Mendengar ocehan Fengzhui, nona Fengying langsung geram, dia tidak menyangka kalau Fengzhui mengetahui rencananya, karena Fengying hanya diam dan Fengzhui pun langsung pergi meninggalkan Fengying yang masih kepanasan.
"Kurang ajar kamu Fengzhui" batin Fengying sambil menggertakan giginya.
Setelah selesai dengan Fengzhui, Fengying segera masuk ke ruang rapat.
Beberapa saat kemudian rapat akhirnya selesai, perusahaan Feng akhirnya kembali memilih KI grup, merekapun menandatangani perjanjian yang berisi siapapun yang membatalkan kontrak akan menanggung kerugian yang banyak.
Selesai rapat Lion dan Hyun Ae kembali ke hotel.
Di dalam hotel Lion fokus memeriksa semua dokumennya, tiba-tiba dia teringat belum mengaktifkan handphonnya.
Segera dia mengambil handphonnya dan membuat panggilan untuk Nana.
📞"Lion, apa kamu baik-baik saja?". suara Nana terdengar sangat khawatir.
📞"Aku baik, bagaimana dengamu? apakah kamu merindukanku saat aku tidak ada di rumah?". goda Lion dengan tersenyum.
📞"Dalam mimpimu". ucap Nana dengan ketus.
📞"Oh ya, kalau begitu aku malas pulang ke Korea".
📞"Ahh... kenapa begitu? kamu harus pulang kasian perusahaanmu gak ada yang urus, kamu juga masih sakit, punggungmu perlu di obati".
📞"Aku bisa menjalankan perusahaan di manapun aku berada, nanti aku akan ke dokter".
📞"ya udah kalau begitu". Nana benar-benar kesal dan kehilangan kata-kata.
📞"haha Nana kenapa susah sekali mengatakan kalau kamu rindu, kalau kamu mengatakannya, sekarang juga aku akan kembali, tapi baiklah aku maklumi, aku akan tiba besok pagi di Korea, tapi aku akan langsung kantor jadi kalau kamu merindukanku, kamu bisa menemuiku di kantor" Setelah mengatakan itu Lion langsung menutup telponnya dan tertawa kegirangan di kamar, sedang Nana merasa kesal dan membanting handphonnya di tempat tidur.
Malampun tiba, Lion memerintahkan Hyun Ae untuk mengantar hadiah ke seseorang yang ada di kamar 455 di hotel Glori.
Karena harus buru-buru, Hyun Ae menitip hadiah itu di resepsionis.
Di kamar 455, Fengyin sudah siap dengan pakaian tipis dan seksi, beberapa anggur sudah tersaji di atas meja, dengan gelisah dia menunggu kedatangan Lion, tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu, Fengying langsung berlari namun dia kecewa saat membuka pintu.
"Ada titipan buat Nona". ucap resepsionis itu sambil menjulurkan kotak kado kecil.
Fengying mengangguk dan meraih kado itu, setelah itu dia segera menutup kembali pintu kamarnya dan membawa kado itu ke dalam.
Alangkah kagetnya dia waktu membuka kado yang ternyata berisi satu buah kartu yang dia berikan ke Lion dan sepucuk surat.
📄" Maaf nona Feng, saya tidak bisa menemui perempuan terhormat, cantik dan berharga seperti nona di sebuah hotel kalau bukan urusan pekerjaan terlebih di malam hari, semua karena saya ingin menjaga nama baik Nona, mungkin calon istri saya tidak ada apa-apa nya di mata Nona, tapi bagi saya dia adalah hal yang paling berarti dan saya tidak butuh pemberian apapun darinya, selain dia tetap bersama saya."
Setelah membaca surat itu, Fengying merasa malu sekaligus geram, tanpa sadar dia meremas surat kecil itu lalu melemparnya dengan kasar, dia benar-benar di buat frustasi oleh Lion.
"Sialan kamu Kim Lion, ternyata kamu hanya mempermainkanku". Batin Fengying menahan sakit hatinya.
Keesokan paginya, Nana terbangun dan teringat kalau hari ini Lion akan pulang, tapi dia lupa di bagian ketika Lion mengatakan kalau dia akan langsung ke kantor.
"Pelayan Gong, apakah Lion sudah bangun?". tanya Nana.
" Oh, tuan tidak pulang ke rumah, dia sekarang ada di kantor". jawab pelayan Gong.
Nana cemberut kalau bukan karena dia ingin bertemu Lion pagi ini, mungkin sudah dari kemarin dia pergi dari rumah Lion.
"Apakah Nona mau sarapan?". tanya pelayan Gong.
"Saya akan langsung ke kantor Lion saja". Setelah mengatakan itu, Nana bergegas kembali ke kamar Lion, dan membersihkan dirinya di kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Nana mulai kebingungan karena dia tidak mungkin menggunakan pakaian yang digunakannya kemarin, dia mencoba lagi menemukan kopernya tapi tidak ketemu, pelayanpun tidak mengetahui dimana Lion menaruh koper Nana.
"Aduhh.. aku harus pakai apa?". Nana menggaruk kepalanya dan melirik di sekeliling kamar dengan kesal.
Tiba-tiba pandanganya tertuju pada sebuah lemari kecil dan imut tepat di samping lemari kaca milik Lion.
"Perasaan terakhir kali aku memasuki ruangan pakaian ini, tidak ada lemari ini deh dan juga kemarin kenapa aku tidak meliahatnya?". Ucap Nana sambil menggaruk kepalanya.
Karena tidak bisa menahan rasa penasarannya, Nana langsung membuka lemari itu dan alangkah kagetnya dia ketika menemukan berbagai macam model pakaian perempuan di dalam lemari dan itu terlihat seperti pakaian mahal.
"Ohhh astaga, kenapa Lion menyimpan pakaian wanita?". Nana terkejut.
Nana langsung membuat panggilan ke Lion, tapi tidak diangkat, Nana menjadi semakin khawatir, tanpa fikir panjang lagi dia mengambil satu stel pakaian dari lemari itu dan langsung mengenakannya, setelah siap dia langsung naik taxi menuju kantor Lion.
Sesaat kemudian Nana sampai di kantor Lion, karena tidak menemukan Hyun Ae, Nana bertanya pada sekretaris Lion untungnya dia mengenal Nana.
"Nona, apakah tuan Lion ada di ruangannya? "tanya Nana.
"Tuan Lion sedang rapat, jadi silahkan nona tunggu!". Ucap sekretaris itu dengan sopan.
Nana tersenyum dan memgangguk, sementara menunggu Lion dia mengecek semua email yang masuk, anehnya dia tidak menerima email dari siapapun bahkan dari Lee Jun atau Yuri tidak ada.
"Apakah aku masih karyawan majalah bintang?, aku sudah lama ijin mungkinkah aku di pecat?" Nana menjadi khawatir.