webnovel

Wanita yang Kutunggu Akhirnya Kembali

"...Satu lagi..... bergerak lah bebas sesuai keinginan mu, seperti burung yang terbang bebas di angkasa..."

.

.

.

.

".....ah...iya ingatan ini, aku hampir melupakan nya"

"iya.....Miliya aku akan melakukan apapun dengan keinginan ku sekarang....."

"Maafkan aku karena hampir melupakan ucapan mu...."

Aku terbangun dari tidur ku...aku bermimpi Miliya mendatangi ku, dia mengingatkan ku kembali ucapan nya dulu

".....Na chan.....ada orang aneh di depan....."

"Dia bersama Senji....."

Zenovia seperti biasa masuk kamarku tanpa mengetok pintu ataupun permisi dahulu... ekspresi nya yang merenggut...itu sangat imut

"Na Chan...di aula depan...ada manusia yang mau menjodohimu dengan anaknya...."

"dia bilang...Na chan yang menginginkan kan nya"

Wajahnya yang cemas dan matanya yang berkaca-kaca itu sangat indah

"tenang dulu...siapa itu?"

"aku tak mengingat aku dijodohkan dengan orang lain"

"haaa...tidak mengingat?"

"jadi benar..... "

Dia menangis di pangkuanku.....

"ini tidak adil...Na chan ku diambil oleh orang lain"

"sudah ku bilang tenang dulu.....kita hampiri dulu mereka"

"ya....."

Menenangkan Zenovia yang sudah seperti itu tidak mudah...butuh beberapa menit untuk membuat nya tenang kembali... setelah itu kami ke aula tamu

"Nah...Senji.....ada keributan apa ini....."

"ah....paduka.....saya mohon maaf"

"ini hanya salah paham...."

"kami hanya menjahili Nona Venuz saja"

.

.

"apaaah....!!!!"

"Saya juga mohon maaf.....nona siapa?

"Zenovia Venuz....dasar!!!!"

"ahahaha...maaf maaf"

___________

Beberapa saat sebelum nya

Zenovia melihat Senji bersama seorang laki laki yang berpakaian rapi sebagai bangsawan

".....Nah Senji... siapa orang ini.....berani masuk ke sini"

"Tak ada izin dari Na chan, maka tak boleh....."

"ah....nona...Ven..."

.

.

.

[Tuan Senji..... wanita ini siapa.....?"

[ah....iya, dia wanita yang menyukai paduka Nauru]

[Dia sangat kuat jadi cobalah untuk tidak berbuat gegabah]

[ah iya...hehe]

[hehe.....?]

[ah....maaf aku hanya berpikir untuk menjahilinya....jika dia tergila gila dengan Raja Iblis Nauru]

[ah....itu.... sebaiknya jangan]

[sudahlah...ikuti saja aku]

[ya....]

Mereka berbisik di depan Zenovia... Zenovia yang melihat mereka berbisik sangar risih dibuatnya

.

.

.

"Hey kalian.....kenapa berbisik di depan ku"

"ah....maaf nona.....siapa?"

"Zenovia Venuz..."

Dengan bangga di mengucapkan nama itu..... padahal dia sebelum nya mengatakan bahwa dia mau membuang nama itu.... sungguh akting yang luar biasa

"ah....iya, Nona Venuz"

"Saya kesini...mau menjodohkan putri ku dengan Raja Iblis Nauru"

"apa...!!!"

Zenovia terkejut dan pipinya langsung memerah.....dia tak menyetujui nya

"....tidak, aku tak menyetujui nya"

"Tapi.....ini permintaan Raja Iblis Nauru"

"apa..."

Setelah mendengar itu .....dia berbalik dan pergi sambil menahan tangisnya..... setelah itu, kejadiannya seperti yang terjadi tadi.....

_____________

".....saya minta maaf atas keributan ini Raja Iblis Nauru"

".....ah iya tak apa..... aku hanya kaget Zenovia tiba tiba masuk dan membicarakan hal yang aneh"

"apaaa....!"

Dia menatapku dengan tatapan ingin menangis lagi

"Raja Iblis Nauru...aku ke sini ingin meminta bantuanmu...."

"....iya apa itu Raja Devith"

Yang datang adalah Raja Devith dari kerajaan Partevia

"Bisakah kita buka jalur perdagangan di dekat kastimu?"

"Banyak warga ku dan warga negara lain yang tak mau memasuki wilayah teritorial iblis...karna takut dengan pasuka Iblis yang mereka anggap sangat seram"

"karna harus memutar..... membuat pemakaian biaya sangat mahal....jadi saya meminta izin mu untuk membuka jalur perdagangan"

"ahh.....itu masalah mu"

"Baiklah akan aku siapakan"

"....ya terimakasih banyak Raja Iblis Nauru....."

"padahal aku tak melarang kalian untuk melewati jalur di dekat sini"

"tapi tak apa....apa, itu mungkin karna ketakutan mereka yang diwarisi oleh orang tua mereka"

"iya....paduka....."

"ah iya satu lagi...saya mohon ajakan anak laki-laki ku menjadi pasukan mu.....dari kecil dia sudah tertarik dengan pasukan iblis"

"sekalian anggap saja.....dia sebagai bentuk diplomat dari kerajaan ku, sebelum nya kita tak melakukan nya"

"....ah ya, dengan senang hati aku akan menerima nya"

Setelah berdiskusi.....dan Raja Devith pamit.....aku menyuruh Senji untuk menyiapkan segala yang harus dilakukan.....agar membuka jalur perdagangan

"Senji..... semuanya ku serahkan padamu, aku juga berpikir agar disini menjadi kota singgah untuk mereka sementara"

"itu dapat membuat ras iblis menjadi lebih baik lagi di mata mereka"

"baik.....rajaku"

Setelah semuanya selesai...aku mencoba ke sistem dunia untuk mengecek perkembangannya

Saat aku tiba...aku langsung mengidentifikasi nya... melihat nya mulai perlahan pulih.....itu membuat ku senang

[Nauru.....]

"apa.....suara siapa tadi.....!"

Ada suara yang terdengar di kepalaku.....aku tak mengetahui asal suara itu dari mana

[Nauru.....aku akan segera tiba]

[siapa itu.....apa itu...]

[akan segera tiba...?? Miliya?]

Setelah mengatakan itu.....suara itu tiba-tiba menghilang.....aku masih dibuat keheranan oleh suara itu

Sehabis mengecek sistem dunia....aku kembali ke kota tercinta ku...saat aku muncul semua orang terkejut dan langsung duduk menghormati ku

Tapi...di antara itu, ada seorang wanita yang akan melahirkan...dia terlihat sendiri di gang sempit di pemukiman

aku mendekati nya...tubuh yang lemas, dan wajah yang pucat...itu tak baik.....

"nah.....nona, kau tidak apa-apa?"

"iya.....saya baik baik saja....."

Saat dia melihat kearahku dia terkejut jika dia dihampiri oleh ku

"ah.....paduka Nauru, maafkan atas kelancangan saya"

"tidak.... apa-apa, terlebih kau harus istirahat "

"dimana suamimu?"

"aku hanya tinggal sendiri.....suamiku mati karna sakit saat anak dikandungan ku masih 3 bulan"

"ah.....ya baiklah, ikut aku sekarang"

"apa tak masalah paduka?"

"ya.... tenang saja, sudah kewajiban raja untuk melindungi rakyatnya"

"kita akan ke kastil....."

Aku menbawa wanita itu ke kastil.....dan langsung memanggil Shouka....dan Zenovia

"Shouka..... Zenovia....kemari"

"Na chan..... selamat datang"

"iya paduka?"

"tak ada banyak waktu..... tolong siapkan ruangan untuk melahirkan"

"okeh" "baik paduka"

Menyuruh mereka untuk menyiapkan semua yang diperlukan...aku mengurangi rasa sakit yang dideritanya menggunakan sihirku sampai semuanya siap

"paduka.....tak usah repot-repot"

"tidak..... tenang kan dirimu....kau harus menyimpan nya sampai kau selesai melahirkan"

"Na chan ruangannya sudah siap"

"ya.....aku minta tolong kepada kalian berdua, cobalah untuk membantunya melahirkan....aku akan melapisinya dengan sihir perlindungan"

"ya....."

Saat mereka masuk... entah kenapa aku seperti sedang panik menunggu kelahiran anak itu....

Teriakan seorang ibu yang sedang melahirkan... memenuhi ruangan itu sampai keluar....

Aku melihat jendela..... tiba-tiba langit yang tadinya terang berubah menjadi gelap dan badai petir bermunculan.....

"ada ...apa ini, aku merasa ini sangat berbeda dari hati sebelumnya"

Semuanya menjadi semakin mendebarkan saat hamparan petir terus menerus bermunculan...dan teriakan seorang ibu

Selesai.... semuanya kembali tenang.....aku mendengar tangisan bayi di didalam, aku berharap ibunya juga akan selamat...

"Zeno... bagaimana kondisinya....."

"ah.....Na chan, baik baik saja...bayi nya perempuan"

"tapi ibunya...sedang pingsan karna kehabisan tenaga"

"ah.....biar ku gendong"

Menggendong bayi itu.....aku melihat ada tanda yang berkilauan di belakang lehernya...itu adalah tanda Naga putih..... seperti milik Miliya

"ah... akhirnya...Miliya, kau kembali"

Aku menangis.....bahagia, melihat Miliya terlahir kembali...aku sangat bersyukur....

Aku berharap ingatanya tidak menghilang....

"Miliya...Miliya....."

Mendengar ku mengatakan itu.....dan melihat ekspresi wajah bahagia ku, Shouka.....dan Zenovia turut senang dan menangis

"Zeno....mohon jaga dia sampai ibunya bangun.....ada hal yang ingin ku lakukan"

"ya...."

Setelah itu aku terbang ke atas....dan mengaktifkan sihir penyiaran dunia...

"Wahai semua makhluk yang ada di dunia ini....dewa kalian...dewa yang kalian rindukan, akhirnya sudah terlahir kembali....dia terlahir di dalam ras iblis..... berbahagia lah kalian...Dewa Miliya terlahir kembali"

Setelah ku katakan itu....banyak orang yang bahagia mendengar nya sampai menangis...dewa yang mereka rindukan akhirnya kembali

Namun ada juga yang tak senang mendengar bahwa Miliya terlahir di ras iblis

Seluruh dunia...bahkan para kaisar iblis yang sedang berpencar pun mendengar kan, mereka sangat bahagia

.

.

.

.

Setelah mengatakan itu...aku kembali ke kastil dan melihat mereka, ibunya sudah bangun dan siuman

"nona.....siapa namamu?"

"namaku...Seriosa, Paduka"

"ya.....aku mengingatnya, kau sekarang dan anakmu akan tinggal disini"

"apa tak masalah paduka.....?"

"tidak apa apa..."

"...mau kau berikan anakmu dengan nama apa?"

"kalau itu...saya menyerah kan pemberian nama ke Paduka, karna Paduka yang menyelamatkan nyawaku dan putriku"

"apakah tidak masalah?"

"iya... silahkan padaku, aku akan senang menerima nya"

Dengan senyuman hangatnya dan kebahagiaan yang dia dapatkan, dia menyerahkan pemberian nama anaknya kepada ku

"baiklah..."

"anak ini...dewa utama dunia Miliya"

"aku memberimu nama...Neurosa"

"ya.....padaku, Neurosa.....nama itu sangat bagus dan cocok untuknya"

Zenovia yang melihat juga tersenyum... melihat ekspresi ku yang sangat senang

"baiklah... istirahat kan dirimu, juga jaga Neurosa.....aku akan mengaktifkan sihir perlindungan terkuat ku pada mu"

"ya....."

"Shouka...suruh semua pelayan mengikuti perintah Seriosa...."

"baik.....paduka"

Aku dan Zenovia keluar dari ruangan....

"Na...Na chan, kau tau darimana jika anak itu reinkarnasi Dewa Miliya?"

"itu.....aku masih mengingat, tanda istimewa Miliya yang tepat sama di belakang leher mereka"

"ah...baiklah"

"untuk sekarang.....kau istirahat lah, kau pasti lelah setelah membantu persalinan"

"ah ya .... akan ku lakukan"

.

.

.

.

.

"akhirnya Miliya.....kau kembali, aku senang melihat mu"

"kau juga terlahir kembali dalam ras iblis, itu sangat ku impikan"

"aku akan menjagamu sekarang "

.

.

.

.