kepada bi Sum.
--------------
"Kamu kenapa ?" aku terkejut dan melirik klienku.
"Ah maaf, mas!" kataku tersenyum menutupi kegelisahan hati.
"Dari tadi kamu melamun ?" klienku kali ini om Hendri dia dulu yang pertama aku berkerja sebagai wanita panggilan. Kini aku ada di Bali menemaninya.
"Sungguh tidak ada apa-apa kok !" aku bangun dan mengambil kimonoku untuk menutupi ketelanjanganku.
"Apa ini karena bapakmu !" aku menghela nafas dan mengangguk, aku merapikan rambutku yang acak-acakan setelah tadi kami habis bercinta.
"Mau minum mas ?" aku melirik kepadanya, dia mengangguk.
"Dingin atau panas ?" tanyaku lagi.
"Terserah, tapi kayaknya dingin ! aku mau mandi dulu !" mas Hendri tersenyum dia pun turun dan mengenakan kimononya dan menuju kamar mandi. sedang aku menuju kulkas kecil dan mengambil soft drink dan mengambil gelas. Aku pun juga membuka botol minuman dan menuangkan ke gelas. Tak berapa lama hp ku berdering ada sms rupanya aku pun membukanya dan terkejut itu dari mas Deni. ku ambil hp ku dan kutelpon dia.
"Mas beneran nih ? dimana ? iya besok lusa aku pulang kok ! tolong urus dia ya, maaf merepotkan !" aku menutup hp ada rasa bahagia di hatiku. Aku menghirup udara pantai dari balkon kamar di lantai 2 walau keadaan masih malam.
"Kamu sedang ngapain ?" aku terkejut dan membalik tubuhku ternyata mas Hendri sudah beres mandi.
"mas, bapakku sudah ketemu ! ia ada di tempat penampungan dinas sosial !" kataku. mas Hendri tersenyum.
"Syukurlah !"
"Aku mandi dulu ya ! oh ya minumnya sudah kubuat !" kataku kepada mas Hendri ia mengangguk.
"Laper engga ? mau makan apa ?" aku mengangguk.
"Terserah !" aku menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.
"Aku di bawah ya !" teriak mas Hendri dari luar kamar mandi.
"Iya ...!" teriakku. aku melanjutkan mandiku kali ini dengan rasa senang. Selesai mandi tubuhku terasa segar, aku menatap wajahku sampai saat ini semua masih asli belum diapa-apain beberapa waktu lalu aku bertemu temanku yaitu Mitha ketika masih di klub, dia kini sama pekerjaannya denganku cuman bedanya punya side job pekerjaan lain sebagai penyanyi dangdut di acara private bayarannya lumayan, begitu juga Imel pun sama.
Kami bertiga bertemu di sebuah mall tanpa sengaja di sebuah salon milik Dodi, aku sering kesana karena pertama kenal, yang kedua sudah cocok. Imel dan aku tidak jauh berbeda maksudnya tak begitu banyak berubah, berbeda dengan Mitha dia sudah melakukan berbagai operasi kecantikan yang sedang ngetrend dari sulam alis, bibir, kulit biar glowing dll.
Imel masih tetep imut dan centil tentu saja cantik, gaya bahasa juga pun tidak berubah.
"Aduh teteh makin cantik aja, ini teh !" sapanya kepadaku, rambutnya pendek sekarang.
"Ah Imel ! kamu juga cantik !" pujiku. Tak lama masuklah Mitha membawa beberapa tas belanjaan.
"Waduh, baru pulang belanja ya mba ?" tanyanya. Mitha tersenyum.
"Biasalah buat manggung entar ! doain mudah-mudahan bisa masuk tv !" jawabnya.
"Serius teh ! aduh hebat atuh !" ujar Imel. aku mengangguk.
"Iya kemarin ada tawaran dari pihak stasiun tv, acara dangdut gitu lah !" jawab Mitha.
"Iya teh, kami doain deh ! oh ya si kecil gimana ?" tanyaku.
"Ya untungnya ada ibu dan bapa lagi disini, jadi bantu ngurus cucu !" begitulah obrolan kami seru, sayang mas Dodinya tidak ada.
-----------
Aku keluar dan berganti baju dengan daster, setelah itu membereskan tempat tidur yang berantakan karena habis bercinta tadi. Aku pun turun ke bawah mas Hendri sedang menonton tv, setelah itu dia mengajakku makan malam yang sudah disiapkan di meja makan dan kami pun makan malam.
Setelah itu mengobrol sebentar dan kembali ke kamar untuk tidur, keesokan paginya aku bangun. Mas Hendri sudah duluan bangun dan juga tampak rapi, ia akan pergi sebentar karena ada pekerjaan. aku bangun dan ke kamar mandi cuci muka dan berkumur serta gosok gigi.
Dan setelah itu keluar menemaninya sarapan pagi, setelah itu ia pergi. Aku kembali ke kamar dan menelpon mas Deni, ingin tahu tentang keadaan bapa. Syukurlah semua baik-baik saja, bapa masih tidur pagi ini belum bangun.
Aku pun memutuskan untuk mandi, setelah selesai aku hanya menghabiskan waktuku di hotel tidak kemana-mana, mungkin nanti makan siang mas Hendri akan menjemput. ini ketiga kalinya aku menemani mas Hendri, dia termasuk pelanggan setia dan sedikit lelaki yang termasuk dekat dan baik.
Siangnya aku dan mas Hendri makan siang dengan masakan khas Bali, setelah itu berjalan-jalan ke pusat kota dan kembali ke hotel. Tak usah ku ceritakan apa yang terjadi malam harinya karena kami hanya mengobrol tak lebih. Keesokan harinya aku membereskan baju untuk pulang siang ini. Karena tugasku sudah selesai, sebenarnya kalau mau mas Hendri bisa kok memperpanjangnya semua terserah pelanggan dan tentu saja akan ada uang tambahan bila ingin lebih dari rencana. Tapi mas Hendri mengerti keinginanku untuk bertemu bapakku.
Aku pamitan padanya, aku minta tidak usah mengantar ke bandara. Ketika aku di lobi menunggu taksi yang akan membawaku ke bandara, aku melihat seorang perempuan cantik memang sudah berumur tapi masih anggun dan badannya bagus bersama dengan seoarang lelaki masuk ke lobi, awalnya biasa hanya tertarik dengan penampilannya. Tetapi pada akhirnya aku ingat wajahnya di sebuah foto yang ada di dompet seseorang, memang tidak sengaja terbuka dan itu ternyata istrinya mas Hendri !
Aku terdiam, mungkin saja itu anaknya ! aku tidak mau memikirkan masalah pribadi klienku, aku hanya bekerja setelah ku selesaikan itu artinya selesai pula sampai disitu. Taksi yang membawaku ke Bandara sudah tiba dan akhirnya pergi.Kini aku sedang berada di pesawat pulang ke Jakarta, mas Deni akan menjemputku sudah tak sabar aku ingin bertemu bapa.
Dan benar saja mas Deni menjemputku di bandara, di perjalanan ia bercerita tentang bagaimana bapak ditemukan, rupanya ada pegawai dinas sosial yang tahu berita tentang bapa kemudian menghubungi salah satu no telpon salah satunya mas Deni, aku memberikan foto dan identitas semua tentang bapaku padanya, mana tahu sedang kerja seperti sekarang dan untungnya pelangganku mas Hendri yang sudah tahu aku sejak awal.
Kami pun tiba di rumah mas Deni, istrinya sudah menunggu. Aku harus meminta maaf karena sudah banyak merepotkan mereka selama ini. ketika ku turun aku tertegun melihat seorang lelaki tua yang sekarang bertubuh kurus, rambut berwarna hampir seluruhnya abu-abu sedang duduk melamun di kursi depan rumah mas Deni, aku yakin itu bapa ! tak terasa air mataku meleleh ...
"Bapak ... !!
Bersambung ....