webnovel

pertemuan Kedua

Ketika pertandingan basket akhirnya berakhir, Bintang adalah pahlawan lapangan, mencetak banyak poin dan membantu timnya meraih kemenangan.

Saat para pemain meninggalkan lapangan, Bintang dikelilingi oleh sekelompok cewek-cewek yang ingin berbicara dan mengambil foto dengannya.

Aria, yang juga berdiri di dekat sana, memperhatikan bagaimana Bintang dengan ramah menerima perhatian dari para penggemarnya. Dia tersenyum saat melihat betapa banyak teman-teman sekelasnya yang terkesan oleh Bintang.

Dalam hati, Aria berpikir, "Bintang benar-benar populer di sekolah ini, dan sepertinya dia benar-benar hebat di dalam dan di luar lapangan. Tidak heran banyak yang mengaguminya."

Ketika suasana di arena basket masih begitu ceria, tiba-tiba terdengar suara keras saat bola basket meluncur dengan cepat dari sudut lapangan yang berlawanan. Bola itu dengan cepat mendekati Aria yang saat itu sedang berdiri di dekat garis tepi lapangan.

Sebelum Aria bisa bereaksi, bola itu tiba-tiba mengenai kepalanya dengan keras. Aria merasakan rasa sakit yang tiba-tiba dan memegangi kepalanya yang terkena benturan. Rasa sakit yang menusuk membuatnya merasa pusing sejenak.

Tapi sebelum kebingungan itu bisa mereda, Bintang dengan cepat mendekatinya. Dia merasa kekhawatiran dan bersamaan dengan cemas dan berkata, "Apa kamu baik-baik saja? "

Aria, meskipun masih merasa sakit, tersenyum lembut pada Bintang, mengangguk sambil berkata, "aku baik-baik saja. Terima kasih telah menolong ku."

Bintang membantu Aria berdiri dengan hati-hati dan mengawasinya dengan perhatian. Insiden itu membuat mereka lebih mendekat.

Setelah memastikan bahwa Aria merasa cukup baik untuk berdiri, Bintang dengan lembut meletakkan lengannya di sekeliling bahu Aria untuk memberikannya dukungan. Dengan hati-hati, dia membantu Aria untuk berjalan menuju UKS (Unit Kesehatan Sekolah).

Aria, meskipun masih sedikit pusing akibat benturan bola, merasa nyaman dan terlindungi dengan Bintang yang memandunya dengan baik. Mereka berdua melangkah dengan hati-hati dan perlahan menuju UKS, sambil sesekali bercakap-cakap ringan untuk mengalihkan perhatian dari kejadian tadi.

"Maaf sekali lagi, Aku sungguh menyesal atas perbuatan temanku."

"Tidak apa-apa, Kejadian ini tidak bisa dihindari. Terima kasih telah menolongku."

Ketika mereka tiba di UKS, perawat di sana segera memberikan pertolongan pertama dan memeriksa kondisi Aria. Aria merasa bersyukur atas perhatian dan dukungan Bintang, yang selalu siap membantunya dalam situasi apapun.

Saat mereka berdua menunggu di UKS, Bintang akhirnya menanyakan kepada Aria tentang namanya.

"Maaf, aku belum tahu namamu. Siapa namamu?"

Aria: (sambil tersenyum) "Aku Aria. Terima kasih lagi"

"Senang berkenalan dengan mu, Aria. Tapi lebih penting lagi, apakah kepalamu sudah terasa lebih baik?"

"Iya, sudah terasa lebih baik sekarang. Ini hanya benturan kecil."

Mereka berdua tersenyum satu sama lain, dan Aria merasa senang bahwa dia telah berkenalan dengan Bintang. Kejadian tak terduga itu telah membawa mereka lebih dekat, dan Aria mulai merasa semakin dekat dengan pemain basket yang begitu baik hati ini.

Setelah pertanyaan Aria tentang namanya, Bintang tersenyum dan dengan ramah memperkenalkan diri.

"Senang berkenalan, Aria. Nama ku Bintang. aku adalah salah satu pemain basket di tim sekolah ini."

"Tentu, aku tahu. kamu memang hebat di lapangan, Bintang."

Bintang (tersenyum malu) "Terima kasih, Aria. aku harap kepalamu tidak terasa terlalu sakit. Jika ada yang bisa aku lakukan, beri tahu aku."

Baiklah

Aria: "kamu sudah cukup membantu dengan membawa ku ke sini, Bintang. Terima kasih."

Mereka terus berbincang-bincang, dan Aria merasa senang karena telah berkenalan dengan Bintang, yang ternyata lebih dari sekadar pemain basket yang hebat, dia juga sangat perhatian dan baik hati.