webnovel

ALEXANDER TANUSUBRATA

Perkenalkan namaku Alexander Samuel Tanusubrata atau panggilanku cukup Alex saja. Aku sekarang hidup bahagia dengan istriku tercinta bernama Renata, aku tahu itu bukan nama sebenarnya tapi itu tidak masalah. Ya tak ada rahasia diantara kami berdua. Kenapa ? karena ia mantan asistenku yang sekarang menjadi istriku tercinta. Tidak mudah dan juga penuh rintangan, cerita kisah perjuangan cinta kami berdua. Kami bagai dua dunia berbeda yang menjadi satu.

Bukan hanya status ekonomi, agama, latar belakang hidup kami pun berbeda. tapi karena cinta, kami dipersatukan menjadi suami istri. Aku harus akui dia adalah seorang wanita hebat. hanya dia seorang yang bisa membuatku menjadi seorang lelaki seutuhnya. Karena aku seorang gay ! dan aku sekarang di karuniai dua orang anak hasil cinta kami berdua.

Dan inilah cerita masa laluku sebelum aku bertemu dengan istriku Renata. Aku lahir dari keluarga kaya raya, tidak lah sombong. Kami sekeluarga berdarah chinese, kakek buyut dari ayahku berasal dari negeri tirai bambu tepatnya kota Shianghai yang kemudian bermigrasi tahun 30 an ke Indonesia. menetap di Surabaya dan kemudian membuka bisnis dan akhirnya berkembang pesat. Begitu juga ibuku yang juga sama berdarah chinese, cuman sejarah keluarganya lebih lama lagi dari ayahku yaitu sejak 1890 dan menetap di Semarang. Keluarganya punya bisnis juga dan berkembang pesat. Keduanya bertemu dan kemudian akhirnya menyatukan bisnis dua keluarga menjadi lebih besar lagi.

Aku anak bungsu dari 4 bersaudara. Kakak pertama cowok dan dua kakak perempuan di atasku, aku sendiri lebih dekat dengan kedua kakak perempuan dibanding kakak lelaki yang cukup jauh umurnya dibanding aku. Sebenarnya mamaku menyangka hanya cukup 3 anak saja. Tapi 3 tahun kemudian setelah kakak ketiga usianya sudah 5 tahun kala itu, mamaku justru hamil lagi dan aku lahir.

Karena anak bungsu aku termasuk agak dimanja, karena wajahku yang imut dan menggemaskan ketika aku kecil maka aku sering di jadikan objek bermain oleh kedua kakak perempuanku yaitu di dandani seperti perempuan. Tapi tidak lama, karena dimarahi oleh papaku, dia memang orangnya cukup keras dan disiplin terhadap ketiga kakakku dan aku juga. Walau aku dimanja tetap uang jajanku ketika sekolah di jatah. Bila kami lulus dengan nilai baik maka akan ada hadiah, apapun itu dari barang sampai jalan-jalan ke luar negeri. bila nakal tetap ada hukumannya.

Aku menyadari bahwa aku berbeda ketika usiaku 10 tahun, aku sudah mempunyai ketertarikan kepada sesama jenisku, walau aku gay tapi bukan banci alias kemayu, masa kecilku yang suka di dandani perempuan tidak membuatku melambai atau suka pake baju perempuan. aku tetap seperti lelaki pada umumnya yang suka olah raga apapun itu. Dari sepak bola sampai basket tapi hanya sebatas suka saja tidak menjalani atau mengikutinya secara khusus.

Aku termasuk pintar di sekolah, nilaiku selalu bagus, aku selalu masuk rangking 5 besar. Ketika kelas 1 SMP entah bagaimana ceritanya aku memutuskan come out kapada seluruh anggota besar keluargaku tepat di hari natal, disaat semua berkumpul. Tentu saja itu mengejutkan semua orang termasuk keluarga ku sendiri.

Walau menerima dan itu cukup mengejutkanku, tapi mereka belum sepenuhnya. Makanya kedua orang tuaku membawaku ke psikolog anak untuk di evaluasi kenapa aku menjadi seorang gay. Aku juga sempat mengobrol dengan pastor di gereja tempat keluarga sering berdoa dan beribadah. Dan pada akhirnya mereka menerima perbedaan itu.

Tapi sayang aku masih hijau dalam urusan asmara dan percintaan, ketika hasrat keinginanku untuk menjalin hubungan dengan lelaki karena rasa penasaranku yang cukup tinggi. Aku disekap dan diculik oleh seorang lelaki penipu. Bermula dari chatingan di sebuah web site khusus kaum gay. Dia mengaku anak SMU bahkan fotonya pun seperti itu tanpa disadari itu palsu, sedangkan aku dengan polosnya mengaku anak kelas 3 SMP bahkan menyertakan foto asliku. Hal itu tanpa diketahui oleh siapapun termasuk keluarga dan teman-temanku kecuali salah seorang sahabatku dia bernama Tiara seorang perempuan.

Di sekolah aku termasuk anak yang biasa, tidak populer banget. punyak banyak teman tapi hanya 1 orang saja yang menjadi seorang sahabatku sejak masih sd. aku percaya kepadanya dan sering cerita apapun termasuk orientasi yang berbedaku, ketika SMP sebenarnya sudah banyak perempuan yang suka padaku tapi memang aku tidak tertarik kepada mereka maka aku cuek sehingga mundur sendiri. Wajah imutku mulai sedikit berkurang ketika SMP.

Tiara sempat menasehati bahwa aku harus hati-hati di dunia maya kita tak pernah tahu siapa orang itu sebenarnya. baik laki-laki atau perempuan dan mungkin saja itu adalah suatu jebakan. sayangnya aku sudah terlanjur menyukai dan terbuka kepada cowok itu. Aku memang orangnya pintar tapi bodoh, percaya dengan rayuan seseorang. Dan apa yang dikatakan Tiara terbukti, dia hanya seorang penculik yang ingin meminta tebusan karena aku anak orang kaya.

Kami janjian di sebuah taman, dan memang ketika aku bertemu dengannya wajahnya sama dengan yang dikirimkan, dia mengajakku jalan-jalan dengan motornya aku ragu awalnya tapi dia membujukku dan mau, tepat di tengah jalan kami dihadang oleh sebuah mobil dan aku diculik rupanya dia bekerja sama dengan orang lain. Aku menangis dan meronta agar dilepas, tangan dan kakiku diikat dan mulutpun disumpal oleh kain. aku pingsan ketika salah seorang dari mereka memukulku.

Aku dibawa kesebuah rumah yang agak terpencil dari rumah penduduk. mereka meminta nomor telpon kedua orang tuaku. selama aku disekap aku menerima pelecehan seksual dari salah seorang lelaki yang sudah berumur usianya sekitar 30 tahunan, sedangkan yang lainnya tidak perduli. Akhirnya aku bisa selamat karena tanpa sengaja ada penduduk setempat melihat sesuatu yang dari rumah yang menculik agak mencurigakan dan akhirnya aku berhasil ia selamatkan, polisi berhasil menangkap mereka tanpa publikasi.

Setelah kejadian itu aku dipindahkan keluargaku ke Singapura aku pun bersekolah di sana sampai lulus SMU, di Singapura aku tinggal bersama pamanku yaitu om Hartono, ia orangnya unik, fashionable dari ujung kaki sampai rambut. Dia akhirnya menjadi tempat curhatku yang kedua setelah Tiara . Di Singapura aku sempat berpacaran dengan beberapa cowok yang rata-rata bule karena sekolahku Internasional.

Setelah lulus SMU aku melanjutkan kuliah ke Australia tepatnya di Sidney, selama disana aku mulai terbuka dengan orientasiku, sering ke klub malam khusus gay, bertemu banyak teman. Sayang lagi-lagi aku bodoh dalam menilai lelaki yang menjadi kekasihku, oh iya di dalam dunia gay ada bot dan top, ada menjadi cewek dan cowok. sejak pelecehan seksual ketika aku di culik aku menjadi seorang botty dan rata-rata yang menjadi pacarku adalah top. Tapi sekali lagi walau bot aku tidak ngondek ya ! sesekali saja, bila bertemu sesama botty yang sebagian besar seperti itu.

Di Sidney aku beberapa kali pacaran dan semua berakhir menyakitkan hati, rata-rata mereka selingkuh dan cowokku dari berbagai negara, rata-rata bule. Sejak itu aku memilih one night stand saja dan sebatas seks setelah itu selesai. Apakah aku tidak takut dengan penyakit HIV atau AIDS misalnya ? tentu saja aku takut.

Setelah lulus kuliah aku kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan pamanku di Jakarta. Setelah setahun aku berhenti dari aktifitas gay, aku kembali bertemu seorang cowok ketika salah seorang temanku mengajakku ke sebuah klub malam, namanya Rudi dia seorang lelaki normal alias Straight. Nah bagaimana ceritaku dengannya ...

Bersambung ...