webnovel

Kesan Pertama

Gelapnya malam menyelimuti kedinginan hati, di tambah suguhan angin yang kencang yang

menyejukkan seisi Sukma, dalam sujudnya dia berdoa agar di berikan jodoh yang mungkin bisa

menerima iya apa adanya.

Dia bangun dari suzudnya dan melakukan tahiat akhir, di akhir salamnya dia merasa berdosa

dengan Gundah gulana atas segala sesuatu yang terjadi kepada dirinya juga atas dosa dosa nya, yang

entah kapan akan terselesaikan dari menghindari perbuatan keji sampai pada mengakhirinya.

Selesai lah iya dari salamnya seketika ada angin menghembus kencang ke sela-sela kamarnya yang

membuat iya gemetar saat mengucapkan.

"yaa Allah" nafas nya tertahan dalam lamunan nya sedang membayangkan Allah SWT sedang melihat

nya dan iya berusaha mengeluarkan air mata nya karena konon katanya orang yang mengeluarkan air

mata saat berdoa maka doa nya mustajab.

"hamba lelah sendiri" mulailah kelopak mata nya bergelombang dan iya pun meresapi setiap asa

yang ada di dalam dada nya, membayangkan akan Allah SWT sedang mendengarkan setiap doanya

yang iya gertakan dalam hati.

"Yaa Tuhan ku, sungguh ku sangat yakin bahwa kau maha pengasih lagi maha penyayang" air matanya mulai mengalir dari kedua matanya yang di tatapkan ke atas langit seraya mengangkat kedua

tangan, angin terus berhembus dengan kencangnya menambah suasana keheningan malam menjadi

kelabu dan dalam doa iya katakan.

"aku ingin pendamping hidup".

Namanya Ryo dia lelaki sederhana yang bisa di bilang kekurangan harta, entah kenapa waktu SMP

dan SMA iya sangat populer tapi karena tekanan hidup nya dia sempat mengalami kegilaan dalam

istilah kedokteran dia mengidap skizofrenia.

Itu sebab nya dia saat ini sangat sulit mendapatkan pendamping hidup, hari-harinya iya dagang

rujak dan ia lakoni dengan penuh semangat untuk mendapatkan tambatan hati yang iya sudah

rindukan dari dahulu, dia selalu berpikir negatif akan perasaan Wanita kepada nya. Yahh setiap kali

ada wanita cantik yang membeli dagangan nya dia selalu merasa risih karena takut mendapatkan caci

maki dari setiap wanita, padahal belum tentu wanita yang membeli rujak nya dia itu seperti apa yang

ada di pikiran nya.

" a pesen satu porsi yah" seorang pembeli berparas cantik membeli rujak pada Ryo

"ok neng" dalam hati Ryo betapa indahnya ciptaan Tuhan yang terbentuk dalam wujud wanita

tersebut tapi dia pesimis dan berpikir mana mungkin ada yang mau sama pedagang kaki lima apalagi

mantan ODGJ seperti dia. Selesai lah di buatkan rujak satu porsi untuk wanita tersebut dan wanita itu

hanya bilang terimakasih tidak lebih karena sudah melayani dia dengan baik. Tak ada tanda tanda

bahwa dia akan jadi jodohnya, semua terasa sama dia seperti pembeli yang lain.

Wajah nya terbayang oleh Ryo sampai malam hati nya ingin sekali mengenal dia lebih dalam lagi

namun apa daya dia hanya pembeli biasa yang hanya akan datang jika membutuhkan dagangan nya.

Dalam lamunan malam dia menulis satu syair puisi untuk wanita yang tak iya kenali itu.

Sejuk saat menatap mu

Lamunan ku terbang dan aku tersipu

Akankah jiwa ini tenang saat bayang mu tak hilang

Akan kah aku senang jika kau sudah ada yang meminang

Tulisan kecil yang iya tulis di buku harian nya menandakan dia sedang jatuh cinta pada seorang gadis

yang mana hanya tau pada saat membeli dagangan nya saja, tak tau namanya, rumahnya,

perjaannya, dan yang paling penting dia sudah berkeluarga apa belum.

Keesokan harinya seperti biasa iya dagang di depan masjid di salah satu kampung tetangga. Tidak

jauh dari rumahnya hanya beberapa ratus meter saja dan tidak sampai 10km. Dia menunggu pembeli

sambil membaca buku karya imam Al Ghazali.

Tidak lama pembeli datang dan pergi Sili berganti, namun pembeli yang iya tunggu tunggu belum

datang juga, dalam hati nya berkata.

"yaa Tuhan jika dia baik untuk ku dekat kan lah jika dia buruk untuk ku maka jauhkan lah"

saat iya asyik baca buku tiba-tiba ada seorang Muazin yang sudah iya kenal semenjak pertama kali

iya dagang di sana

" hey yo gimana jualan nya lancar" sapa bapa Muazin itu yang sudah di ketahui namanya adalah

Bapak Diwan

" Alhamdulillah pak, ini juga berkat doa bapa hehe"

"yahh kalau lancar mah Alhamdulillah bapa selalu dukung"

"iya pak makasih" jawab Ryo Dengan sopan santun nya.

"oyah bentar lagi adzan Dzuhur bapa ke mesjid dulu yah nanti abis sholat kita ngobrol lagi"

"ohh iya pak siap"

yah memang Ryo Dengan bapa Wandi ini sudah akrab dan dari sikap Ryo yang selalu jujur dalam

berkata kata terlihat tidak melebih lebihkan dan tidak mengurangi perkataan yang seharusnya di

katakan. Sampai adzan Dzuhur penantian nya akan kedatangan pembeli wanita yang membuat hati

nya terpikat itu usai karena si wanita itu tidak membeli nya lagi tapi Ryo tidak putus Harapan karena

waktu masih berjalan bisa nunggu sampai sore di kala iya tutup atau bisa nunggu esok lagi.

"Allah hu Akbar Allah hu Akbar"

suara adzan pun berkumandang dan Ryo merapihkan dagangan nya dan dengan tenang nya menuju

tempat wudhu

" bismillah hirrahman nirrahim" ucap Ryo Sebelum memulai wudhu nya.

Selesaikan dari berwudhu dia masuk mesjid mendahulukan kaki kanan nya seraya mengucapkan

" Allahumagfirli dunubi waftahli abwaba rohmatika" dan Ryo pun duduk seraya menjawab adzan

yang di ku mandangkan Muazin itu.

Sehabis Muazin selesai daripada adzan nya iya pun membaca doa selesai adzan dan di lanjutkan

dengan sholat sunat qobliah. Setelah selesai sholat sunat qobliah iya menunggu imam dan yang lain

menyelesaikan sholat sunatnya, dan di sela-sela itu harapan Ryo ingin segera bertemu dengan

wanita yang pernah membeli jambunya itu.

Sehabis sholat Dzuhur Ryo kembali pada meja dagangannya itu dan menunggu pembeli sambil

mengupas jambu karena stoknya lumayan sedikit. Dan tiba tiba datanglah pak Diwan mengajak

ngobrol Ryo

" pokoknya bapa doain moga dagangan nya laris juga berkah selamat dunia akhirat" tutur pak Wandi

pada Ryo.

" aamiin pak makasih doa nya" jawab Ryo singkat karena ada rasa malu di hatinya

" gimana nih Yo udah ada calon belum, masa ngelajang Mulu"

"waahh pak, saya ga PD kalau deketin cewek, kan bapa tau sendiri saya ODs" (Orang dengan

skizofrenia)

"aahhh jangan berkecil hati, bapak doain pokonya moga cepat ketemu sama jodoh nya"

"aamiin" jawab Ryo dengan santun.

Mereka ngobrol panjang lebar kesana kemari dan sedikit di bumbui dengan canda dan akhirnya pak

Diwan pun memutuskan untuk pulang karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

Sampai sore tiba wanita yang di tunggu-tunggu itu pun tidak datang juga akhirnya Ryo memutuskan

untuk bereskan meja dagangannya dan menutup tempat jualannya. Di jemput lah iya oleh adiknya

yang bernama Rayi dan pulanglah Ryo dari tempat dagangnya itu.

Sesampainya di rumah Ryo menghitung pendapatan tadi dan setelah selesai ternyata mendapatkan

350rb.

"alhamdulillah" ucap Ryo bersyukur atas rezeki yang iya dapatkan hari ini.

"Rayi sini" ucap Ryo pada adiknya Rayi karena ingin memberinya upah, memang sehari-hari Ryo

selalu memberi adik nya upah karena sudah antar jemput dirinya.

"nihh buat beli rokok"

"ohh iya A makasih"

"iya sama-sama"

Ryo pun pergi ke kamar nya dan mengambil handuk untuk iya mandi dalam bayangannya iya masih

terbayang akan wanita yang pernah membeli rujak nya itu, sehabis mandi iya kembali menulis puisi.

Ohh nona

Kenapa kau tak datang kembali

Diri ini rindu kau ada di hadapan ku

Ingin bertanya siapa nama mu

Di tulis nya di buku harian nya kumpulan puisi-puisi juga kata-kata mutiara yang ada dalam benak

pikiran nya iya tuangkan di dalam buku hariannya. Malam pun tiba pukul 09:30 Ryo mengerjakan

sholat sunah tasbih di kamarnya, sehabis itu iya berdoa.

"yaa Allah, apa hamba salah memohon kepada Mu, kiranya engkau ridhoi hamba dengan dia maka

dekatkanlah hamba dengan dia yaa Allah, tapi jika engkau tak meridhoi nya maka jauhkanlah dia dan

hapuskan pula rasa cinta hamba kepada nya yaa Allah"

angin sejuk pun berdatangan silih berganti menembus pori-pori kulit Ryo tapi Ryo tidak gentar atau

merasa malas karena udara dingin yang iya rasakan, iya bersikukuh ingin berdoa kepada Allah SWT

untuk menyempurnakan agama nya dengan menjalankan sunah nabi yaitu menikah.

"yaa Tuhan ku, datangkan lah jodoh hamba siapa saja yang kau ridhoi, hamba mohon, hamba ingin

segera menyempurnakan agama hamba agar ibadah hamba bisa sempurna kepada Mu yaa Rabb"

Selesai nya berdoa Ryo mengusap muka nya dan membaca surat Al-Fatihah "aamiin" habis itu Ryo

mencoba tidur namun bayangkan wanita itu selalu saja menghantui nya, bagaikan surga yang di

harapkan sesama, cinta dalam hatinya makin mendalam walaupun hanya melihat nya sekali, dia

sangat merindukan wanita itu dan dia bertekad jika wanita itu membeli dagangan kembali maka iya

akan menambahkan porsinya lebih banyak lagi.