Raden yang melihatnya hanya bisa sweetdrop saja. Dihadapannya kini terlihat raut wajah kesal Athalia. Gadis itu tidak terima saat ia dilempari batu dari sisi lain retakan itu. Geraman kesal kembali muncul dari gadis penyandang gelar Raden Roro itu. "Roro… Tenanglah…" Ucapnya perlahan.
"Tidak bisa Raden! Budak ini sudah bersikap tidak sopan!" Jawabnya marahnya. Athalia kembali melempari 'budak' itu dengan batu. Kegiatan melemparnya hanya berhenti karena hari sudah mulai gelap. Bahkan setelah itu pun Athalia masih misuh-misuh kesal. Sang Raden hanya bisa tersenyum kecil melihatnya.
***
Rajnish menatap bingung pada toples berisi kupu-kupu dimejanya. Ada yang aneh tentang kupu-kupu itu. Tidak tidak, aku tidak bercerita tentang bentuknya yang aneh seperti yang diceritakan dalam buku-buku cerita dan buku dongeng. Melainkan warnanya. Kupu-kupu itu hanya berwarna hitam dan putih dengan sedikit corak berwarna abu-abu. Tak pernah sebelumnya ia melihat kupu-kupu dengan warna seperti itu. "Argh!" Rajnish meringis saat ia tanpa sengaja menekan memar di dahinya.
Agak mengejutkan para bawahannya saat melihat tuan mereka mengalami memar karena acara lempar melempar batu siang tadi. Meskipun tak dapat melihat lawannya, Rajnish akui bahwa sosok pelempar itu dapat melempar dengan akurat meskipun tak dapat melihatnya. Ia kemudian menghela napasnya kasar dan memilih untuk berbaring di kasurnya, bersiap untuk tidur. Baru saja memejamkan matanya, kening Rajnish tiba-tiba dilempari batu dari antah berantah.
***
Para prajurit kerajaan Zavascia menatap bingung pangeran mereka yang memiliki bercak kemerahan di dahinya. "Eung… Pangeran… Anu dahi anda…" Rajnish langsung menyuruh bawahannya itu diam setelah menyebutkan keadaan dahinya yang memerah.
Ia menatap kesal kearah retakan yang merupakan portal dimensi itu. Rajnish kemudian menghirup napasnya dalam-dalam dan berteriak kesal kearah portal itu. Menyampaikan kekesalannya karena di lempari batu saat akan tidur. Ia juga bingung, kenapa dia pasrah aja pas dilemparin dah? Aneh banget sumpah. Kek bukan dia aja. Tapi mari berpositif thinking, mungkin Rajnish hanya kelelahan saja makanya pasrah.
***
Athalia menatap kaget kearah asal suara yang berasal dari dalam retakan itu. Ia merasa seperti bermimpi saat mendengarnya. Ini juga sebenarnya dia yang gila atau dunia yang makin gila? Entahlah, Athalia tak tahu. Hanya Sang Hyang yang tau dunia ini makin gila atau apa. Diamnya Athalia membuat sang Raden yang melihat dari jauh bingung sejenak. Tak biasanya sang Roro diam mematung seperti itu. Apakah Roronya itu melihat makhluk halus atau apa? Entahlah.
"Ro-"
"Waaa!" Athalia terlonjak kaget saat merasakan tangan di bahunya. Sebelah tangannya berada tepat diatas jantungnya. Degup jantung berdetak kencang karena keterkejutannya.
"R-Raden…" Ucapnya lirih karena kaget. Sang Raden tersenyum kecil meminta maaf. Ia kemudian bertanya apa yang menyebabkan diamnya Athalia tadi. Athalia lalu menjelaskan bahwa ia mendengar suara aneh dari dalam retakan itu.
"Hmmm… Apakah mungkin ini mirip dengan yang ada dicerita-cerita yang bangsa asing buat?"
"Cerita?"
Raden mengangguk. Ia kemudian sadar bahwa Athalia tak pernah membaca buku-buku yang berasal dari bangsa asing yang dikirimkan kepadanya melalui pamannya. Raden pun menceritakan bahwa itu berasal dari sebuah buku bacaan dari suatu bangsa asing di Barat sana yang sayangnya bahasanya sendiri tidak pernah dipelajari oleh Athalia. Athalia pun mengangguk-angguk paham.
Setelahnya saja, keduanya bersiap-siap melakukan beberapa percobaan. Athalia tak lama kemudian muncul kembali dengan barang-barang yang diminta sang Raden.
#Percobaan Pertama : Melemparkan sebuah batu
Kedua anak bangsawan itu nampak sangat positif pada hal itu. Dan benar saja, batu itu berhasil melewatinya. Namun diantara lima batu yang dilemparkan, hanya berhasil tiga yang melewatinya. Itu artinya ada kemungkinan gagal saat melewatinya.
#Percobaan Kedua : Mengirimkan seekor makhluk hidup
"Mohon maafkan hamba Raden!" Sang Raden hanya bisa sweetdrop saat melihat hewan yang dibawa oleh Athalia. Sebenarnya ia tadi hanya memintanya membawakan seekor hewan kecil. Namun sepertinya Athalia tengah kelelahan jadi ia tidak begitu memperhatikannya. Alhasil hewan yang dibawa Athalia adalah tiga ekor kijang dengan satu ekor kijang jantan dan dua ekor kijang betina. Bahkan yang makin mengejutkannya, anak kijang dari kelompok itu mengikuti ketiga induknya.
Raden pun mencubit batang hidungnya dengan lelah. Sedangkan Athalia masih setia dengan posisi meminta maaf. Anak kijang itu kemudian mendekati Athalia perlahan, mengendus-endusnya. Duh, kalo gini kan Raden mana tega. Gemes pula si anak kijangnya ikutan duduk samping Athalia. Tapi gak papa, mari kita coba tega sekali-kali aja
…..
Enggak deng, Raden gak setega itu makasih
Radennya pun menyuruh Athalia mencari hewan lain. Kini, ia memintanya membawakan tiga hewan dengan ukuran yang berbeda. Selang beberapa menit, Athalia kembali membawa seekor serangga, seekor tupai dan seekor rusa jantan. Keduanya pun kini mengirimkan mereka secara teratur. Yang pertama adalah serangga, setelah menunggu beberapa saat, mereka mengansumsikan bahwa serangga itu selamat. Mereka kemudian melakukan hal yang sama kepada tupai dan rusa jantan itu.
#Percobaan Ketiga : Mengirim seorang manusia
Keduanya memandang satu sama lain. Tidak yakin dengan hal yang satu ini. Ditambah, siapa yang mau kesana? Ingin mengirimkan prajurit lainnya pun tidak bisa, semua prajurit yang ikut menemani mereka terlihat enggan pergi menyebranginya. Raden sendiri pun bukan tipe bangsawan yang suka memaksa. Hal sama berlaku pada Athalia. Selain itu, Athalia sendiri pun enggan melakukannya. Mereka pun akhirnya hanya diam saja, menunggu seseorang mengajukan diri secara sukarela.
***
Rajnish menatap heran kearah portal. Jika kemaren yang keluar adalah batu, sekarang malah berbagai macam hewan. Meskipun itu diawali dengan lemparan batu juga sih, tapi tetep aja ini kenapa ada hewan yang nongol coba? Mana keadaan hewannya mirip seperti kupu-kupu yang kemaren ditangkap prajuritnya. Sama-sama hitam putih. Rajnish pun kemudian menyuruh bawahannya untuk menangkap hewan-hewan itu.
Rajnish kemudian mendekati portal itu. Ia penasaran dengan dunia dibaliknya. Namun saat hampir melewatinya, ia melihat seekor tupai ketakutan tak jauh dari portal itu. Ia pun membungkuk untuk mengambil tupai itu. Saat bangkit berdiri kembali, Rajnis tidak memperhatikan kearah portal itu. Ia kemudian menoleh namun dikejutkan sebuah teriakan.
"AAAAAAA"
"AAAAAAAA"