webnovel

Kerajaan Valerian

“Tapi dia pria yang baik,” dia membantah dan melihat matanya menyipit karena perkataannya. “Dan aku bisa saja seorang pria yang jahat,” dia memperingatkan, “Sampai kamu berada di bawah perlindunganku, aku harap kamu jaga sikapmu dan patuh akan perintahku. Jangan biarkan seorang pria manapun menciummu, Katherine. Kami tidak ingin kamu jatuh ke tangan yang salah seperti sebelumnya, jadi ikuti saja perkataanku.” “Aku bukan milikmu, jadi aku tidak harus mendengar perkataanmu,” dia keceplosan dan merasa wajahnya memerah karena malu untuk yang kedua kalinya di malam itu, “Maksudku, kamu tidak bisa.” “Dasar bandel,” dia bergumam sebelum tangannya bergerak dari pinggangnya ke punggungnya, menariknya mendekat dan berbisik, “Apa kamu ingin menjadi milikku?” Tahun 1834 Sebuah masa kegelapan dimana mahluk-mahluk bayangan turun ke tanah manusia yang damai dan secara perlahan menunjukkan keberadaan mereka. Waktu dimana kerajaan-kerajaan diatur oleh persekongkolan, penghianatan, dan kebencian manusia tetapi tidak sadar bahwa mereka hanyalah para wayang. Dalang-dalang asli yang berada di balik layar adalah para mahluk bayangan, yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan apapun yang ada di depan mereka. Apakah yang terjadi ketika seorang gadis kecil menarik perhatian salah satu Raja berdarah murni? Akankah dia selamat dari urusan politik antara kerajaan ketika ada seorang Raja tampan yang ikut serta, dan juga yang tidak bisa dilupakan adalah adanya hantu yang mengikutinya kembali ke rumah.

ash_knight17 · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
125 Chs

Rahasia Yang Tak Terungkap – Bagian 2

Editor: AL_Squad

Silas dengan cepat berjalan ke mejanya dan mulai menulis sesuatu di atas kertas dan kemudian Katie mengintip untuk membaca 'Ikuti aku' membuatnya bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi.

Silas berjalan menuju ke arah pintu, langkah kakinya tidak membuat satu suara pun dimana biasanya berbunyi di atas lantai istana. Dengan sebuah gerakan cepat, dia memutar gagang pintu, membukanya untuk menunjukan pelayan yang melayani Katie berdiri di depan pintu.

"Tuan Silas," dia menundukan kepalanya.

Katie telah memastikan untuk berhati-hati ketika dia berjalan menuju ruangan Silas, dia telah begitu berhati-hati dengan setiap langkah, membuka telinga untuk suara apapun. Perasaannya mengenai pelayan itu benar. Tidak peduli betapa baik seseorang terlihat di depan Katie, gadis itu tidak seperti kelihatannya.

"Aku tidak mengingat telah meminta seseorang untuk berada di sini di jam seperti ini," dia bertanya kepada gadis pelayan itu, matanya menatap tajam padanya.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com