webnovel

King Of The Crown Island

Kisah ini bercerita tentang seseorang yang bernama Rhaka seorang Pria muda berumur 19thn, dia adalah seorang anak yatim piatu yang sedang berjuang mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. Namun siapa sangka, dahulu dia merupakan seorang Top Player di salah satu game vrmmorpg dan bahkan dia menyandang jabatan ketua dari guild terkenal yang bernama X-Strike, dan menjadi satu-satunya Player yang mendapat Julukan/Tittle The King kala itu. Waktu pun berlalu, kini bekal mulai habis, uang sewa yang terus naik di tiap tahun, dan tidak adanya satupun tempat kerja yang menerimanya membuat dia semakin frustasi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun datanglah seorang Pria misterius yang tampan dan berpakaian serba hitam mengulurkan tanganya dan membuat dia terlahir di dunia yang lain.

Big_M4n · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
45 Chs

Episode 6 - Aku Ingin Menang

Menjelang pertandingan kedua dimulai, dengan cepat para Hunter Class Mage Gagak Hitam memasuki arena, dengan sihir gabungan mereka mulai merekonstruksi kembali arena pertarungan yang saat itu cukup hancur.

"Para hadirin sekalian, apa kalian masih bersemangat!" Tanya Shiro kepada para penonton, dan di jawab dengan sorakan yang membuat arena semakin bergemuruh.

"Selanjutnya, mari kita panggil, inilah dia, Maggie! The Exotic Witch!" Seketika para penonton bersorak dan memanggil namanya.

"Maggie! Maggie! Maggie!" Sorak para penonton menyambut dan menyemangati Maggie.

"Aku duluan." Ucap Maggie kepada para peserta yang lain.

Di saat Maggie hendak meninggalkan ruangan tersebut Tsuhira memanggilnya "Maggie!" Maggie pun berhenti dan menoleh "Beri Lion sang apalah itu pelajaran!" Ucap Tsuhira dengan emosi yang membara.

"Maggie, semangat! kamu pasti bisa! Ucap Nero menyemangati.

Tanpa mereka sadari, rasa cemas yang mereka rasakan membuat mereka menjadi saling menyemangati satu sama lain.

" Ya," Maggie menganggukkan kepalanya "Aku berangkat!"

Maggie berjalan dan mulai memasuki arena dengan diiringi sorakan dari para penonton yang memanggil namanya.

"Akan kuberi pelajaran ke orang yang tidak punya belas kasih." Ucap Maggie dengan tatapan tajam kepada Lion.

"Hahaha... Dengar, saat dua Hunter bertarung, itu bukan olahraga, nyawamu dipertaruhkan, kalau kau sudah memutuskan seperti apa masa depanmu, kau tidak perlu lagi menghawatirkan ini." Sahut Lion sambil tersenyum.

"Pertandingan kedua, Lion melawan Maggie, Ready...! Fight!" Ucap Shiro memulai pertandingan.

"Mind Controller" Tanpa pikir panjang Maggie langsung menggunakan Skillnya.

Tiba-tiba saja langit menjadi gelap dan Maggie mulai melancarkan serangan dengan Skill Black Fire Ball miliknya, tanpa henti Maggie terus menerus menghujani Lion dengan bola api hitamnya.

"Sial, tidak ada habisnya." Lion berusaha menghindari bola hitam tersebut, karena dia tau bahwa bola hitam itu memiliki efek racun yang dapat mengurangi kecepatan lawannya.

Lion berusaha berlari mendekati Maggie, namun pergerakannya selalu berhasil di tutup dan di hentikan oleh bola hitam miliknya.

"Tidak ada cara lain!" Lion melompat ke udara untuk melakukan Rising Smash, namun saat hendak melompat sebuah petir menyambarnya.

"Duuaarr."

"Huwaaa..." Lion merasa sedikit kesakitan, armor logam miliknya yang rentan terhadap listrik membuat Damage Tunderbolt menjadi meningkat.

Saat lion terjatuh dan tergeletak, tiba-tiba beberapa akar berduri muncul dari lantai, dan dengan cepat akar itu langsung melilit tubuh Lion dengan sangat ketat.

"Hei, hei, ada apa?! apa yang terjadi?! Maggie bahkan belum menyerangnya!" Ucap Shiro.

"Apa yang terjadi? ini pertandingan penting! harusnya ini jadi seru!" Ucap salah satu penonton.

Dari pandangan Shiro dan yang lainya, Lion terlihat tergeletak di lantai dengan tubuh yang kaku seperti seolah tercengkram sesuatu.

"Lion! pertandingan baru saja dimulai... dan dia hanya tertidur kaku di lantai! tatapannya kosong dan dia tidak bergerak sama sekali! apakah ini kekuatan sihir milik Maggie?!" Ucap Shiro setelah melihat keanehan pada diri Lion.

Apa yang di lihat Lion selama ini ternyata hanyalah sebuah ilusi, namun setiap serangan yang diterimanya benar-benar mempengaruhi jumlah HP nya, dan apa yang di lihatnya sama sekali tidak terlihat oleh orang lain

"Aku menang." Ucap Maggie dalam hatinya dengan penuh percaya diri.

Sekujur tubuh Lion terbalut oleh akar berduri yang terus menguras HP nya, namun beruntung akar itu tidak melilit hingga kepalanya dan karena itu Lion masih bisa mengaktifkan Skillnya yang bernama Clear Essence, dengan Skill tersebut semua efek negatif dapat di netralisir termasuk sihir ilusi.

Langit mulai terlihat cerah kembali, saat itu Lion sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya terkena sihir ilusi, awalnya dirinya hanya berusaha untuk bisa lepas dari cengkraman akar berduri tersebut.

Namun Maggie berfikir sebaliknya, dia mengira Lion telah menyadari tentang sihir ilusi miliknya "hebat sekali, dia bisa menyadarinya secepat ini."

Maggie tidak memberikan kesempatan Lion untuk bergerak, dengan memanfaatkan kelemahan Lion dalam hal kecepatan, Maggie terus menerus membatasi pergerakan Lion dengan Sihir Penyegelan miliknya.

Saat Lion hendak melakukan Dash (Terjangan), tiba-tiba saja sebuah rantai muncul dari dalam tanah, dan dengan cepat melilit kaki sebelah kiri Lion dan menariknya hingga terjatuh.

Lion di seret dan di hantam berkali-kali oleh rantai tersebut, dan beberapa rantai yang lainnya muncul dan melilit tubuh Lion sambil terus membantingnya.

"Ya ampun, hempaskan dia Maggie! ini sungguh pemandangan yang sangat langka! sungguh tidak bisa di percaya, Maggie mempermalukan Hunter Peringkat #7!" Ucap Shiro.

Dalam pertarungan tersebut Maggie terlihat sangat berpengalaman saat melawan Class Paladin, dia nampaknya mengerti betul bagaimana cara membekukan lawan-lawannya dengan kemampuannya.

Lion berpikir sangat keras untuk bisa terlepas dari belunggu tersebut, dirinya mengetahui bahwa Skill Death Chain tersebut tidak memiliki waktu jeda dalam pemakaiannya, meskipun dirinya menggunakan Skill Clear Essence dan terlepas dari rantai tersebut, dirinya yakin bahwa Maggie tidak akan membiarkannya bergerak dengan bebas dan pasti akan menggunakan rantai-rantai itu lagi.

Maggie menggerakkan rantai-rantai itu dari jarak jauh, dengan tatapan yang tajam dan nafsu membunuh yang sangat tinggi.

Di saat Maggie merasakan pergerakan dari Lion lewat rantai-rantainya, dirinya dengan segera mengaktifkan Skill Lightning Chain dan menggabungkannya kepada Death Chain miliknya. Dan arus listrik pun mengalir dalam rantainya dan menyengat seluruh tubuh Lion.

"Huuwaaa...!!!" Untuk kedua kalinya Lion merasakan kesakitan yang jarang dia rasakan.

"Maggie Petualang yang baru mencapai Tingkat Dua, menunjukan kemampuan yang sebenarnya di depan Lion Sang Hunter Peringkat ke #7! ini benar-benar tidak terduga!" Ucap Shiro.

"Me-mengerikan sekali!" Ucap salah satu penonton.

"Aku bisa, aku pasti bisa!" Keringat mulai terlihat bercucuran di wajahnya.

Maggie menyadari bahwa menyerangnya dengan sihir yang kuat secara terus menerus dari awal pertarungan adalah sebuah kesalahan, tapi itu adalah satu-satunya cara untuk melawan Hunter yang lebih kuat darinya. Di balik energi sihirnya yang mulai menipis, dirinya berusaha sekuat tenaga untuk melampaui kemampuannya.

"Apa masih belum juga, baiklah aku akan menunggu, kita lihat sampai kapan kau bisa melakukannya." Lion Rank S Peringkat #7, peringkat tersebut bukanlah sekedar peringkat, jika bisa di raih hanya dengan lewat pertarungan saja semua orang tentu bisa melakukannya.

Pengetahuan Lion tentang kemampuan Class lain tentu tidak boleh di remehkan, dia mengetahui bahwa serangan-serangan yang di lancarkan Maggie terhadapnya tentu sangat menguras energi sihirnya.

Dengan mengandalkan kemampuan bertahannya yang kuat, Lion menunggu dan bersabar hingga Maggie mencapai batasnya.

Keringat pun bercucuran dengan derasnya, Maggie sudah hampir mencapai batasnya, namun Maggie telah memperhitungkan hal ini dan dia telah merencanakan sesuatu.

Dengan sisa sihir yang dimilikinya, Maggie berusaha mencoba membuka sebuah gerbang antar dimensi, dan mencoba memanggil beberapa Monster Mistis, karena energi sihirnya yang tinggal tersisa sedikit, membuatnya hanya bisa memanggil dua monster penjaga saja.

Secara acak beberapa monster terpanggil dan merekapun muncul dari gerbang tersebut, monster yang terpanggil itu adalah Keeper Gorr (Monster Penjaga Bumi) dan Keeper Tett (Monster Pengendali Petir).

"I-Itu! Keeper Tett dan Keeper Gorr!" Ucap Shiro dan seketika suara penonton bersorak dengan sangat keras.

"Ini sangat menarik! hanya di disini kita semua bisa melihat dengan dekat, Sang Monster Penjaga Alam! Ucap Shiro memeriahkan pertandingan tersebut.

"Keeper Tett, haha... sempurna sekali, sepertinya kali ini aku cukup beruntung." Terlihat senyuman manis di balik tarikan nafasnya yang berat.

Daya cengkram rantai yang melilit Lion pun mulai melemah dan perlahan rantai tersebut terlepas.

"Hahaha... waktunya bersenang-senang." Ketika rantai tersebut terlepas, Lion langsung menancapkan pedangnya ke tanah, dan munculah sorot cahaya kuning berbentuk melingkar dari atas langit menyinari Maggie, dan karena cahaya tersebut Maggie menjadi tidak bisa menggerakkan badannya.

"Hahaha... tetaplah disana, aku akan mula...," Belum selesai Lion berbicara, Keeper Gorr yang berada di belakangnya langsung menghantam bahu sebelah kirinya.

"Bbaamm."

Lion terlempar cukup keras hingga menghantam dinding pembatas arena, dan membuat pembatas tersebut sedikit bergetar.

"Se-serangan telak!" Ucap shiro.

"Argh, apaan tuh tadi." Lion sedikit kebingungan karena dirinya tidak menyadari kemunculan dua Monster Penjaga Alam tersebut. Karena saat Maggie memanggil Monster tersebut tubuh Lion seluruhnya benar-benar dibalut oleh rantai kematian hingga menutupi kepalanya.

"Penyihir itu tangguh sekali!" Ucap salah satu penonton.

Tanpa sebuah perintah Keeper Gorr langsung menerjang dan terus menyerang Lion tanpa henti.

Monster tersebut terlihat seolah mengerti apa yang harus dilakukan.

Sesungguhnya mengendalikan Monster Mistis itu tidaklah mudah, ada beberapa tingkatan dan level yang harus di capai untuk bisa memanggil dan mengendalikan monster tersebut, dan tentu mereka juga harus menjalin hubungan baik dengan monster yang di panggilnya itu, yang berarti dirinya harus melalui latihan pemanggilan yang cukup lama dan panjang, karena jika tidak, monster tersebut bisa saja menyerang hingga membunuh pemanggilnya sendiri.

"Sial, jika seperti ini, aku tidak akan bisa mendekatinya sama sekali." Sambil menghindar dan menahan serangan dari Keeper Gorr, Lion mencoba merencanakan sesuatu.

Maggie mencoba memulihkan energi sihirnya dengan di jaga oleh Keeper Tett di sebelahnya.

Lion mencoba mengatur pola hindarannya, setiap hindaran yang dirinya lakukan sedikit demi sedikit mengarah dan memperdekat jarak jangkauannya kepada Maggie.

Saat jarak semakin dekat, Lion dengan cepat membekukan Keeper Tett yang menjaga Maggie dengan Skill Light Prison miliknya, dan bersamaan dengan itu Lion melemparkan perisai miliknya ke arah Keeper Gorr.

Saat dirinya terbebas dari para Monster tersebut, dengan cepat Lion mengacungkan pedangnya ke atas dan mengaktifkan Skill pamungkas miliknya yang bernama Gods Punisment. Skill tersebut adalah Skill yang mengalahkan Rigen di babak pertama.

"Maaf, tapi aku harus menggunakannya! ku akui kau lebih kuat dari Si Guardian itu! Ucap Lion.

Kemudian ratusan cahaya berbentuk pedang pun muncul dan menghujani seluruh arena. Namun di saat detik-detik cahaya tersebut akan mengenai Maggie, dengan cepat Keeper Gorr menghantamkan tangannya ke lantai, dan seketika saja tanah yang keras muncul di sekeliling Maggie dan membuat kubah pelindung untuk melindunginya.

Cahaya pedang itu pun menghujani seluruh arena dengan derasnya.

kedua Monster itu pun binasa dan kembali ke dimensi asalnya.

Akan tetapi penyelamatan heroik yang di perlihatkan Keeper Gorr saat menyelamatkan Maggie di saat detik-detik kematiannya, membuat para penonton bersorak takjub hingga gemuruhnya menggetarkan seluruh arena pertarungan.

Meski akhirnya pelindung tersebut hancur karena tidak mampu menahan seluruh serangan yang dahsyat tersebut, setidaknya Maggie berhasil selamat karena pelindung milik Keeper Gorr berhasil menahan beberapa serangan pedang cahaya tersebut.

"Wah, Keeper Gorr berhasil melindunginya!" dia melakukanya dengan cepat! Ucap Shiro dengan sedikit terkejut.

Saat Lion melihat Maggie masih berdiri, dirinya langsung menerjangnya dengan Skill Demolisher Land miliknya.

"Bbaamm."

"Lambat!" Teriak Maggie.

Dengan sisa energi sihirnya Maggie berhasil menghindari serangan tersebut dengan Skill Teleportnya, dan Maggie langsung membalas menyerang balik dengan Death Chain miliknya.

Semua serangan Maggie kali ini dapat di hindari oleh Lion. "Refleks nya meningkat, sepertinya serangan itu tidak akan berpengaruh lagi padanya!" Ucap salah satu penonton.

Akan tetapi saat itu Maggie tidak sembarang menyerang, dia menggiring dan mengarahkan Lion ke suatu area yang telah dia persiapkan.

Hingga akhirnya Lion masuk kedalam perangkapnya, dan saat itu tubuhnya langsung kaku dan bobot senjatanya pun menjadi semakin berat, hingga membuat kedua senjatanya terjatuh.

Namun dengan cepat Lion menetralisir serangan tersebut dengan Clear Essence miliknya.

Lion mulai terlihat serius, dia langsung menggunakan beberapa Skillnya, termasuk Holy Barrier pun dia gunakan untuk menahan seluruh serangan Maggie, dan dengan agresif Lion terus menyerang dan memojokkan Maggie.

"Masih belum!" Maggie berusaha bertahan.

"Lion terus melanjutkan serangannya tanpa istirahat! tapi ini...?!" Ucap Shiro terkejut melihat perlawanan yang di lakukan Maggie.

"Karena umpannya tadi tidak bekerja, dia pasti putus asa." Ucap salah satu penonton.

"Hei, apa tidak masalah jika mereka tidak di hentikan?"

"Lion sudah keterlaluan, 'kan? Percakapan dari bangku penonton.

"Aku sudah tidak tahan melihatnya," Salah satu penonton berdiri dan berteriak "Hei, apa kau ingin menjadi Hunter dengan sikap seperti itu?! jika kekuatanmu memang sebesar itu, sebaiknya kalahkan lawanmu dengan cepat! jangan mempermainkan gadis yang sudah lemah!"

"Benar, benar!" Ada banyak ejekan dari bangku para penonton kepada Lion.

"Tapi, jujur saja aku juga merasa ...." Belum selesai Shiro berbicara dirinya langsung di tampar oleh Kyo Ren yang berada di sebelahnya.

"Ah jahat, apa yang kau lakukan?!"

"Kata siapa dia mempermainkannya? sudah berapa lama kalian menjadi petualang?" Kyo Ren membalas sahutan para penonton tersebut, dan semua penonton pun terdiam.

"Jika kalian mengatakannya tanpa dasar, kalian tak perlu melihatnya lagi dan pulang saja sana! Pulanglah, dan ganti pekerjaan kalian!" Tegas Kyo Ren.

"Lion saat ini sedang berhati-hati karena dia mengakui kehebatan lawannya yang telah berjuang sampai sejauh ini, justru dengan dia mengerahkan seluruh kekuatannya berarti dia bertarung dengan serius." Ucap Kyo Ren.

"Masih belum... sedikit lagi, aku pasti bisa." Maggie meyakinkan dirinya.

Pertarungan silih balas serangan pun berlangsung cukup lama.

"Sekaranglah saatnya... Terimakasih, Senior Lion... Karena telah bertarung dengan sungguh-sungguh." Ucap Maggie dengan terbata-bata dan nafas yang berat.

Saat mendengar perkataan Maggie tersebut, para petualang yang tadi telah mengolok-olok Lion merasa malu pada diri mereka sendiri.

Saat menyerang, Maggie terus berpindah tempat dengan Skill teleport dirinya, memancing Lion untuk terus menyerangnya, agar dia bisa menyiapkan senjatanya.

Lalu, dia mempersempit jarak pandang lawannya dengan menyerang membabi buta untuk membuat lawannya tidak sadar.

Dan kemudian, tanpa Lion sadari muncul awan hitam tebal di atas langit bergemuruh dan menyambarkan petirnya kepada Lion,

"Duaarrr... Duaarrr... Duaarrr..."

"Ba-badai petir!" Ucap Shiro.

"Meski sedang terpojok, dia bahkan mampu menyusun sebuah rencana yang menakutkan!" Ucap salah satu penonton.

Namun kerasnya gelegar petir tersebut tetap saja tidak mampu menembus pertahanan Holy Barrier milik Lion.

"Tubuhku sudah mencapai batasnya, tapi dia masih belum terluka sama sekali...."

Seandainya jika Lion tidak menggunakan Skill Holy Barrier nya mungkin Maggie sudah memenangkan pertandingan tersebut.

"Tapi aku tidak akan menyerah!" Teriak Maggie dan berlari ke arah Lion untuk menyerangnya.

Tapi tiba-tiba saja Maggie pun terjatuh dan tak mampu lagi untuk berdiri.

"Maggie tumbang!" Teriak Shiro.

"Tu-tubuhku... sudah tidak bisa... bergerak lagi..." Ucap Maggie dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Dia pasti sudah mencapai batasnya sejak tadi." Lion berjalan dan mencoba mendekati Maggie.

Maggie merangkak dan mencoba berdiri "A-Aku akan menjadi... Hu-Hunter!" Namun penglihatannya semakin meredup, dan diapun terjatuh kembali dan tidak sadarkan diri.

Kousie berdiri dan menghentikan pertandingan tersebut, tim penyembuh pun dengan cepat langsung memasuki arena dan memberikan pertolongan pertama.

"Ku akui, kau Hunter sejati." Ucap Lion.

Dalam pertarungan tersebut Maggie mampu menguras HP Lion hingga 29%, dengan menyisakan 5% jumlah HP miliknya.

"Pertarungan kedua ini... Oh, Maggie... Oh ya, pertarungan ini Lion yang menang." Melihat perjuangan Maggie membuat Shiro menjadi lemas dan merasa tidak tega.

"Lakukan yang benar, dong!" Ucap Kyo Ren yang ada di sampingnya.

"Baiklah, aku tahu, kok!"

"Kau terlalu melibatkan perasaan pribadi...." Tegur Kyo Ren.

"Babak kedua selesai! babak ketiga akan dimulai setelah istirahat sejenak! Ucap Shiro dan di balas dengan Sorakan gemuruh para penonton.

Bersambung.

Jangan lupa, like, vote, and comment ya guys. thanks.